.
.
.Aga telah lahir. Suara tangisnya sangat kencang dan sehat, sungguh sama semangat dengan tendangannya selama di kandungan.
Hong Minhwa yang telah dibersihkan oleh beberapa dayang dan bidan senior dibaringkan keatas kasur yang berada di sebelah ruangan bersalin, yang lebih bersih dan terasa segar. Bau keringat dan darah di sebelah sama sekali tidak tercium kemari.
Setelah menguras jiwa dan raga, ia hanya ingin tertidur, mengistirahatkan diri. Namun melihat dayang Jang, yang tadi pergi untuk mengawasi majikan kecilnya dibersihkan, telah kembali dengan sebuah selimut bayi yang disiapkan waktu itu menggulung dipelukannya, ia urung memejamkan mata.
Hong Minhwa melihat dayang Jang datang ke sisi kasurnya perlahan dan bergerak ringan, duduk di bangseok sana, lalu menaruh selimut bayi yang menggulung dan terikat di sudut tengahnya itu disampingnya. Ternyata dalam gulungan selimut itu, terlihat seorang bayi kecil nan mungil kemerahan sedang terpejam pulas dalam balutan kain biru dan selimut emas lambang dari statusnya.
Kain biru menandakan ia adalah anak laki-laki, selimut emas adalah status kelahirannya sebagai anak laki-laki keluarga kerajaan. Hong Minhwa juga menyiapkan selimut merah, jika yang lahir ternyata perempuan dan ternyata tidak.
"Mama, Seseon Mama terlahir sehat dan tidak ada kekurangan. Meskipun terlahir sedikit lebih cepat, tapi selain berat badan yang agak ringan, semuanya baik-baik saja." Dayang Jang menjelaskan. Setelah dimandikan oleh bidan berpengalaman, dia membawa majikan kecil ini untuk diperiksa oleh tabib Yang tadi.
Hong Minhwa memiringkan tubuh lemahnya sedikit, untuk melihat jelas dan menyentuh anak yang sudah ia kandung selama hampir sembilan bulan ini dengan penuh kasih sayang.
Mendengar penjelasan dayang Jang, dia hanya mengangguk ringan, lalu kembali memperhatikan putra kecilnya ini, Aga.
Siapa bilang jika bayi harus terlahir jelek dan seperti monyet? Putranya tidak. Mungkin karena tidak ada mi instan, jadi tidak ada kotoran putih yang menempel lengket ditubuh putranya, membuatnya terlahir tanpa kerutan jelek orang utan.
Dayang Jang juga mengatakan, "Seseon Mama terlihat sangat tampan, Mama. Lihat, matanya berkelopak ganda seperti anda. Hidungnya sangat tinggi seperti Saeja Jeoha. Lalu bibirnya sangat merah, jika orang lain melihat tak sengaja, mereka pasti akan mengira ini adalah anak perempuan." Hiburnya penuh pujian.
Tapi memang seperti itu. Aga sangat tampan. Entah bagaimana ketika besar, yah dia mengambil semua bagian bagus orang tuanya.
Mata ganda yang menggaris lebar. Hidung tinggi ayahnya, mungkin karena tahu ibunya tidak sebangir dengan sang ayah. Rambut hitam lebat. Dan bibir merah yang harum bayi. Kulit kemerahannya juga putih terlihat dengan mata telanjang. Selain alis yang masih belum tumbuh lebat, dia sempurna. Sungguh pintar.
Mengusap pipi halus bayinya, mencium aroma murni yang mengular alami, Hong Minhwa berbisik penuh kelembutan hati. "Tumbuh sehat, Aga-ku."
Dayang Jang yang ikut mendengar membuang mukanya sedikit untuk menghapus air mata yang merembes keluar.
Namun tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar datang dengan cepat.
"Bin-gung!" Pintu terbuka dan memperlihatkan sesosok lelaki muda yang tinggi dan sedikit pucat. Membuat dayang Jang beringsut keluar dan menutup pintu perlahan.
Yi Jeon yang masuk langsung menghampiri sang istri yang tergeletak lemah tak berdaya. Menatap kasihan pada wajah indah pucat nan lelahnya, ia mengusap ringan penuh kehati-hatian. Tanpa dirasa, air mengembung di pelupuk matanya dan mengalir tak terhentikan.
"Apa masih sakit? Dimana yang sakit? Juga, apa kau lelah? Kenapa tidak tidur? Tubuhmu pasti sakit dan lelah, kau harus tidur, Minhwa-ya." Yi Jeon berucap kacau dengan tatapan panik di seluruh tubuh istrinya. Mencari hal yang tidak normal atau mengganggu tubuhnya. Membenarkan selimut yang tergeser, lalu merapihkan helaian rambut yang acak-acakan dengan keringat itu lembut. Menghargainya seperti porselen.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECOME WIFE OF MALE LEAD (LADY HWAYOUNG)
RomanceBerpindah tubuh. Bahwa sebuah dunia dalam fiksi online bisa menjadi kenyataan. Dan dia benar-benar masuk kedalam dunia tersebut, menjadi Hong Minhwa. Siapa Hong Minhwa? Apa karakter ini adalah protagonis? Tentu bukan, kehidupan penuh perjuangan tid...