49 | dua kabar kehamilan

2.2K 135 25
                                    

.
.
.

"Ammamama, ini... Apa?"

"Ini namanya salju, jika kita memegangnya, maka dia akan mencair."

"Itu apa?"

"Itu adalah pohon."

"Lalu... Itu apa?"

"Itu..."

".... Apa?"

"..."

Menghadapi bayi sebelas bulan yang penuh rasa ingin tahu ini, Hong Minhwa menghela nafas dengan sabar. Menjelaskan ini dan itu, menjawab semua rasa penasarannya. Melihat si kecil menggerakkan jari telunjuknya kesana-kemari untuk memperjelas objek pertanyaannya, ia jadi teringat dengan adiknya, Hong jigeum, sewaktu kecil.

Saat ini Hong Minhwa tengah memangku putranya di dalam tandu tertutup, namun untuk menenangkan Yi Hwan yang terus memberontak di dalam tandu karena merasa terkurung, jadi jendela satu sisi dibuka.

Hong Minhwa hanya bisa meminta dayang Jang membawa mantel kecil tambahan untuk menghalangi angin dingin yang masuk ke dalam tandu.

"... Ammamama?"

Yi Hwan yang tidak lagi mendengar suara lembut ibunya ketika ia bertanya menoleh, menatap sang ibu yang tengah memangkunya.

Mata hitam besarnya berkedip bingung, bertanya-tanya kenapa tatapan sang ibu menjadi tidak fokus, lalu mengangkat lengan kecilnya. Yi Hwan menggeliat dan mencoba menarik lengan baju ibunya.

"Ammamama?"

"Hmm?" Barulah Hong Minhwa tersadar bahwa dirinya sudah termenung lama hingga mengabaikan putra kecilnya. Ia tersenyum dan mencium pipi tembam bayinya, "Eommamama berfikir bahwa Yi Hwan kami begitu tampan, yang akan membuat keluarga pusing dengan banyaknya gadis jatuh hati."

Yi Hwan kecil tertawa seolah mengerti ucapannya ibunya. Dicium oleh nafas harum ibunya turut membuat ia bahagia. Gelegar tawanya menyebar hingga keluar tandu.

Para dayang, Kasim, dan pengawal di luar ikut tersenyum merasakan kebahagiaan sang majikan.

Perjalanan antara istana timur dan istana ratu tak singkat juga tak lama, dengan si kecil yang meramaikan suasana perjalanan, akhirnya mereka sampai juga di gerbang pertama istana ratu.

Tandu diturunkan.

Dayang Jang berjalan ke depan tandu, "Mama, kami sudah sampai." Ucapnya sambil setengah bungkuk.

"Hmm."

Pembawa tandu membuka pintu tandu dengan khidmat, lalu dayang Han melangkah maju untuk mengambil Yi Hwan terlebih dahulu. Membenarkan pakaian dan mantel dengan rapih, sebelum kembali ke sisi lain tandu.

Dan barulah sepasang sepatu sutera bersulam bunga Peony indah keluar, diikuti dengan rok hanbok bersulam benang emas yang mekar dengan anggun. Dengan bantuan tangan dayang Jang, Hong Minhwa keluar dari tandu tersebut.

Membereskan atasan yang agak kusut setelah memangku Yi Hwan, yang untungnya tidak terlalu kentara karena tersamarkan corak sulaman indah bajunya ini, lalu memasang posisi anggun penuh etiket.

"Ayo masuk."

Melangkahi gerbang istana ratu, rombongan putri mahkota yang ramai tidak mungkin tidak terlihat sejak tadi, jadi beberapa pelayan senior ratu telah menyambutnya di sana.

"Hamba memberi salam kepada Bin-gung Mama." Ucap mereka serempak dengan membungkukkan badan.

Hong Minhwa menerima sambutan mereka, "bangun."

"Bin-gung Mama, silahkan, Jungjeon Mama sudah menunggu anda." Ucap seorang dayang senior yang sudah cukup tua.

Diingatkan kembali atas keterlambatannya, muka Hong Minhwa terasa panas di tengah musim dingin ini. Semuanya karena lelaki bau itu! Kutuknya melampiaskan rasa malu.

BECOME WIFE OF MALE LEAD (LADY HWAYOUNG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang