10. Renjun (✓)

55 19 6
                                    

"Spidey!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Spidey!"

"Tidak usah berteriak, kita semua tidak tuli. Sebentar, akan kuambilkan." Cegah Jeno saat Mark ingin mengambil Spidey.

Mark sudah mengeluarkan toples yang—sebentar..entah dari mana toples itu berasal dan Mark mengambilnya dengan niatan ingin memasukkan Spidey ke dalam toples itu.

"Ini Spidey keberuntunganmu? Ayolah Mark, tidak ada sisi aesthetic-nya memelihara serangga." Ujar Jeno tertawa dan mengambil Spidey yang ada di meja sampingnya.

Mark mendelik tak suka. "Enteng sekali mulutmu. Kembalikan Spidey-ku."

"Sumpah, kau gila. Bahkan kau tidak waras. Gara-gara Spidey cebolmu itu, otakmu sampai tidak normal seperti ini." Ejek Renjun.

"Kau kerasukan roh laba-laba atau bagaimana?" Sambungnya.

"Kau keberatan?" Balas Mark menatap Renjun dengan sengit.

"Kenapa sangat terobsesi dengan laba-laba?"

"Karena Spidey bukan laba-laba biasa, paham tidak?" Balas Mark pada Haechan.

Jaemin hanya geleng-geleng kepala tak paham. Oke lah, seminggu ini otaknya hanya dipenuhi oleh Spidey dan Mark Lee. Entah apa hubungan Mark dengan Spidey sampai-sampai Mark sangat terobsesi dan tak mau Spidey pergi.

Hei ayo pikirkan, tidak mungkin juga Spidey ini arwah superhero di masa lalu? Astaga, tidak masuk akal.

"Sudahlah, kalian tidak pernah percaya dengan apa yang kuucapkan."

"Kak Mark!!" Teriak Chenle saat Mark pergi meninggalkan mereka semua.

"Kau tidak mengejarnya?" Tanya Renjun melanjutkan makannya kembali.

Chenle menggigit bibir. Ingin sih mengejar Mark, tapi Chenle mendadak lapar karena mencium aroma pastry yang baru keluar dari oven.

"Aku..aku belum makan! Aku akan makan dulu lalu mengejar kak Mark dan spidey!"

"Kau tahu sesuatu?" Tanya Jisung memotong penjelasan Chenle.

"Apanya?"

"Spidey dan Mark Lee."

"Ahh..aku melihatnya. Spidey memang laba-laba super."

"Dari mana kau tahu? Mungkin kau sedang bermimpi. Tidak ada superhero di dunia ini kecuali ayahku." Timpal Haechan tak percaya.

"Aku melihatnya! Aku melihat kak Mark mengeluarkan kekuatannya saat di rumah sakit hari itu. Sumpah aku tidak berbohong."

"Hm..."

"Kenapa berdengung seperti itu?" Tanya Renjun menatap Haechan.

Haechan balas menatap Renjun dengan aneh. Jadi, apa salahnya jika berdengung?

"Apakah aku tidak diizinkan untuk berdengung? Aku sedang memikirkan sesuatu."

Tidak mungkin perkataan Chenle itu benar-benar terjadi. Sumpah, ini mimpi buruk. Tidak seharusnya kekuatan fantasi seperti itu ada di dunia nyata. Kalau menurut Haechan, ia lebih baik hidup di dunia ninja yang memiliki jutsu daripada hidup di dunia ini dengan kekuatan fantasi yang tak dapat diterima oleh nalar.

SpiderMark ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang