50 | awal rencana

1.2K 93 33
                                    

.
.
.

Hamil?

Kenapa bisa tiba-tiba hamil?

Apakah ramuan pencegah hamil dari Oh Jeong tidak berguna? Jelas harusnya baik-baik saja, dilihat dari kinerja selama setahun ini dirinya tidak pernah hamil meski Yi Jeon sering 'berkunjung'. Faktor pemikiran modern dan rasa trauma akan masalah yang terjadi di masa kelahiran Yi Hwan membuat Hong Minhwa menolak menambah jumlah anak sedini mungkin.

Jadi kenapa---

Hong Minhwa segera tertegun, mengingat satu hal yang hampir terlupakan.

Musim dingin ini adalah akhir dari tahun kedua pernikahannya, dan setelah malam tahun baru selang beberapa lusin hari dari sekarang akan menjadi awal tahun ketiga pernikahannya dengan Yi Jeon.

Tahun ketiga pernikahan. Awal dari segala macam plot buku.

Juga tahun kelahiran putra kedua mereka, Yi Hwi, yang akan menjadi raja Hongjeong menggantikan kakeknya.

Apa alur ceritanya memang tidak bisa diubah?

Hong Minhwa menatap langit-langit kamar dalam hening, terkulai sedih. Mencoba mengingat kembali alur dalam buku yang entah bagaimana mulai terasa menghilang meski dicoba mengingat.

Ingin rasanya ia menyerah. Ingin melepas beban yang seakan tiada akhir ini.

Tapi jika bukan dirinya, yang mengetahui takdir kehidupan 'dunia' ini, lalu siapa lagi yang bisa menyelamatkan kehidupan rumah kecilnya?

Hening seperti itu.

Sedangkan dalam pandangan para pelayannya, Hong Minhwa persis seperti seseorang yang syok. Termangu dengan tatapan kosong.

Setelah beberapa saat menyesuaikan hatinya, Hong Minhwa menghela nafas berat.

"Berita ini... " Mata indahnya menatap tajam, "sama sekali tidak boleh ada yang tahu, mengerti?"

"Kami mengerti, mama."

Tabib Yang melirik sang majikan, melihatnya kembali terdiam dengan wajah pucat, ia berbisik kepada dayang Jang.

"Aku akan merebus obat."

Dayang Jang mengangguk paham dan menyuruh Yedam menemani tabib Yang membuat resep obat kehamilan, lalu segera beringsut mendekati kasur sang majikan.

"Mama, apa ada sesuatu yang mengganggu anda? Dan apakah... Saeja Jeoha..." Dia ragu-ragu mengingatkan.

Bagaimana pun ini adalah kehamilan dari sang putri mahkota negeri ini, bukannya janin seorang selir belaka. Tapi keadaan memang sedang sensitif sekarang, apalagi jika kabar ini muncul tepat setelah selir Seonhwa mengumumkan kehamilannya.

Entah membawa kebaikan atau malapetaka, tapi yang jelas akan mencampuradukkan suasana pemerintahan saat ini. Dan mungkin saja menambah beban yang putra mahkota mereka hadapi.

Hong Minhwa tersadar dari lamunannya, terdiam lagi sesaat sebelum mengangguk, "mari kita tutupi untuk saat ini."

Dari ruangan samping terdengar suara tangis anak yang baru disadari olehnya. Hong Minhwa mengulurkan lengan untuk dipapah dayang Jang, duduk bersandar padanya. "Dayang Han, bawa Seseon kemari." Ucapnya lirih, sambil menahan sakit kepala yang berdenyut kencang.

Walau ingin menasihati sang majikan untuk segera beristirahat, dayang Han menelan kembali ucapannya setelah mendapat gelengan kepala pelan dari dayang Jang.

"Baik, Mama."

Tak lama berselang, dayang Han kembali masuk dengan Yi Hwan kecil.

Karena menangis membuat hidung bayinya kemerahan dengan bibir rapat menahan isakkan, membuat orang yang melihat merasa tertekan.

BECOME WIFE OF MALE LEAD (LADY HWAYOUNG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang