29. Ritual

873 140 28
                                    

Selama masa kehamilan Haechan Mark dan Mike bersikap sangat baik pada Haechan, hingga bulan yang mereka nantikan datang, 8 bulan mereka lalui. Hari ini Mark dan Mike membawa Haechan untuk pergi ke tempat baru, kelahiran anak mereka akan dibantu oleh orang yang berpengalaman. 

"Kenapa tidak ke rumah sakit saja?" tanya Haechan, 
"Aku tidak percaya dengan pihak rumah sakit." jawaban Mike hanya dibalas dengusan oleh Haechan, apapun itu dia ingin segera sampai karena demi apapun dia ingin tidur saja tidak mau duduk, perutnya berisi dua orang bayi dan itu membuat Haechan mudah merasa lelah. 

Entah kenapa hari ini cuaca sepertinya sedang gelap, mendung sedari pagi dan terkadang gerimis, semalam juga hujan deras mengguyur kota. 
"Kenapa sedari malam hujan terus sih?" gerutu Haechan, 
"Anak pertama kita akan lahir, keturunan garis dari klan Yuveins akan lahir. Dewa pasti menyambutnya." Mark menjelaskan, Haechan hanya menganggukkan kepala, tidak bisa dipungkiri kalau dia bangga melahirkan anak keturunan Yuveins. Dimana keturunan keluarga Yuveins termasuk keluarga Mark dan Mike adalah keturunan yang paling disegani. 

Setelah perjalanan selama kurang lebih satu jam mereka akhirnya sampai disebuah rumah yang terlihat dibangun seperti zaman dulu, oh tidak, lebih seperti istana zaman dulu. 
"Apa ini rumah kalian?" tanya Haechan,
"Bukan, kita akan tinggal disini selama persalinanmu nanti." jawab Mark, sedangkan Mike membawa barang-barang mereka masuk ke dalam rumah itu, mereka sudah disediakan kamar disana, Jaehyun dan Taeyong akan menyusul nanti malam.

"Istirahatlah, kami harus mengurus sesuatu. Jika kau lapar atau butuh sesuatu pencet tombol diremote ini dan maid akan datang ke kamar." Mark yang selesai menuntun Haechan ke dalam kamar kemudian meninggalkan Haechan setelah memastikan anak itu duduk diatas kasur dengan nyaman. Haechan menurut saja saat Mark dan Mike meninggalkannya, mungkin mengurus dokter atau apa, yang penting disini dia aman.

Setelah menyalakan TV dan memutar film Haechan melirik sekitar untuk mencari makanan ringan, tetapi tidak ada, hanya ada air putih di nakas. Haechan memencet tombol di remote kecil yang diberikan oleh Mark, dan benar saja tak perlu waktu lama seseorang membuka pintu kamar setelah ada ketukan dua kali.
"Apa ada yang anda perlukan Tuan?" tanya seorang wanita dengan pakaian serba hitam dan penampilan yang rapi.
"Berikan aku makanan ringan." ucap Haechan,
"Baik Tuan, tunggu sebentar." wanita itu pergi meninggalkan kamar Haechan, hanya perlu waktu lima menit untuk wanita itu kembali membawa troli makanan yang membawa berbagai macam snack dari rak atas sampai bawah. 
"Silahkan Tuan, kami juga sudah menyediakan berbagai macam minuman." Haechan tersenyum senang, ia mengucapkan terimakasih dan menyuruh wanita itu keluar dari kamarnya. 
"Wah, coba saja kalau dirumah begini juga." ucap Haechan sambil membuka makanan dan menikmati waktunya. 

Sedangkan itu Mark dan Mike kini sudah berada di dalam ruangan, mereka menemui pemilik tempat ini. Changmin namanya. 
"Apa ada yang perlu dipersiapkan lagi?" tanya Mark, 
"Semuanya sudah siap, siapkan diri kalain saja." Changmin terlihat menghembuskan asap nikotin dari mulutnya, 
"Oh ya, kapan kedua orang tuamu datang?" tanyanya,
"Sekitar pukul tujuh." jawab Mark,
"Ajak dia pukul enam." kepala Mark dan Mike mengangguk, setelahnya mereka keluar dari ruangan Changmin. 
"Mark, apa kita tidak bisa membawanya kabur?" tanya Mike,
"Lalu membiarkan semua rencana kita gagal?" Mark menatap adiknya, kenapa tiba-tiba berubah pikiran?

"Kupikir kita terlalu keras pada Haechan." ucap Mike,
"Itu sudah menjadi keharusan saat sudah masuk ke keluarga kita. Mau tidak mau." jawab Mark, 
"Kau egois." Mark menghentikan langkahnya, ia menoleh menatap Mike.
"Tidak. Keluarga kita egois." setelah berucap demikian Mark pergi meninggalkan Mike, entah kemana pria itu pergi yang pasti Mike pergi ke kamar untuk menemani Haechan hingga waktu ritual dimulai. 





SUGAR CRIME (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang