28. Aneh

775 109 0
                                    

Haechan menyandarkan punggungnya ke sofa cafe Renjun, setelah Renjun bilang akan membuatkan makanan untuk Haechan pikiran Haechan langsung berkelana memikirkan bagaimana anehnya kedua suaminya akhir-akhir ini. Mark nampak menyembunyikan sesuatu darinya dan Mike yang terlihat sangat menempel padanya, tidak seperti mereka yang biasanya. 

"Ada yang mengganggu pikiranmu?" Renjun kembali sambil membawa beragam makanan hingga dessert terbaru yang bahkan belum ditambahkan Renjun dalam menu. 
"Mark dan Mike bertingkah sangat aneh." Haechan mengambil mangkok berisi tangyuan, menu baru yang ingin dimasukkan Renjun pada menunya.  

"Humm enak." Haechan tersenyum merasakan manis tangyuan yang meleleh di dalam mulutnya,
"Dulu baba ku sering membuatkan ini untukku, jadi aku mencari resepnya dan mencoba berkali-kali agar bisa membuat yang sama." Renjun menjelaskan perjalanannya dalam membuat tangyuan, 
"Oh ya, kembali lagi. Memang Mark dan Mike kenapa?" tanya Renjun,
"Mike menjadi sangat clingy, sedangkan Mark seperti menyembunyikan sesuatu dariku." Renjun ikut menikmati makanan buatannya,
"Darimana kau tau kalau Mark menyembunyikan sesuatu darimu?" 
"Entahlah, tapi aku merasa dia menyembunyikan sesuatu dariku." jawaban Haechan membuat Renjun tersenyum,
"Cobalah untuk percaya, dia pasti punya alasan. Atau lebih menyenangkannya dia sedang menyembunyikan sebuah kejutan untukmu." Renjun berusaha untuk menenangkan Haechan, meskipun dia tidak tahu bagaimana permasalahannya, tetapi setidaknya Renjun ingin membantu. Mark dan Mike juga adalah orang baik, menurutnya. 

Suara bel di pintu membuat Renjun dan Haechan menolehkan kepala, ingin tahu siapa yang datang dan ternyata Jeno. 
"Renjun." Jeno memanggil nama Renjun dengan senyum mengembang, rasanya memang ada yang aneh tetapi Haechan tidak melihat ada ancaman dari Jeno ke Renjun, karena kalau iya dia tidak akan segan menyuruh Mark dan Mike untuk menghabisi Jeno. 
"Apa kalian sedang ada acara?" Jeno berdiri dulu disamping Renjun, mencoba untuk bergabung jika mendapatkan izin. 
"Oh tidak juga sih.." Renjun menatap Haechan untuk meminta persetujuan apakah Jeno boleh bergabung atau tidak,
"Duduklah, aku juga tidak masalah." jawab Haechan sambil mengunyah makanannya, Jeno duduk berhadapan dengan Renjun dan Haechan, 
"Tumben sekali kau tidak bersama dua penjagamu itu?" tanya Jeno, 
"Mereka sedang pergi." jawab Haechan, melihat raut wajah Haechan yang kurang bersahabat membuat Jeno menatap Renjun lalu kembali menatap Haechan,
"Apa aku mengganggu kegiatan kalian berdua?" 
"Oh tidak, kalau kau mau silahkan mendengarkan. Toh tidak ada yang aku rahasiakan dari kalian berdua. Hidupku selalu diketahui oleh orang lain." jawaban Haechan membuat Jeno agak bingung, 

"Oh ya, bagaimana keadaan anakmu?" tanya Renjun,
"Oh ya, aku baru mendengarnya dari Renjun. Ini untukmu, adikku menitipkan ini untukmu." ucap Jeno sambil memberikan sebuah tas kecil pada Haechan, anak itu menerimanya dengan senang hati. Kali ini senyuman Haechan mengembang, dia masih mengingat Reno tentu saja. 

"Anakku baik, minggu depan aku akan control lagi. Bagaimana Reno sekarang?" tanya Haechan, ia mengambil coklat dari dalam tas kecil itu, bentuknya agak berantakan dan dia yakin Reno yang membuat. Ada coklat bentuk beruang dan kelinci. 
"Dia tinggal bersamaku sekarang." 
"Baguslah, jauhkan dari kedua orang tuamu itu." jawab Haechan sambil mengunyah coklatnya, mereka bertiga membicarakan banyak hal selama di cafe, hingga jam sudah menunjukkan pukul tiga sore tapi belum ada tanda-tanda kalau Mark dan Mike akan menjemputnya.  

"Ish, kenapa mereka lama sekali." Haechan meregangkan tubuhnya lalu menatap Jeno dan Renjun,
"Ayo pergi, ke mall atau ke tempat lain." ajak Haechan,
"Kau yakin? Apa Mark dan Mike tidak akan marah kalau kau pergi ke tempat lain?" tanya Renjun,
"Tidak tahu, yang penting aku sudah mengabari. Ayo pergi, aku tidak akan membuat kalian dihajar oleh Mark atau Mike, aku pastikan itu." ucap Haechan meyakinkan kedua orang itu, anak itu berdiri dan keluar lebih dahulu. Karena tidak ada dari mereka yang membawa mobil, jadi mereka menaiki taksi yang lewat untuk pergi ke mall. Sungguh, Haechan bosan sekali hanya berdiam diri disana bersama dengan Renjun dan Jeno. Lebih baik mereka berjalan-jalan di mall karena lebih banyak hal yang bisa mereka lakukan selain mengobrol dan makan.

SUGAR CRIME (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang