"Ada peretasan yang dilakukan beberapa jam sebelum kejadian, dan aku berkali-kali mengatasinya. Dan hasilnya tidak banyak yang bisa merekam kegiatan mereka, untungnya saat penculikan bisa terekam." Doyoung, tangan kanan si kembar yang bahkan tidak diketahui oleh orang tuanya itu berucap.
"Ada petunjuk?" tanya Mark.
"Aku mendapatkan plat mobil mereka dan sekarang aku sudah mendapatkan lokasi mereka." jawaban Doyoung membuat Mark dan Mike menghembuskan nafas lega,
"Aku akan mengirim orang kesana." ucap Mike yang kemudian langsung menelfon seseorang."Siapa dalangnya?" Doyoung membuka sebuah folder miliknya yang berisi kumpulan data miliknya, membuka satu folder yang menampilkan profile dan dokumen si pelaku.
"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Doyoung.
"Aku akan menyiksanya terlebih dahulu, awasi terus tempat itu." Mark berdiri dari tempatnya dan memutuskan untuk menyusul Mike, malam ini mereka akan langsung pergi kesana untuk menjemput Haechan sebelum mereka melukai Haechan.Mark dan Mike berangkat bersama seperti biasa dan tak lupa membawa amunisi mereka, pistol dan shotgun di mobil untuk berjaga.
"Posisi seperti biasa?" tanya Mike, kepala Mark mengangguk mengiyakan, mobil mereka sudah melaju memecah keheningan malam itu, sudah lewat tengah malam.Tak lama Doyoung menelfon, "Aku sudah mendapatkan lokasinya lewat pemindai." Doyoung mengirimkan sebuah file VR (Virtual Reality) dari pemindai gedung berupa drone yang dikirim ke lokasi.
*Aku kurang tau istilahnya apa tapi biar enak bayanginnya kalian bayangin aja hasil pindaian rumah kayak kerangka rumah sampe dalem :" gimana yak jelasinnya
Dari VR yang dikirimkan oleh Doyoung Mark dan Mike bisa melihat dimana lokasi Haechan, dia dikurung di loteng.
"Baiklah, ayo kita lakukan ini." ucap Mike sembari menekan pedal gas mobilnya lebih dalam.
Ketika Haechan membuka matanya dia tidak bisa melihat dengan jelas, ruangan sekitarnya gelap dan kedua tangannya terikat, Haechan menghela nafasnya,
"Drama apalagi ini?" gumamnya, ia hanya bisa melihat seberkas cahaya dari luar pintu ruangan yang dia tempati dan juga cahaya dari luar jendela.Haechan mencoba untuk berdiri, beruntungnya kedua kaki miliknya tidak diikat jadi dia bisa berdiri dan berjalan ke-
"Kesepakatan yang akan kita bicarakan cukup simple." suara itu membuat Haechan melihat keseluruh penjuru ruangan untuk mencari sumber suara, satu lampu tidur menyala dan membawa penglihatan kepada Haechan. Dia melihat seorang pria berdiri menyender ke meja kerja yang ada disana, menatapnya."Apa?" tanya Haechan, ia berusaha untuk tidak terlihat takut, malah sebaliknya dia harus bisa terlihat mengintimidasi.
"Akusisikan perusahaanmu dengan perusahaanku." jawaban pria itu membuat Haechan tertawa, mana mungkin dia akan melakukan itu? ia berjalan mendekati pria itu dan berdiri tepat di hadapannya. Haechan mendekatkan bibirnya ke telinga pria itu"Apa kau pikir aku akan dengan mudah melakukan itu?" ucapnya berbisik, ia kemudian menjauh dengan senyum miring dibibirnya.
"Kau tidak bisa mengancamku, aku tidak punya apa-apa." ucap Haechan,
"Kau masih punya perusahaan, aku bisa membuat perusahaanmu menjadi milikku dengan mudah setelah membunuhmu." ucapan pria itu membuat Haechan menghela nafas, ia masih harus mempertahankan perusahaannya agar tidak diambil orang lain, menjaga pemberian orang tuanya jangan sampai jatuh ke tangan orang lain. Perusahaaannya adalah perusahaan paling diincar untuk dijatuhkan atau di akusisi sekarang karena keadaannya rentan meskipun sudah berjalan seperti biasa."Coba saja kalau begitu." Haechan memilih duduk di kursi yang ada disana, memandangi pria yang terlihat familiar di mata Haechan, tapi dia juga tidak mengenalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR CRIME (END)
FanfictionJatuh cinta pada Mark dan Mike adalah salah satu hal terburuk yang pernah aku lakukan. Tapi, merekalah yang membuatku tetap hidup hingga sekarang. -Haechan ----------------------------------------------------------------------------------- Mereka se...