25. Pesuruh

936 139 7
                                    

Jaemin meletakkan kembali ponselnya, ia baru membaca sebuah pesan yang dikirimkan nomor tak dikenal padanya, tapi Jaemin tau dengan pasti siapa pengirimnya. Setelahnya dia tertawa, dengan punggung yang bersandar pada sofa Jaemin hanya bisa menikmati nasibnya sekarang, 
"Sialan, setidaknya sisakan untukku sedikit rasa bahagia." ucap Jaemin, niatnya dia hanya ingin melukai anak yang ada di dalam kandungan Haechan gar Mark dan Mike tahu rasanya kehilangan. Namun rencananya gagal. 

"Mari bertemu disaat semuanya sudah lebih baik, Haechan." 


Keadaan rumah pagi itu kelihatannya lebih bersahabat dari pada biasanya, Haechan masih dengan mode cerianya menyambut Mark dan Mike yang baru saja pulang dari kampus. 
"Mark, Mike, aku baru saja memasak mi. Kalian harus mencobanya, aku menemukan resep baru." Haechan dengan semangat menggeret tangan kedua suaminya untuk ke meja makan. 

"Ngomong-ngomong, kapan kalian akan mengizinkanku ke kampus?" tanya Haechan, ia mulai merasa rindu dengan kampusnya itu, meskipun kini dia sudah bisa jarang ke kampus karena sudah semester akhir, tapi kan bukan berarti dirinya tidak akan rindu, justru karena hampir berakhir dia ingin kesana. Tapi Mark dan Mike ini posesifnya sudah mengalahkan Johnny.

Haechan mengerucutkan bibirnya, "Hey kalau keadaan sudah-"
"Ya ya ya....kalau keadaan sudah aman aku baru bisa kembali beraktivitas seperti biasanya, tapi kapan?!" kalau Haechan biasanya bisa mengontrol emosinya, kali ini Haechan emosinya suka meledak tiba-tiba seperti ini, 

Mark mengusap kepala Haechan dengan lembut, "Besok, oke? Tapi berjanji jangan jauh-jauh dari kami." pada akhirnya Mark mengucapkan hal itu karena takut Haechan akan marah pada mereka. Raut wajah Haechan langsung berubah seketika menjadi ceria kembali,
"Ayo makan, aku sudah susah payah membuatnya." ajak Haechan, setelahnya mereka menikmati makan siang yang dibuatkan oleh Haechan. 

"Hmm....aku ingin pergi melihat bunga, ayo ketaman. Aku juga ingin membeli bunga mawar dan lilly, bunga matahari juga.." 
"Kita akan segera pindah ke rumah yang baru, kalau disini mau ditaruh mana?" 
"Ish ya pindah saja dulu ke rumah baru! lagi pula kan rumahnya sudah ada kan? kenapa tidak pindah sekarang saja." protes Haechan,
"Baiklah baiklah.." 
"Hey, kenapa kau selalu menurutinya? bagian bagasi dan ruang bawah tanah belum sempurna." kali ini Mike yang memprotes,
"Setidaknya kamar kita sudah bisa ditempati." mendengar penuturan Mark membuat Haechan senang sampai menjulurkan lidahnya pada Mike,
"Wlee kita akan pindah hari ini, jadi ayo beli bunga." Haechan sampai menggoyangkan kakinya ke depan dan kebelakang saking senangnya,
"Kita berangkat agak sore, tak apa? siang ini terlalu panas." kepala Haechan mengangguk saja, yang penting dia bisa pergi ke taman dan membeli bunga. 

Seperti perkataan Mark tadi, mereka pergi ke taman saat hampir sore dan cuaca tak sepanas tadi. Haechan sudah mandi dan bersiap ketika Mark dan Mike bergantian mandi, 
"Sayang, mau sekalian belanja bulanan? kau juga perlu vitamin dan susu untuk anak kita bukan?" Mark baru selesai memakai baju memeluk Haechan dari belakang, mencium tengkuk si manis untuk menghirup feromon manis milik Haechan. 

"Hum, boleh boleh, aku juga mau membeli beberapa perabotan, boleh?" tanya Haechan, 
"Tentu saja, apapun yang ingin kau beli." Mark mengecup bibir Haechan, 
"Aku lapar, bisa mampir ke restoran dulu?"
"Akhir-akhir ini kau jadi gampang lapar ya?" mendengar ucapan Mark membuat Haechan jadi agak kesal,
"Kau pikir saja aku tidak makan sendiri sekarang." Mark terkekeh mendengar ucapan Haechan, ia mengusap perut Haechan yang terasa keras dan menonjol itu, 
"Haha, iya sayang iya maafkan aku." 





⭑∞𝕾𝖚𝖌𝖆𝖗 𝕮𝖗𝖎𝖒𝖊∞⭑



SUGAR CRIME (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang