.
.
."Hamba selir Jung, Jung Jinhee, telah melihat Daebi Mama, Junjeong Mama, dan Bin-gung Mama."
"Hamba selir Shin, Shin Jikyung, telah melihat Daebi Mama, Junjeong Mama, dan Bin-gung Mama."
"Hamba selir Kang, Kang Heesoo, telah melihat Daebi Mama, Junjeong Mama, dan Bin-gung Mama."
Sapaan formal diucapkan satu-persatu oleh mereka, dimulai dari selir Jung yang merupakan finalis kedua setelah Hong Minhwa, dan diakhiri oleh selir Kang yang menjadi selir hadiah dari raja kepada putra mahkota. Atau begitulah setidaknya yang terlihat bagi orang biasa, dan tidak untuk mereka yang mengerti politik.
Bagi Hong Minhwa yang telah hidup dengan dua kehidupan dan tahu segala macam kebusukan buku ini, dia segera mengerti sifat dan karakter mereka. Lalu kedatangannya ke dunia ini memang banyak mengubah plot yang ada, dan itu bagus, menandakan bahwa akhir suaminya pun bisa berubah.
Bagi selir Jung dan selir Shin, mereka memang akan menjadi anggota istana timur seperti sekarang ini dan orang yang dicurigai sebagai tersangka kasus pembunuhan putra pertamanya. Meski jika di dalam buku ditulis mereka masuk dalam harem lelaki itu sebab alasan yang lain, tapi sepertinya waktu kedatangannya tidak jauh berbeda.
Dilihatnya selir Kang yang duduk lebih menunduk dari dua yang lain, sangat jelas antara penakut dan pemalu. Kehadirannya disini murni karena kesalahan plot yang menyimpang. Dia terlihat sangat seperti kelinci yang ketakutan, meringkuk malu, dan membuat kehadirannya terabaikan.
Hong Minhwa tiba-tiba menghela nafas kasihan, niat awalnya yang 'sedikit' kurang baik berubah menjadi rasa iba. Yah, dia akan menarik rencananya untuk sementara.
Lalu dimulailah sesi nasihat tetua yang diucapkan oleh ibu suri dan ratu Jinseo secara bergantian. Mulai dari membahas hal sepele, sampai hal rinci tentang pembahasan intim dalam kamar. Mengingatkan juga secara singkat tentang beberapa peraturan utama dalam istana.
Ketiga gadis itu mengangguk dan menjawab beberapa dengan anggun nan lembut.
Membuat ibu suri mengangguk puas dengan kesopanan ketiga gadis ini, melirik putri mahkota yang fokus dengan pikirannya sambil memegang cangkir teh yang mendingin, mau tak mau dia menambahkan sebuah nasihat, "kehadiran kalian adalah untuk membantu Bin-gung dalam melayani kebutuhan Saeja Jeoha, mengerti?"
Meski ada sebuah keluhan dalam hati, ketiga gadis itu segera menjawab, "kami mengerti, Daebi Mama." Sebagai selir, mereka tidak berhak menyebut para tetua dengan panggilan akrab seperti yang Hong Minhwa, sebagai istri sah, lakukan biasanya. Memanggil ayah, ibu, ataupun nenek.
Status adalah pembatas langit dan bumi.
Disini lah Hong Minhwa tersadar dan mendapati tatapan lembut ibu suri, membuatnya sedikit tersenyum malu. Dia menaruh cangkir untuk diisi dengan teh yang lebih hangat oleh dayang, yang sedari tadi ternyata hanya dipegang hingga dingin.
Ratu Jinseo memaklumi perilakunya, "Bin-gung, berikanlah beberapa kata, kau adalah pemilik halaman belakang Saeja."
Kalimat ratu Jinseo sudah jelas menjadi isyarat kekuasaan mutlaknya pada halaman belakang lelaki bau itu. Diucapkan kembali secara terbuka oleh seorang ibu menandakan penegasan hak sang menantu yang mengatur kehidupan pribadi putranya.
Hong Minhwa mengangguk patuh, lalu menatap ketiganya dengan ringan seolah bukan kenalan. Tidak ada rasa cemburu dan sakit hati, apalagi dengan wajah putih kemerahan yang sehat, sudah menandakan betapa menerimanya dia terhadap kehadiran tiga selir ini.
"Saeja Jeoha memiliki hanya sedikit yang disuka dan lebih banyak yang tidak disuka, kegiatannya terulang sama tapi tidak memiliki waktu yang sama, tidak bisa makan yang terlalu pedas, asin, atau asam. Tidak suka waktu belajarnya diganggu, dan terakhir tidak suka hal yang berbelit-belit, jadi jika kalian memiliki sesuatu yang ingin disampaikan secara pribadi... Tolong jangan membuatnya rumit."
KAMU SEDANG MEMBACA
BECOME WIFE OF MALE LEAD (LADY HWAYOUNG)
Любовные романыBerpindah tubuh. Bahwa sebuah dunia dalam fiksi online bisa menjadi kenyataan. Dan dia benar-benar masuk kedalam dunia tersebut, menjadi Hong Minhwa. Siapa Hong Minhwa? Apa karakter ini adalah protagonis? Tentu bukan, kehidupan penuh perjuangan tid...