17. Mark Lee (✓)

40 14 3
                                    

Pagi tadi Mark terlambat, niatnya dari semalam memang tidak ingin berangkat sekolah hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi tadi Mark terlambat, niatnya dari semalam memang tidak ingin berangkat sekolah hari ini. Tapi ia baru ingat kalau tugas bahasa China dan sejarah harus dikumpulkan hari ini.

Terlihat, pemuda bermarga Lee itu mengucek matanya dan langsung bangkit dari kasurnya. Melihat jam dinding yang terus bergerak membuat Mark tersentak dan berlari untuk mencuci muka dan tidak akan mandi.

Mark tidak akan mandi hari ini karena ia benar-benar terlambat!

Suara detik jam dinding membuat Mark risih. Waktu terus berjalan mengarah ke jam 7 tepat, dan hanya 10 menit lagi waktunya yang tersisa bagi Mark untuk bersiap-siap.

Mark cepat-cepat mengambil roti selai kacang dan ia berpamitan kepada nyonya Lee yang ia yakini ibunya itu sedang menggoreng telur di dapur.

"Mom, aku berangkat-"

"Shit." Tiba-tiba saja Mark mengumpat. Melihat ke arah dapur dengan tatapan kosong.

Mengingat bahwa ibunya sedang tidak ada dan Mark tidak mengetahui di mana nyonya Lee sekarang. Niatnya memang hari ini ia akan kembali mencari nyonya Lee, bahkan petunjuk untuk menemukan nyonya Lee sudah Mark pegang dan di simpan di sakunya sekarang ini.

Benar, kalung liontin merah itu.

🕷️🐯🕷️🐯🕷️🐯🕷️

Tinggal beberapa detik lagi gerbang sekolah itu ditutup. Mark berlari dengan nafas tersengal-sengal mengejar waktu untuk masuk ke sekolahnya itu.

Mark hilang harapan seketika, satpam yang bertubuh gemuk itu langsung menutup gerbang tepat pada jam 8 pagi diiringi oleh bel tanda jam pelajaran akan dimulai.

Mark kini menatap gerbang sekolah itu dari jarak jauh. Jadi, ia harus ke mana sekarang? Di sisi lain ia ingin bolos dan mencari ibunya, dan di sisi lain pula ia takut mendapat bintang merah karena sudah 3× telat mengumpulkan tugas sejarah.

Kini Mark mendengus kesal, menendang asal batu kecil dengan kakinya. Ia merasa kesal seketika, semua yang dialaminya kini benar-benar mimpi buruk. Ia ingin marah kepada dunia hari ini, kenapa keberuntungan dan keajaiban tidak memihak kepadanya?

Semuanya gara-gara sesosok misterius malam tadi, menculik nyonya Lee dan itu membuat Mark susah tidur dan alhasil terlambat masuk sekolah. Mark yakin ia akan diberi hukuman oleh guru piket untuk membersihkan toilet.

"Hei, kau yang di sana! Cepat kemari!"

"Kau Mark Lee dari kelas 12 Bahasa 3?"

Mark tersentak saat pak Kyung-soo si guru piket itu berteriak. Mau tak mau Mark menghampirinya sambil mendengus kesal. Pasti ia akan dihukum membersihkan toilet atau mencabuti rumput taman sekolah yang luas itu.

"Ini sudah yang kedua kalinya kau terlambat." Ucap pak Kyung-soo lagi dengan nada dingin.

"Maaf, pak." Mark menunduk.

"Kau harus menjalani hukuman-mu bersama dengan yang lain."

"Baik, pak."

Satpam itu membuka gerbang dan membiarkan Mark masuk. Langkah Mark menghampiri siswa maupun siswi di lapangan yang akan diberi hukuman karena terlambat masuk sekolah.

Mark lagi-lagi mendengus kesal, matanya tak sengaja menatap Mina si siswi centil dan sok asik itu. Benar-benar membuat Mark hilang semangat dan gadis itu entah kenapa malah sok-sokan menyapa Mark.

"Hai, Mark!"

"Oh, hai." Kata Mark, sebenarnya sangat malas menyapa Mina di saat seperti ini.

"Nasib kita sama sekarang. Harus membersihkan toilet."

"Kau terlambat juga? Wah, kupikir seorang gadis bernama Mina merupakan siswi yang jarang terlambat." Sindir Mark dan Mina malah cecengesan.

"Hahaha, sudah-sudah. Mari membersihkan toilet bersama."

"Kau di toilet yang satunya, aku akan membersihkan toilet di dekat ruang guru." Mina melanjutkan kata-katanya.

Mark memejamkan matanya, kenapa semesta seakan-akan memberikan hari sial untuk Mark akhir-akhir ini? Kenapa ia harus dihukum bersama Mina? Mark sangat tak menyukai gadis itu.

"Baiklah." Jawab Mark pada akhirnya.

Langkah malas Mark menghampiri pojok tembok toilet untuk mengambil sikat dan serokan air. Mark pikir Mina sudah pergi membersihkan toilet di dekat ruang guru, namun gadis itu malah diam menatap Mark dari belakang.

Lagi-lagi Mina bertanya dengan wajah yang diimut-imutkan, dan apa maksudnya gadis itu memajukan wajahnya ke depan wajah Mark seperti ini?

Gila, Mark seketika ingin membanting adik dari ketua OSIS itu. Sangat menjengkelkan kenapa Mark harus kenal dan sok akrab dengan Mina seperti ini.

"Kau tidak tidur malam tadi?" Tanya Mina.

Mark tersentak. "Ah, apakah ada lingkaran hitam di bawah mataku?"

"Benar-benar seperti panda."

"Jangan mengejekku." Jawab Mark sinis.

"Hahahaha, maaf. Tapi terkesan lucu, seperti anak panda."

"Ya."

"Omong-omong, kau menyukai Herin?"

"Apa maksudmu?" Lagi-lagi Mark tersentak dengan perkataan Mina.

Apa maksudnya gadis itu bertanya frontal di saat-saat seperti ini? Mark sudah malas meladeni Mina yang sok asik seperti ini. Mark tidak ingin diajak bicara, dirinya mengalami hal buruk dari malam tadi dan Mark hanya ingin tenang.

Mina, bisakah kau jangan bertanya dan bisa tidak kau tutup mulutmu sebentar? Sangat menjengkelkan.

"Herin bukan gadis yang baik." Kata Mina lagi.

"Berisik."

"Kalau aku jadi kau, aku tidak akan menyukai Herin. Aku tahu Herin saudara tiriku, tapi tetap saja ia bukan gadis yang baik."

"Sebaiknya, menjauhlah dari Herin. Kau tak tahu kalau Herin sering sakit? Ia gadis yang penyakitan. Benar-benar beban keluarga."

"Tutup mulutmu!!

BRAKK!!!

Mark memukul tembok toilet yang disandari Mina sampai retak. Hampir menghancurkan kepala gadis itu kalau saja Mark hilang kesadaran di saat itu juga. Mark sengaja memukul tembok di sisi kepala gadis itu agar Mina bungkam dan berhenti menjelek-jelekkan Herin.

Mina melotot, kakinya bergetar setelah melihat apa yang telah terjadi. Mark memukul tembok di sisi kepalanya dengan keras, bahkan sampai retak.

Tapi Mina malah salah fokus dan jantungnya berdetak kencang, kakinya makin gemetar ketika matanya menatap sesuatu yang menyerupai kaki laba-laba di tangan Mark. Sesuatu hitam dari tangan Mark yang memukul tembok toilet itu sampai retak.

Mina melotot dibuatnya. Sesuatu yang menyerupai kaki laba-laba itu makin meretakkan tembok di sisinya dan mata Mark tiba-tiba berubah menjadi merah tua pekat.

"M-Mark?"

Mark tersadar lalu tersentak. Melotot apa yang telah ia perbuat dan membuat Mina ketakutan. Mark melotot melihat tangannya yang menyerupai kaki laba-laba yang sudah meretakkan tembok toilet sekolah ini.

"Maaf." Mark menunduk, menyembunyikan tangannya ke belakang lalu berlari menjauhi Mina.

"Sialan."

-----tbc🕷️👌-----

🌟👈

SpiderMark ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang