32. Hope (END)

1.7K 170 9
                                    

Suasana sore dirumah hari ini cukup menenangkan, Haechan kini sedang menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Di gazebo belakang ia menyandarkan punggung ke tiang gazebo sembari melihat bagaimana seorang anak laki-laki di dekat kolam ikan tengah bermain, namanya Jake. Anak yang diadopsi oleh Haechan selang lima bulan setelah kehilangan kedua anak pertamanya, umurnya sudah sembilan tahun dan baru saja dirayakan beberapa hari lalu.

"Jake, apa yang Papa bilang jangan menyakiti kelinci?" Haechan menegur Jake yang terlihat memegang kelinci dengan satu tangannya, hampir dia banting ke tanah. Jake langsung melepaskan kelinci ditangannya itu, 

"Maaf Papa." ucapnya, anak itu berjalan mendekati Haechan dengan kepala tertunduk. Begitu sampai dihadapan Haechan, anak itu berhenti sambil mengulurkan kedua tangannya.
"Lihat Papa." Haechan menarik dagu anaknya, dua pasang netra itu beradu, mata coklat madu milik Haechan dan mata biru dan kuning milik Jake. Anaknya itu memang memiliki keistimewaan, karena Jake adalah anak dari dua klan berbeda, dimana dua klan itu saling bermusuhan tetapi Jake terlahir dan membuat anak itu dibuang oleh Ibunya yang juga diasingkan, dari hal itu Jake memiliki dua warna mata yang berbeda, warisan dari masing-masing klan.

"Jangan menyakiti makhluk lain yang tidak punya salah oke?" Haechan mengusap tangan Jake dengan lembut, tidak seperti perkiraan Jake yang biasanya tangannya dipukul oleh ibu pengasuhnya di panti. 
"Baik Papa." ucap Jake.
"Haechan, Jake. Makan malam sudah hampir jadi, cepat mandi." Mike berdiri dipintu penghubung dapur dan halaman belakang,

"Ayo, bersihkan dirimu lalu kita makan malam." ajak Haechan sambil menggandeng Jake masuk ke dalam rumah. 

Mark dan Mike menyetujui apapun keputusan Haechan asalkan itu baik untuknya, pada awalnya memang ada sedikit cekcok karena Jake bukan dari klan mereka dan terlebih dia anak yang jelas tidak diinginkan oleh orang tuanya. Tapi Haechan memaksa dan meyakinkan Mark dan Mike kalau Jake adalah anak yang baik meskipun beberapa perilakunya harus ada yang diubah karena anak itu hidup dilingkungan yang keras selama ini. Haechan sempat mendiami kedua suaminya itu karena hal ini, pada akhirnya Mark dan Mike menyetujui. 

Jake lebih dekat pada Haechan ketimbang Mark dan Mike, Haechan juga terlihat tidak membiarkan Mark dan Mike mengasuh Jake jauh-jauh darinya, rasa trauma itu tentu saja masih ada dan itu membuat Haechan lebih protektif pada Jake. Bahkan Haechan tak membiarkan Mark dan Mike mengajari hal-hal yang berbau pekerjaan sebagai pembunuh itu pada Jake, Jake akan tumbuh menjadi alpha kuat tanpa diajari cara membunuh oleh Mark dan Mike. 

Haechan sudah mengganti pakaiannya menjadi pakaian lebih santai, tadi dia bertemu dengan Renjun dan baru pulang pukul dua siang dengan dijemput suaminya tentu saja. 
"Daddy, apa menu kita hari ini?" tanya Jake sambil menatap Mark yang menjadi koki untuk mereka setiap harinya, 
"Kau suka steak kan? Daddy memasakkannya untukmu." jawab Mark sambil tersenyum, ia menyajikan satu piring steak ke hadapan Jake, baru saja matang, lalu mengambilkan piring berisi steak pada Haechan juga. 
"Kalian bilang ada urusan nanti malam." Haechan memulai pembicaraan,
"Bisa jadi bisa tidak, Ayah ingin bertemu tapi seingatku dia memiliki janji temu dengan seseorang." jawab Mike, 
"Tumben sekali?"
"Aku juga tidak tahu, tapi Ayah juga ingin melihat Jake." ucapan Mark itu tentu membuat Haechan langsung siaga, apa yang akan Jaehyun lakukan pada anaknya?
"Aku ikut." keputusan Haechan tidak bisa digugat lagi.




⭑∞𝕾𝖚𝖌𝖆𝖗 𝕮𝖗𝖎𝖒𝖊∞⭑





Diluar dugaan Haechan ternyata mereka pergi ke sebuah villa dalam pertemuan kali ini, biasanya kan dirumah.  Haechan masih menggandeng tangan Jake ketika mereka berjalan memasuki restoran, mengikuti Mark dan Mike yang berjalan lebih dahulu di depan mereka. 
"Papa, kakek itu... seperti apa orangnya?" tanya Jake sambil mendongak menatap Haechan, selama ini memang Jake belum pernah bertemu dengan Jaehyun,

"Dia...orang yang baik." jawab Haechan sambil tersenyum simpul, mereka pergi ke halaman belakang dimana Taeyong dan Jaehyun sudah menunggu dengan makanan ringan di atas meja yang ada di halaman. 

"Hai Haechan, hai Jake." Taeyong menyapa Haechan dan Jake dengan senyum merekah, kemudian ia menyambut Jake ke dalam pelukan hangat.
"Bagaimana kabar kalian?" tanya Taeyong,

"Baik, seperti yang terlihat." Haechan mengambil duduk disebelah Taeyong dan Jake disebelah Haechan, 
"Kenapa wajah kalian begitu tegang? Ayah hanya ingin melihat keadaan menantu dan cucu Ayah." Jaehyun kali ini angkat bicara melihat wajah anak-anaknya sangat tegang dan Haechan yang tampak siaga.

Haechan nampak menatap Mark dan Mike, ia merasa seperti tertangkap basah sudah mencuri barang. Tapi memang dia tidak bisa menyembunyikan perasaannya, Jaehyun adalah orang yang berbahaya meskipun dia adalah mertua Haechan. 

"Mungkin aku masih belum menjadi mertua yang baik untukmu, atau Ayah yang baik untuk kalian. Tapi aku akan mengusahakan yang terbaik untuk kalian semua. Maafkan Ayah." keheningan tercipta diantara mereka selama beberapa saat.

"Maaf. Aku hanya terlalu takut dan tidak ingin Jake kenapa-napa, karena itu aku selalu menolak membiarkan Jake bertemu dengan kalian." Haechan menjelaskan, Taeyong mengusap kepala Haechan dengan lembut,

"Maafkan kesalahan kami. Tapi aku harap kalian bisa bahagia mulai sekarang, kami sudah tidak akan mengatur dan membatasi kalian lagi." setelah itu Haechan menangis, entah untuk alasan apa dia merasa lega sekaligus merasa bersalah, 
"Minumlah dulu." Mike menyodorkan segelas air kepada Haechan dan langsung diterima oleh anak itu setelah tangisnya mereka. 
"Papa jangan terlalu lama menangis, temanku disekolah matanya jadi bengkak karena menangis." ucapan Jake mengundang tawa kecil dari Haechan, 
"Papa sudah tidak menangis lagi." Haechan tersenyum,
"Baiklah, hari ini aku tidak mau ada lagi kesalahpahaman, aku mengundang kalian untuk bersenang-senang hari ini dengan berkumpul. Menginaplah dan pulang besok." ucapan Jaehyun dibalas anggukan oleh Mark, Haechan, dan Mike. 

Malam itu mereka semua menghabiskan waktu bersama hingga larut malam, oh tentu saja Jake tidur terlebih dahulu saat sudah masuk waktunya jam tidur. Sedangkan Mark dan Mike masih mengobrol di balkon kamar yang ditempati mereka bertiga. 

"Cepat ganti baju kalian, tunggu apa?" Haechan baru kembali dari kamar Jake, memastikan kalau anaknya sudah benar-benar tidur. 
"Menunggumu tentu saja." Mike mematikan rokoknya kemudian masuk ke dalam kamar diiringi dengan Mark, setelah itu mereka berganti baju, Haechan mengenakan piyama yang sudah disediakan disana.

Ditengah kegiatannya itu ia memperhatikan Mark dan Mike yang sedang memakai piyama, ketika dia selesai mengancingkan piyamanya dia berjalan menghampiri si kembar untuk memeluk mereka. 

"Aku mencintai kalian." Haechan tersenyum dalam pelukannya, ia kemudian mendongakkan kepalanya saat kepalanya diusap oleh Mark dan Mike,
"Aku juga mencintaimu, Haechan." kata-kata itu terucap oleh Mark dan Mike secara bersamaan, 

Haechan berjinjit, mencium bibir Mike lalu melumatnya sejenak sebelum melakukan hal yang sama pada Mark. 
"Ada hal lain juga yang ingin kami lakukan." Mark meremas pantat milik Haechan, membuat anak itu terkejut tetapi kemudian tertawa. 
"Ah, sepertinya Jake sudah bisa memiliki seorang adik?" Haechan berkata demikian sambil mengulum bibir bawahnya dan menatap kedua suaminya bergantian, memberikan kode kalau dia menerima permintaan si kembar. Mike menggendong tubuh Haechan dan segera membawanya ke kasur, sedangkan Mark melepas kembali piyamanya, tahu begini tidak usah dipakai tadi. 




⭑∞𝕾𝖚𝖌𝖆𝖗 𝕮𝖗𝖎𝖒𝖊∞⭑
Yeay, selesaiii, nggak jadi sad ending:> Nanti kalian nanges. Akhirnya selesai, habis ini mau lanjutin PE;A sampai kelar, baru publish lagi yang lain. 

TERIMAKASIH KALIAN YANG SUDAH MENDUKUNG SUGAR CRIME SAMPAI SEKARANG. 
WO AI NI

SUGAR CRIME (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang