PART 27 : Tiba-tiba Datang Kembali

69 21 71
                                    


Ayudia sudah mencari tahu di mana Darrel sekarang. Lelaki itu adalah pengusaha restoran seblak yang memiliki suasana Indonesia campur dengan Internasional. Namanya Restoran Aileen. Dahulu, sebelum Dari masih pacaran dengannya, Darrel hanya memiliki restoran kecil makanan Italia saja. Ayudia tidak menyangka, Darrel mendirikan restoran makanan seblak yang menurutnya makanan kampungan, tetapi Ayudia sering mendengar Restoran Aileen itu memiliki cita rasa seblak yang enak dari beberapa teman modelnya. Ia baru tahu jika restoran itu milik Darrel, mantan kekasihnya.

Ayudia turun dari taksi, lalu berdiri di depan Restoran Aileen. Restoran itu cukup tinggi karena memiliki tiga lantai. Ayudia membuka kacamata hitam, meletakkannya di atas rambut cokelatnya yang panjangnya sebahu.

Ayudia melangkahkan kaki yang tertutup high heels berwarna merah muda, memasuki restoran tersebut.

Ayudia membulatkan matanya, menatap sekitar restoran sangat mewah. Ayudia tidak mengira, setelah Darrel putus dengannya, Darrel sesukses ini. “Wah, gila tuh, cowok! Aku harus dekati dia lagi,” gumam Ayudia, kemudian tersenyum miring.

Perempuan mengenakan dress berwarna biru gelap selutut mengelilingi area restoran dari lantai satu hingga ke lantai tiga. Ayudia sungguh tidak menyangka ini.

Ayudia memutuskan untuk mencoba makanan di sini. Ayudia tidak memakan seblak. Ia memesan nasi goreng atau spageti.

Hari ke hari berlalu. Ayudia setiap pagi dan malam mendatangi restoran Darrel untuk sarapan dan makan malam. Ayudia tidak menemui Darrel karena dia tahu jika menemui Darrel langsung pasti Darrel akan marah padanya karena dirinya, Darrel sampai kecelakaan dahulu. Ayudia berencana bermain halus untuk kembali menarik perhatian Darrel kembali.

“Pesanan nomor dua belas. Chicken spaghetti  penuh semangat yang membara dan jus lemon tersenyum dengan elegan,” ujar seorang pelayan perempuan, lalu meletakkan pesanan yang Ayudia pesan.

Ayudia tersenyum terpaksa di depan pelayan tersebut. “Terima kasih.”

Ayudia mulai menikmati makanan itu. Ia berharap usahanya setiap hari kemari membuahkan hasil. Selama makan di restoran Darrel, Ayudia belum bertemu sekali pun dengan Darrel.

Sementara Candra, ia termenung, memikirkan nama pelanggan. Sudah tujuh hari Candra membuatkan pesanan atas nama Ayudia Anindita. “Ayudia mantane Darrel, opo duduk, yo?”²⁵ gumam Candra.

Aku wei ruh, opo ora, yo, Darrel? Aku wedi Darrel malah nesu opo trauma. Ora usah, diwei ruh Darrel, yo? Timbang engko Darrel kambuh neh asmane.”²⁶

Candra kembali fokus memotong sayuran. Tiba-tiba saja Darrel menghampiri Candra. “Jangan ngelamun! Nanti kesambet makhluk halus mampus, lo!” gurau Darrel, lalu tertawa.

Candra menunduk, lalu mengerucutkan bibirnya. “Opo to, Bos? Ojo ngeden-ngedeni aku! Aku ora wani karo setan!”²⁷ gerutu Candra sangat menggemaskan. Candra jika sudah ketakutan, membuat Darrel senang.

Darrel mencebik. “Setan aja takut!”

“Bos!”

Tiba-tiba saja Darrel melihat kertas di samping Candra. Darrel langsung mengambilnya. Darrel membacanya, tiba-tiba membelalakkan matanya dengan sempurna. “Ayudia Anindita?” tanyanya pada Candra.

Ngeh, Bos. Kuwi mantanmu. Lah, kowe kadung ruh. Aku teledor Iki!”²⁸ gerutu Candra.

Darrel menaikkan sebelah alisnya. “Kenapa kalau gue tahu ada Ayudia? Kok, dia makan di sini? Dia datang sama siapa?” tanya Darrel begitu penasaran.

Mbak Boba & Mas Seblak [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang