28 | kalung panjang umur dan rencana selir Shin yang diketahui Yi Jeon

1.6K 123 1
                                    

(on mulmed - kalung tali panjang umur)

.
.
.

Proses persalinan membutuhkan waktu dari terang hingga penghujung sore kemerahan, yaitu dimana beberapa golongan tertentu merasakan debaran hati dan harapan yang berbeda. Ada yang cemas menunggu, mengharapkan keselamatan ibu dan anak, dan beberapa memiliki harapan buruk.

Dua faksi besar, Utara dan Selatan, secara bersamaan mengadakan perkumpulan tiba-tiba. Satu pihak penuh suasana suram dan kedengkian yang kental, dan pihak lain merasakan penantian cemas.

Di istana, ketika menyambut anggota keluarga baru dari darah sah, biasanya akan diadakan perkumpulan juga untuk mendapatkan kabar secara serempak. Namun cuaca dingin dan waktu kelahiran yang mendekati malam tidak memungkinkannya. Jadi hanya ada harapan yang memenuhi seisi istana tersebut, entah baik dan buruknya.

Hingga berita kelahiran cucu laki-laki sulung raja, pangeran pewaris--putra tertua putra mahkota sang pewaris tahta--yang terlahir sehat, menyebar ke seluruh antero daerah Chosun.

Para penyebar berita mengendarai kuda dengan gesit dan lincah, ingin segera menyampaikan berita yang dibawa ke kantor pemerintahan di daerah yang mereka tuju. Dari situ, rakyat ikut bersorak. Menghidupkan suasana malam bersalju.

Berbeda dengan suasana suram dan murung faksi utara, tempat perkumpulan faksi selatan segera dipenuhi dengan tawa. Mereka saling bersulang. Memberi selamat penuh hormat kepada Hong Jasin yang telah tertawa lepas. Karir faksi selatan mereka yang selama ini banyak ditekan para rubah tua licik Utara, akan segera melambung dengan adanya bintang kejora selatan mereka ini.

Di istana, raja Yeonjom yang sedang menyantap makan malamnya segera tertawa hingga janggutnya bergetar. Setelah itu dia menghabiskan makanannya dengan suasana hati baik.

Ratu Jinseo yang baru datang dari kuil selatan sejak menerima kabar persalinan menantunya tersenyum anggun menerima berita itu. Dan sementara ibu suri makan malam dengan senyum lebar, para selir putra mahkota memiliki wajah tidak baik. Bahkan selir Kang, hanya bisa tersenyum masam.

Jadilah malam dimana Hong Minhwa tidur lelap kelelahan, menjadi malam tanpa tidur bagi orang lain, terutama faksi ayah dan musuhnya.

Keesokan paginya, Hong Minhwa terbangun oleh suara tangis kencang yang akrab.

Linglung beberapa waktu sambil bertanya-tanya dalam keadaan separuh sadar bayi siapa yang menangis di istana timur ini. Dan tersentak merasakan perut rata dan rasa sakit di seluruh tubuhnya, lalu ingatan kemarin pun teringat--yang langsung membuatnya memanggil dayang untuk membawa putranya.

Menyusuinya hingga kembali tertidur lelap. Dan ketika ia baru selesai sarapan bubur racikan oh Jeong yang enak dan lumayan menambah energi, para tetua eksentrik tiba-tiba datang.

Sungguh datang bersamaan. Raja bau tanah itu, ratunya, dan ibu suri yang segera menggendong Aga yang tengah tertidur dalam kondisi perut kenyang.

"Aigoo... Lihat wajah tampan kecil ini, sungguh darah keluarga Yi kami yang mendominasi."

"Batang hidungnya persis Saeja."

"Hmph! Apa bagusnya bocah itu? Hidung cucuku tentu mirip denganku!"

Menghabiskan satu jam penuh untuk menemani mereka tertawa dan terkikis bahagia, memuji cucu dan cicit mereka dengan segala macam kata, dan menghadiahi banyak hal. Untunglah Aga sudah kenyang, jadi dia terus tertidur tanpa kerewelan.

Puas mengoper selimut lampin selama sejam dengan untaian kalimat puji, akhirnya mereka pergi.

Membuat Hong Minhwa kembali tenang dengan keadaan kamar yang sepi tentram. Menghela nafas santai lagi.

BECOME WIFE OF MALE LEAD (LADY HWAYOUNG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang