Haechan kini berdiri berhadapan dengan Mark dan Mike, ketiganya kini sedang berada di ruang latihan orchestra kampus.
"Jadi bisa jelaskan apa yang terjadi dan kenapa aku yang kalian seret?" tanya Haechan, sejak mereka dekat karena acara kepanitiaan ini Haechan tidak merasa ingin berteman lebih dekat dengan Mark, chat saja jarang jika tidak perihal pekerjaan."Kau memang sudah masuk permainan dari awal." ucap Mark.
"Kalian menjadikanku bahan taruhan?" tanya Haechan.
"Tidak, kau memang sudah ada sejak awal." jawaban Mike membuat Haechan semakin bingung, dia sedang tidak mau diganggu astaga. Bisakah hidupnya tenang untuk beberapa hari ini saja? keluarganya baru saja dibantai dan Haechan bahkan belum selesai bersedih."Baiklah, anggap tidak terjadi apa-apa hari ini dan aku juga akan melupakannya. Kuanggap kalian sedang memerlukan bantuanku." Haechan hendak pergi darisana namun sepertinya Mark dan Mike tidak memperbolehkan.
"Tidak ada yang memberikanmu izin untuk keluar darisini." ucap Mike sembari menahan tangan Haechan agar tidak pergi.
"Apa mau kalian?" tanya Haechan.
"Aku ingin kau menjadi kekasih kami, Haechan." jawaban dari Mark sungguh diluar dugaan, Haechan mengerutkan keningnya. Hey, apakah di film romansa cara orang menyatakan cinta seperti ini?"Aku tau kalian berdua terkenal, tapi aku tidak tertarik meskipun menjadi kekasih kalian akan menjadi sorotan kampus." ucap Haechan.
"Yang harus kau tau adalah-" Mike menarik tangan Haechan hingga wajah mereka bertatapn, terlampau dekat sampai ujung hidung mereka saling bersentuhan.
"Kami tidak bisa menerima penolakan." Mike melanjutnya ucapannya,"Apa-apaan ini?!"
Haechan menghempaskan tangan Mike kemudian menatap Mark dan Mike bergantian. "Kenapa harus aku? jika aku menyebarkan perilaku kalian ini, reputasi kalian akan hancur. Kalian mau aku melakukannya?" tanya Haechan.
"Coba saja, atau perusahaan keluargamu yang akan hancur Haechan. Ingat, perusahaan Ayahmu sekarang sedang menjadi incaran para paman dan bibimu." ucapan Mark seakan membawa Haechan pada kenyataan, dia adalah penerus perusahaan Ayahnya, ia tidak bisa membiarkan perusahaan itu jatuh begitu saja pada tangan orang yang salah. Dia harus bisa mengendalikan perusahaannya.
Setau Haechan, Mark dan Mike adalah putera dari pemilik perusahaan saham terbesar. Untuk saat ini Haechan tidak bisa mempercayai siapapun, tapi...
Mata Haechan menatap Mark dan Mike yang masih berdiri didepannya. "Kau jadi kekasih kami dan perusahaanmu akan selamat, aku tahu kau masih kurang pengetahuan tentang jalannya perusahaan." ucap Mark.
Haechan dibuat kembali berpikir, haruskah dia menerima tawaran mereka? "Aku juga harus membalaskan dendam kedua orang tuaku secepatnya."
"Biarkan aku berpikir." ujar Haechan,
"Baik, tiga detik. Satu-" Haechan terkejut dengan ucapan Mike, DIA PIKIR SEDANG KUIS DADAKAN?"Aku-"
"Dua."
"Ti-"
"Argh! Iya!" Haechan tidak bisa menolak pada akhirnya, toh kalau Haechan menolak sepertinya Mark dan Mike tidak peduli dan tetap menganggap mereka menjalin hubungan."Good boy, kau pasti sangat menyayangi perusahaan keluargamu itu." ucap Mike sembari mengusap pipi Haechan yang langsung ditampik oleh Haechan.
"Aku mau pulang, urusan kita sudah selesai." Haechan yang ingin pergi lagi-lagi ditahan tangannya, namun kali ini Mark yang melakukannya."Mulai saat ini, kau akan pergi bersama dengan kami. Kemanapun itu." ucap Mark sebelum menggandeng tangan Haechan dan mereka bertiga keluar dari ruang latihan orchestra.
Ini adalah kesalahan Haechan dalam mengambil langkah, Haechan merasa kalau semua ini adalah hal yang salah sejak awal, meskipun dia melakukan ini untuk menyelamatkan perusahaan keluarganya tetapi ini salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR CRIME (END)
FanfictionJatuh cinta pada Mark dan Mike adalah salah satu hal terburuk yang pernah aku lakukan. Tapi, merekalah yang membuatku tetap hidup hingga sekarang. -Haechan ----------------------------------------------------------------------------------- Mereka se...