11. Wait for it 🔞🔞🔞

4.5K 365 16
                                    

Hari ini setelah kelas Haechan selesai, Mark dan Mike malah membawanya ke dalam pertemuan BEM yang bahkan Haechan disana bukan apa-apa. Mark dan Mike sedang diundang untuk menyampaikan pendapat karena ini ada sangkut pautnya dengan korupsi uang yang terjadi hingga terbeber ke media, Haechan pun sudah no comment dengan hal itu. 

"Kita akan melakukan pres conference, aku akan mengundang media." ucapan Mark adalah hasil akhir dari keputusan ini dan semuanya setuju,
"Aku akan membawa bedebah itu besok." ucap Mike. Setelah itu rapat berakhir dan Haechan bisa menghela nafas lega, sedari tadi dia hanya gelendotan di lengan Mark sesekali ke Mike. 

"Aku ingin pergi belanja." ucap Haechan, 
"Aku harus bertemu dengan dosen, pergilah nanti aku menyusul." setelah itu Mike pergi meninggalkan Mark dan Haechan. 
"Mike selalu begitu." Haechan mengerucutkan bibirnya, lantas Mark menatap kekasihnya itu. 

"Kenapa? kau merindukannya padahal hanya ditinggal sebentar?" pertanyaan Mark dibalas pukulan kecil di lengannya. 
"Jangan bersikap menyebalkan." Haechan berdiri diikuti Mark dan mereka keluar bersama  dari ruang rapat. 

Haechan tsundere. 

Karena Haechan ingin belanja kebutuhan di rumah mereka pergi ke mall agar bisa mendapatkan semua yang diinginkan Haechan. Begitu mereka sampai di mall, Haechan dan Mark masuk dengan posisi Haechan memeluk lengan Mark sesekali dia menatap sinis para wanita yang menatap Mark. 

"Mark."
"Hm?"
"Apa aku lebih cantik daripada perempuan-perempuan itu?" Mark menatap Haechan yang bertanya demikian, Mark melihat kesekitar, setiap perempuan yang mereka lewati pasti menatapnya.
"Tentu saja, kau jauh lebih cantik daripada mereka." jawab Mark, pria itu tersenyum kecil. 
"Cih." Haechan memalingkan wajahnya yang mulai memerah, ditatap seperti itu oleh Mark membuat jantungnya entah kenapa malah berdebar. Bukankah dia tidak menyukainya? mereka hanya teman bisnis.

"Ayo kesana aku mau membeli baju." Haechan menunjuk satu toko baju dan menggeret tangan Mark kesana, pria itu hanya mengikuti kemana Haechan pergi, membawakan barang belanjaan sekaligus membayar belanjaan Haechan yang entah dia beli apa saja. 

"Belum selesai?" tanya Mark.
"Sudah!" Haechan menjawab dengan semangat dan Mark menghembuskan nafas lega, akhirnya selesai juga dan dia bisa pulang. 

"Ayo pulang, aku ada beberapa tugas yang harus diselesaikan." ajak Mark. Kepala Haechan mengangguk semangat, dia juga sudah puas tebar kemesraan di depan publik dan membuat iri wanita-wanita yang menatap Mark seolah ingin memilikinya. 

Kan Mark punya Haechan! Mike juga!



Haechan dan Mark kini berada di parkiran mall, Mike berkata dia sudah dekat, karena diantar oleh Doyoung jadi mereka menunggu Mike untuk pulang bersama. Toh sudah di jalan. 

Haechan menatap Mark yang terlihat sibuk dengan ponselnya, entah mengurus apa tetapi Haechan kesal melihat itu. 
"Mark."
"Hm?"

Balasan Mark membuat Haechan mendengus kemudian menatap keluar jendela, mendengar suara dengusan Haechan membuat Mark menatap anak itu yang sedang menatap keluar jendela, sepertinya kesal karena dia mengabaikannya. 

Mark meletakkan ponselnya, ia menarik tangan Haechan. "Apa?" tanya Haechan. 
"Kemari." Mark menepuk pahanya, 
"Kau pikir aku apa?" protes Haechan. 
"Kekasihku." jawaban Mark membuat Haechan memutar bola matanya, tidak romantis sekali. Tapi pada akhirnya Haechan menurut dan berpindah ke pangkuan Mark.
"Ingat, kita ada perjanjian dalam hubungan ini." Mark tertawa mendengar ucapan Haechan, denial sekali anak yang satu ini.

"Jangan terlalu denial Haechan, aku tahu kau menyukaiku." ucapan Mark membuat Haechan terdiam, 
"Apa yang kau inginkan, hm? perhatianku?" Mark mengusap pipi Haechan yang terasa sangat lembut itu, 
"Aku bukan penjilat." ucap Haechan.
"Memang aku menyebutmu begitu?" pertanyaan Mark dibalas gelengan oleh Haechan, 
"Oh mungkin kau ingin menjadi penjilat untuk penisku?" ucapan Mark membuat kedua bola mata Haechan membulat,
"Aku tidak akan melakukan itu." ucap Haechan. 
"Oh ya?" satu alis Mark naik masih sambil menatap kekasih manisnya itu, sangat manis sekali, cantik. 

SUGAR CRIME (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang