(on mulmed = wedding)
.
.
."Jeoha, ini hamba, Yoon." Suara tua terdengar dari luar pintu.
Yi Jeon yang sedang merenung dengan selembar kain merah muda bersulamkan bunga teratai ditangannya menjawab tanpa sadar. Dia terus mengusapnya penuh kasih dalam tatapan lembut, membelainya seakan bisa menyampaikan apa yang dia rasa dalam hati kepada pemilik kain bersulam ini.
Dan tampilan tersebut lah yang disuguhkan kedalam mata kasim Yoon begitu memasuki ruangan. Membuat dia terkejut, segera menoleh kebelakang untuk memastikan tidak ada dayang dan kasim yang ikut melihat, barulah dia tenang dan menghampiri pelan sang majikan.
"Jeoha, hamba sudah mencari tahu mengenai seluruh sikap dan gerak-gerik dari calon Bin-gung Mama selama ganseok berlangsung. Dia--- "
"Kasim Yoon, ingatkah kau pada ceritaku lima tahun yang lalu tentang seorang gadis kecil yang tiba-tiba dapat membuat hatiku hangat untuk pertama kalinya?" Tanpa menunggu kalimat itu selesai, Yi Jeon berkata dengan datar.
Kasim Yoon yang merasa aneh tetap patuh mengingat. "Itu... Gadis luar istana yang Jeoha lihat dikali pertama membolos?"
"Benar, gadis yang dengan tatapan cerah berkata padaku 'rakyat adalah seluruh anggota tubuh raja', jadi manusia mana yang tahu bahwa itu tangan atau kakinya jika dia tidak melihat anggota tubuhnya itu sendiri? Bagaimana manusia bisa merasakan sakit dan peduli jika tangannya terpotong namun tidak tahu bahwa itu tangannya?" Yi Jeon menarik sudut bibirnya keatas sambil terus mengelus kain bersulam tersebut.
"Waktu itu aku bertanya secara iseng 'apa itu rakyat' setelah melihatnya duduk sendirian disisi kuil sambil membaca buku huruf hanji, dia benar-benar bisa membacanya dengan usia dan tubuh kecil itu. Dan aku pun mendapat jawaban yang luar biasa." Yi Jeon mengangkat kain itu ke pandangan kasim Yoon lebih jelas. "kau tau apa ini?"
Kasim Yoon melihat tali di dua sisi kain persegi itu. "Itu adalah cadar wajah, Jeoha."
Yi Jeon mengangguk. "Dia memakai ini waktu itu dan kukira dia sakit di kulit wajahnya hingga berdoa ke kuil, lalu baru kutahu kebenaran ketika dia memberikanku cadarnya sebagai teka-teki terpendam dan tanda pertemuan kita berikutnya, hanya jika aku sudah menemukan jawaban itu. Aku mempercayainya. Melihat keindahan wajah dibalik cadar membuatku akan mempercayai seluruh ucapannya, bahkan jika dia berkata berasal dari langit sekali pun."
Kasim Yoon segera mengetahui keseriusan cerita ini. Gadis kecil ini pastilah merupakan sosok yang dapat menembus dunia putra mahkotanya dalam pandangan pertama, cinta masa kecilnya. Tapi sebagai pelayan setia pada majikan, dia hanya bisa terus menyimak, hanya terbersit rasa kasihan pada putri mahkota disana.
"Sampai sekarang, lima tahun lamanya, aku belum juga memecahkan teka-teki tersembunyi ini. Tapi kau tahu sesuatu, kasim Yoon?" Yi Jeon benar-benar tersenyum tulus tipis kali ini. Sosok seorang putra mahkota Sejeon yang acuh dan dingin menghilang, menyisakan pemuda mabuk cinta. "Dia datang kembali kepadaku."
Kasim Yoon menganga syok. "Tapi Jeoha, setidaknya anda harus mengalami tiga tahun pernikahan tanpa anak untuk dapat mengambil selir selain selir finalis tiga besar." Dia takut majikan ini ingin melanggar aturan leluhur demi cintanya dan mendapat murka raja secara berkelanjutan.
"Kasim Yoon, aku belum menyelesaikan ceritaku, bukan? Jadi dengarkanlah cerita pertamaku selama enam belas tahun ini."
"Maafkan hamba, Jeoha." Kasim Yoon menghela nafas berat.
"Gadis ini telah datang kembali, dialah Bin-gung." Yi Jeon merasa bahwa kali ini takdir melunasi hutang penderitaan yang dirasakannya. Dia puas.
Tinggal kasim Yoon yang menganga seperti orang bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECOME WIFE OF MALE LEAD (LADY HWAYOUNG)
RomanceBerpindah tubuh. Bahwa sebuah dunia dalam fiksi online bisa menjadi kenyataan. Dan dia benar-benar masuk kedalam dunia tersebut, menjadi Hong Minhwa. Siapa Hong Minhwa? Apa karakter ini adalah protagonis? Tentu bukan, kehidupan penuh perjuangan tid...