9. Awal

2.3K 323 9
                                    

Mark berjalan keluar dari kamarnya, Mike sudah pergi untuk menemui teman dan dosen untuk membahas tentang acara fakultas. Sedangkan dia dan Haechan masih di apartemen, setelah Mark mengumpulkan segala informasi dan apa yang akan dia katakan pada Haechan dia sudah siap untuk menemui Haechan dan menjelaskan semuanya. Mark menemukan Haechan yang sedang duduk di sofa, sembari menikmati camilan. 

"Haechan, kau ada waktu?" tanya Mark. 
"Menurutmu apa aku terlihat seperti sedang sibuk, Mark?" Haechan menjawab dengan nada sarkas, ia mengubah posisinya menjadi duduk dan memberikan tempat agar Mark bisa duduk disampingnya. 
"Ada apa?" tanya Haechan setelah Mark duduk tanpa memperhatikan apa yang dilakukan oleh Mark, 
"Aku sudah menemukan siapa yang melakukan penculikan padamu kemarin." mendengar hal itu langsung membuat Haechan menatap Mark, pria itu entah sadar atau tidak sadar menarik dagu Haechan hingga keduanya berhadapan.

"Apa kau mempercayaiku, Haechan?" pertanyaan Mark terlalu tiba-tiba, tapi Haechan juga tak punya jawaban lain. 
"Memang aku punya siapa lagi selain kalian?" tanyanya balik. Mark tersenyum, ia kemudian menjauhkan wajahnya dan duduk seperti semula. 

"Jika kau perlu bukti kau bisa membuka komputer di ruang kerja kami dan membahasnya disana." 
"Tidak perlu." 

"Kau mau menyusun rencanamu sendiri atau memakai caraku?" pertanyaan dari Mark membuat Haechan diam untuk berpikir sejenak, 
"Mari dengarkan rencanamu dan akan kuberikan koreksi." Haechan berucap. 

Setelah itu Mark menjelaskan rencananya pada Haechan dan si manis memberikan beberapa tambahan pada rencana Mark sesuai dengan yang dia inginkan. Ia sudah tak terkejut mendengar nama yang keluar dari bibir Mark, pelaku atas penculikannya kemarin. 

Haechan menyandarkan kepala ke bahu Mark setelah mereka selesai membahas rencana, "Mereka menjadi semakin kejam setelah kedua orang tuaku meninggal." tutur Haechan, kenyatannya memang seperti itu. Bagaikan binatang buas yang diberikan makanan kesukaannya, Haechan dianggap remeh disini.

"Aku akan menunjukkan seberapa kuat diriku." mendengar itu Mark tersenyum kecil, ia mengusap kepala Haechan. 
"Kami disini untuk membantumu." ujar Mark.
"Memang, itulah gunanya pacar." sahut Haechan. 

Apa mereka benar-benar sepasang kekasih? Rasa suka itu, seperti apa?

Mark berdiri, "Mau pergi? akan ku tunjukkan beberapa hal padamu. Tentang aku, dan Mike." mendengar itu tentu saja Haechan menganggukkan kepalanya dengan antusias dan berdiri. Dia harus mengetahui bagaimana partener-nya ini. 

"Ayo, seharusnya memang tidak ada rahasia diantara sepasang kekasih, kan?" Haechan berjalan mendahului Mark masih dengan bungkus snack dalam pelukan lengan kirinya. Ia pun tak berniat ganti baju, baju rumahan ini terlalu nyaman untuknya dan malas untuk melepas. 

 Tentu saja perihal ini Mark sudah memikirkan semuanya, tak semua rahasia dan kehidupannya akan dia beritahukan pada Haechan. Akan terlalu beresiko, dia juga harus mempersiapkan Haechan untuk kedepannya agar tidak terkejut dengan bagaimana mereka saat beraksi nantinya. Setidaknya Haechan sudah tahu sedikit.





Haechan mengambil satu kaleng bir yang ada di meja kerja entah milik siapa, tapi Mark bilang orangnya akan segera datang.
"Namanya Doyoung, dia tangan kanan kami. Yang mencarikan semua data dan mengawasi target jika kami ada di lapangan." ucap Mark, pria itu duduk di single bed milik Doyoung.

"Kami pembunuh bayaran." Haechan terdiam sejenak mendengar ucapan Mark, dia saja masih terkejut melihat Mike memegang pistol, dan masih ingat bagaimana dua orang itu membantunya dalam membunuh orang yang menggangu keluargnya. Fakta ini antara mengejutkan dan tidak mengejutkan.

SUGAR CRIME (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang