30. Awan gelap

844 135 14
                                    

Sudah dua hari Haechan tidak makan, anak itu menolak semua yang diberikan termasuk makanan kesukaannya. Mark dan Mike sudah berkali-kali mencoba untuk membujuk Haechan agar makan, namun semua usaha mereka sia-sia. 

"Seharusnya kita menghapus ingatannya 9 bulan terakhir." ucap Mark. 
"Kau gila? sudah kau membunuh anak-anak kita dan sekarang ingin membuat Haechan melupakan kenangan 9 bulan itu juga?" Mike menatap Mark dengan tatapan tajam,
"Daripada dia tersiksa seperti ini? Kau mau dia seperti ini terus?"
"Oh salah siapa ini?" Mike mendengus kemudian pergi meninggalkan Mark di dapur dan pergi untuk menghampiri Haechan. Kali ini dia akan mengajak Haechan keluar, siapa tahu bisa menjernihkan pikiran anak itu. 

Mike melangkah dengan pelan, ia menghampiri Haechan yang sedang berdiam diri disamping jendela. 
"Babe." Mike mengusap bahu Haechan dengan lembut, anak itu tersenyum tipis menyambut Mike,
"Ayo pergi, mungkin dengan keluar dari rumah dan melihat hal-hal indah kau bisa lebih baik." tawar Mike, mendengar itu Haechan terdiam sejenak, nampak berpikir. Tetapi kemudian ia mengangguk pelan. 

"Ayo." Mike mengulurkan tangannya yang disambut hanta oleh Haechan, mereka berdua kemudian keluar dari kamar dan bertemu dengan Mark yang sudah menyiapkan mobil dihalaman. 
"Markie." Haechan melepaskan gandengannya pada Mike kemudian memeluk Mark, 
"Kau jarang sekali menemuiku, apa kau marah padaku?" tanya Haechan, ia takut kalau Mark marah padanya karena gagal menjaga anak-anak mereka. Mark mengusap kepala Haechan,
"Aku tidak pernah marah padamu. Jangan khawatir." ujarnya, setelah itu mereka bertiga pergi berjalan-jalan ke bukit yang baru mereka kunjungi sekali, dengan bantuan Mark dan Mike yang bergantian menggendong Haechan hingga ke atas akhirnya mereka sampai dipuncak, hari sudah sore dan lumayan banyak yang sampai disana karena hawanya sudah lumayan dingin dan sejuk karena sudah memasuki musim semi. Angin semilir membuat Haechan duduk dan menikmati angin dibawah satu pohon yang ada disana sambil melihat pemandangan kota dibawah mereka. 

Lama mereka bertiga sama-sama berdiam tiba-tiba Haechan menangis dan hal itu membuat Mark dan Mike sontak menoleh menatap Haechan yang kini sudah menangis. Mark dan Mike yang tadinya berdiri kini berjongkok disamping Haechan,
"Hey ada apa?"
"Ada yang sakit?"

Kepala Haechan menggeleng sebagai jawaban, anak itu mengucek matanya yang tak bisa berhenti mengeluarkan air mata. 
"Maafkan aku, maafkan aku sudah gagal menjaga anak-anak kita. Maaf.." ucap Haechan dalam isakannya, Mark dan Mike menenangkan Haechan dengan mengusap kepala Haechan, Mark bahkan sampai memeluk Haechan.
"Hey, kami tidak ada yang menyalahkanmu Haechan. Ini salah kami juga, tolong jangan menyalahkan diri sendiri lagi. Mungkin dewa masih terlalu sayang dengan anak kita." ucap Mark, mendengar itu Mike menatap Mark sedikit kesal. Orang itu bisa-bisanya berbohong pada Haechan. 

"Kami khawatir kau terus bersedih karena ini, kami tidak mau kau sakit. Jangan tinggalkan aku." Mike ikut memeluk Haechan untuk menenangkan anak itu, feromon menenangkan dikeluarkan oleh si kembar guna membuat Haechan lebih baik dan itu bekerja, lama-lama tangisan anak itu berhenti. 
"Terimakasih sudah menjagaku dan memaafkanku." Haechan mengecup bibir Mark dan Mike bergantian. 
"Jangan terlalu lama seperti ini, kami merindukanmu." ucap Mark.
"Aku juga merindukan kalian, maaf aku terlalu lama mengabaikan kalian." Haechan kemudian memeluk Mark dan Mike, merasa beruntung memiliki mate seperti mereka yang selalu mendukungnya, dia merasa keluarganya utuh kembali.

"Setelah ini, apa aku boleh melihat makam anak-anakku?" tanya Haechan yang langsung dibalas anggukan oleh Mark dan Mike. 
"Setelah kau menghabiskan satu porsi makananmu seperti biasa." ucapan Mike dibalas anggukan oleh Haechan, 
"Baiklah, aku ingin makan makanan rumahan. Tapi ingin di restoran, aku tidak mau dirumah." 
"As your wish princess."  sebelum itu Haechan meminta agar mereka sedikit lebih lama disana karena pemandangannya cukup menenangkan bagi Haechan, cukup membuat hatinya tenang.

SUGAR CRIME (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang