"Mark, aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu."
"Jangan sekarang. Aku harus pergi." Balas Mark cepat.
"Ke mana?"
"Mencari Ibuku."
Mark langsung bangun dan memakai sepatunya. Haechan yang melihat dan mendengar apa yang telah Mark ucapkan barusan membuatnya tersentak. Padahal Haechan sedang makan ciki jagung saat ini, untung saja tidak tersedak.
"Mencari bibi? Memangnya ke mana?" Tanya Haechan, tapi Mark tidak menjawab.
"Woi, ke mana bibi pergi? Ada masalah?"
"Kau bisa menceritakannya terlebih dahulu, kan? Pasti kami akan mengerti dan mencoba mencari nyonya Lee kalau tahu situasinya." Kata Renjun menghampiri Mark.
Namun Mark tetap saja diam membisu sembari memakai sepatunya. Ia tidak menjawab sama sekali, apalagi di sampingnya ada Herin.
Mark tahu sekarang, kejadian saat ibunya menghilang dan petunjuk kalung liontin merah itu ada hubungannya dengan Herin. Mark tidak ingin membicarakannya di sini. Bisa gawat kalau Mark buka mulut.
Baiklah, Mark akan menarik perkataannya saat itu. Mark tidak akan mencintai Herin. Niatnya memang Mark akan menyatakan perasaannya saat karya wisata nanti. Tapi Mark mengurungkan niatnya setelah mengetahui hal yang sebenarnya.
Pokoknya Mark tidak akan mengatakannya meskipun Haechan mulai berubah menjadi dirinya semula. Tadi sih Haechan menjadi mode cool sementara, tapi sekarang ia sudah mulai usil dan sepertinya baterainya full karena telah memakan ciki jagung yang dibelikan Chenle.
"Mencari bagaimana? Memangnya ke mana?"
"Apakah hal yang sama terjadi pada tuan Lee?" Tanya Jaemin lagi.
Benar juga..Mark memang tidak melihat ayahnya di sekolah hari ini. Apakah ayahnya masih setia menunggu kabar di kantor polisi? Pasti tuan Lee belum makan dan masih saja menunggu kabar baik datang.
Ah.. sepertinya lebih baik Mark membolos hari ini. Toh alasannya simpel, Mark akan membuat alasan kalau dirinya sakit. Bahkan banyak saksi mata yang melihat Mark pingsan dan dibawa oleh petugas medis tadi.
"Aku punya satu permintaan." Kata Mark, Jeno menanggapi.
"Apa?"
"Bisakah kau memberi izin kepada guru matematika kalau aku sakit? Aku akan pulang sekarang."
"Soal yang tadi, jangan dipikirkan—"
"Hei, kau lihat Spidey?!" Mark mendadak bertanya. Menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri mencari laba-laba kecil itu.
"Spidey, kau melihat Spidey?"
"Spidey? Kau bercanda?" Tanya Renjun.
"I don't have time to argue with you. But, kau melihat spidey? Dia menghilang sejak di toilet tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
SpiderMark ✓
AdventureHari itu, pemuda yang bernama Mark Lee menemukan laba-laba di taman setelah ia pulang mengantri untuk mendapatkan kaset Spiderman. Entah mengapa, laba-laba itu malah membuntuti Mark saat ia pulang. Tak banyak pikir, Mark malah memelihara dan menamai...