PART 40 : Inilah Akhirnya (End)

204 20 77
                                    


Apa impian bersama orang yang kita cinta? Yaitu hidup bersama dan menjalani hari-hari bersama-sama, melalui suka dan duka bersama. Untuk sampai itu, maka yang dilakukan sepasang insan manusia yaitu menyatukan cinta mereka dalam ikatan halal bernama pernikahan.

Satu Minggu kemudian, hari bahagia itu tiba. Setelah mendapatkan restu, Heera dan Darrel merencanakan pernikahan mereka satu Minggu ke depan. Selama mempersiapkan acara, Darrel dan Heera sangat sibuk.

Sebuah rumah besar susah didekorasi dengan kain putih. Terdapat beberapa hiasan bunga mawar yang paling banyak bunga mawar putih karena Heera menyukai mawar putih.

Beberapa orang sudah berbondong-bondong untuk memenuhi ruangan tersebut. Mereka akan menyaksikan sebuah acara sakral seorang pengusaha kafe boba yang nama kafenya adalah Kafe Diatmika. Orang menjuluki kafe tersebut adalah kafe cinta penuh dengan kebucinan. Dengan seorang pengusaha restoran seblak sukses nama restorannya yaitu Restoran Aileen. Orang menjuluki restoran tersebut dengan restoran komedian karena menu di restoran Darrel beragam dan begitu mengundang gelegak tawa.

Seorang perempuan tengah dirias oleh beberapa perias. Sejak jam lima pagi, ia sudah mulai dirias oleh para perias.

“Sudah selesai,” ujar salah satu perias.

Heera membuka kedua bola matanya. Ia menatap penampilannya. Wajahnya begitu cantik dengan riasan pengantin dan Heera bersanggul model low opdo.

Setelah para perias pergi, Heera duduk di tepi ranjang, menunggu ketukan pintu memanggil dirinya untuk turun setelah akad nikah.

Sementara, sosok lelaki mengenakan toxedo berwarna putih, peci dan sepatu pantofel berwarna senada dan mengenakan kalung bunga melati di lehernya, melangkah masuk ke dalam rumah tersebut dengan didampingi sosok pria paruh baya dan saudara kembarnya yang mengenakan jas berwarna hitam. Mereka menuntun Darrel, menuju meja pelaminan.

Darrel duduk berhadapan dengan adik Heera, Gibran. Yang menjadi wali nikah Heera adalah Aciel Gibran.

Jantung Darrel berdegup begitu kencang. Hari ini akan segera terjadi. Darrel sudah menghafalkan akadnya, semoga ia tidak salah mengucapkannya.

Dhani mengusap punggung Darrel. “Kamu pasti bisa, Nak,” bisik papanya di telinga Darrel untuk menenangkannya.

Gibran tersenyum lebar di hadapan Darrel. “Tenang, Kak. Kakak pasti bisa,” ujar Gibran, membuat Darrel tersenyum.

“Silakan Saudara Darrel berjabat tangan dengan Saudara Gibran,” pinta Pak Penghulu.

Gibran dan Darrel berjabat tangan. Darrel merasa begitu deg-degan.

“Ikuti kata saya, Kak. Saya nikahkan dan kawinkan Engkau Darren Aileen Bin Dhani Aileen dengan Kakak saya Heera Diatmika Binti Almarhum Arjuna Guntara dengan mas kawin seperangkat alat salat, cincin perak sebesar lima gram, dan uang sebesar seratus juta dibayar tunai!”

Darrel mengembuskan napasnya. “Saya terima nikah dan kawinnya Heera Diatmika Binti Almarhum Arjuna Guntara dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!” ujar Darrel dengan lantang.

“Bagaimana para saksi, Sah?”

“SAH!”

Heera melihat dari sebuah layar, meneteskan air matanya. Ia tidak menyangka hari ini akan terjadi juga. “Sekarang aku udah jadi istrinya Darrel, Pa,” gumam Heera.

Setelah akad nikah diucapkan, Heni menjemput Heera. Ia menuntun menantunya, turun ke bawah untuk menghampiri Darrel.

Saat menuruni anak tangga, Heera menjadi pusat perhatian semua orang. Heera terlihat cantik mengenakan kebaya berwarna putih.

Mbak Boba & Mas Seblak [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang