prolog

8.6K 372 20
                                    

.
.
.

"Dasar ayah tua bajingan! Ayah mana yang tega menghukum mati putra tunggalnya selain dia?!"

Seorang gadis terus bergumam kesal di atas kasur sambil meremas ponselnya erat-erat. Ia bergerak risih dan terlihat sangat jengkel. Namun tidak menghentikan matanya untuk membaca sederetan kata di layar ponsel itu.

"Yi Jeon bau! Bajingan bau yang bertindak memakai dengkul! Kenapa dia harus mengeluarkan pikiran ekstrimnya saat ini sih? Bukankah bisa saat sudah menjadi raja nanti? Setidaknya pikirkan putranya yang masih kecil kan? Otak udang!"

Lalu begitu penjelasan buku berbentuk web itu menjelaskan sisanya secara singkat dan tertera kata 'tamat' yang besar di bawah, dia melotot.

"Penulis sialan!"

Sebagai pembaca setia buku yang penulisnya tidak jelas ini, dia tidak terima dengan akhir buruk tersebut.

Tapi apa daya, penulis bernama pena anonim ini tidak memiliki akun sosmed apapun. Tidak memiliki basa-basi seorang penulis yang ingin bukunya terkenal. Juga tidak melakukan apa-apa dalam akun tempat aplikasi dia menerbitkan setiap babnya. Seakan-akan tak ingin bukunya ini dibaca banyak orang, dan tidak peduli.

Penulis itu tidak membuat cerita lain. Hanya fokus memperbarui bab setiap minggu. Sayang sekali, bakat penulisannya tidak membuat karya lain dengan genre yang berbeda.

"Tapi kenapa cerita ini sangat sepi ya?" Gadis itu bergumam ragu. Cerita yang terdiri dari sekitar dua ribu bab ini jelas sangat menarik dan bergaya unik. Bahkan lebih bagus dari buku-buku yang sedang tenar dipasaran.

Dia telah membaca buku ini sejak babnya telah berjumlah seribu, semasa awal sekolah menengah akhir ini, yang sudah hampir tiga tahun lamanya. Setelah tahun pertama dia habiskan membaca seribu bab yang telah ada, dua tahun terakhir ini dia habiskan dengan menunggu setiap bab dipublikasikan.

Namun yang aneh adalah sejak pertama dia membaca di akun asli penulis anonim tersebut, Minhwa mendapati bahwa hanya dia yang telah membaca ceritanya.

Apa hanya dia yang suka? Tidak, sejelek apapun penulis pasti akan ada beberapa pembaca awam yang menyukai pribahasa rendah. Apalagi ini adalah sebuah buku berkualitas tinggi.

Lalu kenapa?

Disaat berpikir serius, dia tiba-tiba merasa sesak nafas.

Bukan, tetapi tidak bisa bernafas.

Dia meremas erat kerah kausnya, megap-megap untuk meraup oksigen. Tapi percuma, lubang tempat dia bernafas seakan terhalang sesuatu. Dia tidak bisa bernafas hingga merasa tercekik parah.

Ada apa ini?

Dia merasa tungkai tubuhnya kaku keras dan menjadi tidak bisa bergerak. Kenapa ini?! Dia tidak bisa berbicara! Dia tidak bisa mengucapkan apapun!

Tubuhnya mengejang.

Dia merasa ringan untuk sementara waktu dan penglihatannya menjadi kabur tak jelas. Kepalanya linglung. Dan panca inderanya tak terasa.

Lalu rasa sesak hilang, bersamaan dengan pandangannya yang menggelap.

Apa dia... Mati? Tapi sejak kapan dia punya riwayat jantung sialan ini?

Lalu judul buku web yang ada dalam ponsel itu menghilang begitu saja tanpa dilihat oleh siapapun. Seolah belum pernah ada sebelumnya.





.
.
.




Hai, hai, yeoreobun!

Maaf yah untuk sinopsis dan prolognya banyak direvisi! (Bungkuk 45 derajat)

Aku tuh kurang bisa bikin cerpen (ngerti gak?) Kayak keterangan cerita di bawah seribu kata. Bingung dan sering bimbang. Sejak awal bikin cerita ini pun aku belum nentuin sinopsis dan prolognya (nyengir), malah asik nerusin bab.

Buat beberapa readers pasti tahu kalo Lady Hwayoung ini juga pernah dirombak alias revisi gede2an sama aku, karena posisi bab yg acak2an. Jadi aku harus pindahin ke apk lain, hapus yg di WP, buat slot baru dengan tema yg sama, trus pindahin semua bab di apk lain tadi kesini lagi.

Huh pusing beut pokoknya! Suport aku ya!

Ini prolog terbaik yang terpikirkan sekarang, diganti lagi atau enggaknya aku gak tahu (nyengir lagi). Ya udah lah pokoknya begitu aja, aku curhat nanti kalian pusing sama kegajeanku.

Oh iya!

Minta bintang banyak-banyak!

Yang banyak!

BECOME WIFE OF MALE LEAD (LADY HWAYOUNG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang