21. Rencana

1.3K 192 8
                                    

Malam ini mereka pergi ke kediaman keluarga Mark dan Mike, dimana Jaehyun pasti sudah menunggu dengan berbagai omongannya, pasti akan lama. Haechan sedari tadi tidak melepaskan cermin kecil ditangannya dan terus menatap dirinya di pantulan cermin, tentunya ia dipangkuan Mark sekarang, 

"Kau sudah cantik, tidak perlu berkaca lagi." ucapan Mark membuat Haechan mengerucutkan bibirnya dan kembali merapikan rambutnya, 
"Aku takut terlihat jelek." 
"Kau sudah jelek setiap hari, tidak perlu takut." ucapan Mike dihadiahi sebuah lemparan cermin oleh Haechan, untungnya pria itu bisa menghindar, tapi itu justru makin menyebalkan untuk Haechan yang akhirnya menjambak rambut Mike dan membuat mobil mereka oleng. 

"Kau menyebalkan sekali!"
"Argh! lepas dasar bodoh! kau bisa membuat kita mati!" Mark hanya bisa tersenyum melihat kelakuan Mike dan Haechan, rasanya.... seru untuk ditonton, lebih seru daripada film horor yang suka dia tonton. 

Untungnya mereka sampai dirumah dengan selamat meskipun rambut abu-abu milik Mike berantakan akibat ulah si manis yang kini berjalan disampingnya. Mike tidak bisa marah lebih dari dia mengomel pada Haechan tadi. Mereka bertiga berjalan menuju ke ruang makan, ya...mau dimana lagi? setiap pertemuan keluarga yang suka ldr pasti ditemani dengan makanan baru mereka berbicara bukan? 

Tatapan Haechan langsung tertuju pada dua orang yang merupakan orang tua si kembar, mereka sangat tampan dan cantik. 
"Duduklah." ucap Jaehyun, 

"Haechan, kau tumbuh dengan baik. Terakhir kali kita bertemu saat kau berumur belasan tahun." ucap Taeyong ketika melihat Haechan, ia tak bisa berhenti tersenyum melihat Haechan yang tumbuh dengan baik dan menjadi anak manis seperti sekarang. 
"Ah benarkah? aku tidak pernah ingat kita pernah bertemu dulu." Haechan jadi merasa tidak enak, padahal dia masih kecil dulu dan tidak perlu merasa bersalah jika lupa. 

"Tidak perlu minta maaf, itu hanya pertemuan singkat yang bahkan kami hanya sempat menanyakan kabar." balas Taeyong. Meskipun begitu Haechan tetap merasa tidak enak hati pada Taeyong. 

Acara makan malam itu berlangsung dengan tenang dengan Taeyong dan Haechan yang menghangatkan suasana, karena kalau hanya ada para dominan itu pasti hanya akan terasa aura dingin dan gelap.

"Jadi, apa maksud kalian tidak memberitahu kami soal kabar penting pertunangan kalian?" pertanyaan Jaehyun langsung to the point begitu makan malam dan bincang kecil mereka berakhir, 
"Benar sekali, kalian tega tidak memberitahu kami soal kabar seperti itu?" Taeyong menambahkan, 
"Anu..aku tidak tahu kalau mereka belum memberitahu kalian." Haechan yang duduk berhadapan dengan si kembar melemparkan hal itu pada si kembar yang kini tengah memikirkan alasan. 
"Kami belum ada waktu untuk mengabari." ucap Mark pada akhirnya, tentunya hal itu membuat Taeyong lebih marah.
"PONSEL KALIAN BISA MENGIRIM PESAN DAN MEMANGGIL MESKIPUN KALIAN ADA DI ANTARTIKA." jantung Haechan sampai berpacu lebih cepat karena seruan Taeyong yang memarahi kedua anaknya itu, ya..memang salah sih. Kalau Haechan jadi Taeyong juga pasti akan memarahi anak-anaknya itu, masalahnya disini juga Haechan tidak terlalu dekat Taeyong ataupun Jaehyun jadi...dia kira tunangannya itu juga sudah mengabari orang tuanya. 

Haechan menggaruk kepalanya yang bahkan tidak gatal itu, ia kemudian menatap Jaehyun dan pandangan mereka bertemu selama beberapa detik. 
"Johnny menitipkanmu padaku, aku tidak ingin melewatkan satupun kabar darimu, dari kalian." 

"Maafkan kami." Mark mengaku, dia memang salah, hubungan mereka tidak sebaik hubungan orang tua dan anak di film bertemakan keluarga bahagia dimana orang tua dan anak memiliki keseharian yang bahagia dirumah yang sama. Mereka berdua dilatih untuk menjadi alat pembunuh, rasa empati dan sayang seperti itu tidak pernah diajarkan. 

"Ayah akan mengadakan pesta untuk meresmikan pertunangan kalian." putusan Jaehyun adalah final dari pertemuan kali ini.


SUGAR CRIME (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang