31. Paris dan sendiri

986 138 8
                                    

"Tuan, anda sudah sampai ditujuan." Haechan yang tertidur dengan penutup mata dibangunkan oleh seorang pramugari. Haechan membuka matanya dan melihat ke sekitar, oh sudah sepi, memang sepi sih karena hanya dia yang menggunakan first class hari ini. 
"Terimakasih." setelah itu Haechan bangkit dari kursi penumpang dan berjalan keluar dari pesawat, hanya tas kecil yang dia bawa. 

Seseorang sudah menjemput Haechan dibandara dan membawa Haechan menuju ke hotel yang sudah disewakan oleh Doyoung, hotel bintang lima tentunya, dengan pemandangan menara eifel dari sini. 

Haechan langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur king size, sangat lembut dan nyaman, bau lilin aroma vanilla memenuhi kamar itu. 
"Aku tidak tahu bagaimana ceritanya, tetapi apa penyebab Mark meninggal waktu itu?" gumam Haechan sambil melihat ke langit-langit kamar. 
"Tapi...kenapa harus anak kita? Apa semuanya sudah direncanakan sejak awal? Apa termasuk dalam perjanjian juga?" anak itu akhirnya terisak, penyebab kematian kedua buah hatinya adalah suaminya sendiri, tetapi untuk alasan yang bahkan Haechan juga tidak bisa memilih. Jaehyun juga menjelaskan kalau dalam perjanjian Johnny dan Ten setuju untuk mengorbankan cucu pertama mereka untuk menjadi tumbal demi nyawa Mark. 

Hidup ini memang terlalu kejam untuk Haechan, dia bahkan tidak bisa memilih. Dia bahkan harus kehilangan buah hatinya yang dinantinya selama ini. Tapi dia juga tidak bisa membayangkan kalau dia kehilangan Mark. 
"Semuanya sekarang sangat rumit." setelah beberapa saat menangis, Haechan mengusap wajahnya dan membersihkan air mata yang membasahi pipi. 
"Aku datang kesini untuk menenangkan diriku dan menyembuhkan hatiku. Jangan terlalu terpaku pada yang lalu, Mark masih hidup, dan hidup memang selalu tentang pilihan." Haechan mendudukkan dirinya, 

"Keputusan itu bahkan aku tidak bisa melakukannya." Haechan mencoba untuk berpikir positif agar dia tidak terlalu larut dalam kesedihannya, di dalam dompetnya dia menyimpan foto usg anak-anaknya saat memasuki bulan terakhir, hari terakhir Haechan bisa melihat mereka. 

"Mereka pasti bahagia bersama Papa dan Papi di atas sana." Haechan bangkit dari posisinya, berjalan menuju ke jendela dan menikmati pemandangan yang ada, pemandangan malam Paris dan menara eiffel. Cukup menenangkan Haechan, 

Karena tubuhnya masih perlu adaptasi, maka Haechan memutuskan untuk memesan layanan pesan makanan untuk makan malam kali ini, baru besok dia akan pergi berjalan-jalan.  


Berbeda dengan Haechan yang menikmati malamnya, Mark dan Mike yang baru kembali sore harinya kini saling menatap ketika merasakan dirumah tidak ada bau feromon Haechan sama sekali. 
"Apa dia meninggalkan pesan?" tanya Mark, mereka berdua dengan segera mengecek ponsel dan tidak menemukan pesan apapun dari Haechan. Mike berjalan menuju ke kamar, dia menemukan ponsel bahkan hingga dompet Haechan disana. 

"Hubungi Renjun." mendengar perintah dari Mark, Mike langsung menelfon Renjun dan menanyakan keberadaan Haechan, 
"Haechan? Dia tidak menghubungiku akhir akhir ini."  
"Baiklah, terimakasih." Mike langsung memutus sambungan setelahnya,

"Kemana anak itu, coba kau cari." kepala Mike mengangguk, ia langsung pergi ke ruang kerjanya untuk mencari dimana Haechan berada sekarang. Mark berdiri disamping Mike, menunggu saudaranya melakukan tugas. 

Mau bagaimanapun cara Haechan melarikan diri dari kedua saudara itu, Mark dan Mike pasti menemukan dimana anak itu pergi.
"Penerbangan ke Paris." 
"Siapkan jet sekarang." keputusan itu tentu saja tidak perlu memerlukan persetujuan dari Mike karena tentu saja Mike akan setuju. 





SUGAR CRIME (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang