2. Keinginan

3.9K 463 45
                                    

Sebuah tamparan keras berhasil mengenai pipi Mark, disusul kemudian Mike yang terkena tamparan dari Ayahnya. 
"Bukankah Ayah sudah bilang? JANGAN SAMPAI ADA YANG TERSISA!" Jaehyun menatap kedua anaknya bergantian, setelah itu dia mendengus dan kembali duduk di kursinya.
"Sekarang apa yang harus Ayah katakan pada Tuan Kim?!" tanya Jaehyun, 

"Kami akan bertanggung jawab." ucap Mark.
"Of course, kalian harus kembali-" 

"Tidak." jawaban Mike membuat Jaehyun menoleh pada Mike, 
"Kau-"
"Kami akan bertanggung jawab sepenuhnya." Mike memotong ucapan Jaehyun, sang Ayah menatap kedua anaknya bergantian. 
"Jelaskan padaku apa yang terjadi." setelah itu Mark menjelaskan apa yang terjadi dan bagaimana mereka akan menangani kesalahan yang telah mereka buat. 

Mark dan Mike akhirnya keluar dari ruang kerja Ayahnya setelah satu jam kembali berdebat dengan Jaehyun. Mike menghela nafasnya, 
"Dia sangat keras kepala sepertimu." ucap Mike. 
"Kau juga, bodoh." Mark menoyor kepala adiknya itu, setelah itu mereka pergi ke kamar. 

Mike dan Mark Jung, dua bersaudara yang merupakan mahasiswa jurusan managemen keuangan. Selain dikenal dengan paras tampannya yang membuat mereka menjadi wajah fakultas, si kembar dikenal dengan kepintaran mereka. Yang pasti setelah semua nilai plus itu, ada nilai jelek yaitu sifat mereka yang terlalu dingin dan cuek jika dirasa mereka tidak mengenal atau harus berhubungan dengan orang itu. 

Mark lahir lima belas menit sebelum Mike, dan sekarang mereka sudah menginjak semester ke tiga masa kuliah. Mark merebahkan tubuhnya diatas kasur, kamar mereka memang dalam satu ruangan luas, namun letak kasur mereka lumayan jauh. 

"Bagaimana jika kita tidak berhasil?" tanya Mark,
"Kita akan berhasil, dia sedang tidak punya pijakan sekarang." Mike membalas sembari melepaskan bajunya, berniat untuk mandi. 

"Lagipula kenapa jadi terlalu bersimpati padanya?" Mike bertanya sembari menatap Mark dari jauh, namun kakaknya itu tak membalas, membuat Mike memilih untuk undur diri dan pergi mandi.
"Seharusnya aku tidak memulai semua ini." gumam Mark.




Ketika Mark membuka matanya, dunia sudah berganti hari dan matahari sudah muncul. Dia menoleh ke samping dan melihat adiknya masih tertidur. 
"Kebiasaan." gumam Mark. Ia sudah tak marah lagi jika Mike tidur dikasurnya, ia kemudian bangkit dan menuju ke kamar mandi, hari ini kelas mereka akan dimulai pukul sebelas dan sekarang masih pukul delapan pagi. 

Baru saja Mark hendak masuk ke dalam kamar mandi, ponselnya berbunyi tanda ada panggilan masuk. Saat Mark melihat nama pemanggil ia hanya bisa menghela nafas, 
"Kali ini apalagi?" tanya Mark begitu dia mengangkat panggilan. 
"Kali ini aku sungguhan Mark, aku hamil." mendengar itu Mark menghembuskan nafas, 
"Oh ya? Temui aku di belakang gedung FEB jam satu." setelah itu Mark memutuskan panggilan secara sepihak dan melempar ponselnya asal ke meja karena kesal. 

Mark melepas semua pakaiannya sebelum mengguyur tubuhnya dengan air shower, baru beberapa menit otaknya kembali membawanya ke ingatan dimana dia memilih untuk menyelamatkan nyawa seseorang untuk pertama kalinya padahal dirinya juga sedang dalam bahaya. Bagaimana wajah pasrah dan memohon itu menampakkan diri membuat Mark tidak tega membiarkannya mati dalam kecelakaan yang disengaja itu. 

Mark mengusap wajahnya, semuanya menjadi kacau karena satu orang. 
"Harus bagaimana rencana selanjutnya?" gumam Mark. 
"Kau membayangkan hal kotor?" suara itu membuat Mark keluar dari lamunannya, ia melihat Mike yang entah sejak kapan berdiri disampingnya sembari menggosok gigi. 

"Ck, aku bukan dirimu." balas Mark yang membuat Mike tertawa kecil. 
"Aku tahu, ini pasti Karina kan?" tanya Mike. 
"Jangan sok tau." balas Mark.
"Aku memang tau, bukan sok tau." Mike kemudian berkumur dan Mark memilih untuk menyelesaikan mandinya lebih cepat. 

SUGAR CRIME (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang