4. Melewati Batas

196 82 57
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, kakek nenek Enderson sudah kembali ke kamar mereka untuk beristirahat. Mereka juga menyarankan agar Seona, Taehyun, dan Bam untuk segera beristirahat, tidak hanya itu mereka juga mengatakan untuk tidak keluar hotel lewat dari jam 10 malam.

Udara dingin di luar tidak bersahabat, ditambah dengan kabut yang semakin tebal jika sudah lewat malam, dan mereka adalah orang asing, kemungkinan besar akan tersesat. Itu yang dikatakan kakek John ketika Taehyun menanyakan alasan nya.

Seona yang belum terbiasa dengan tempat baru ini, memutuskan untuk melihat lihat kembali bangunan terbengkalai tersebut. Sebenarnya bangunan itu tidak benar benar buruk, hanya saja sudah lama tidak mendapatkan perbaikan setelah kebakaran beberapa tahun silam, kala itu hotel bahkan belum sepenuhnya jadi.

Seona membawa beberapa peralatan seperti lampu, kertas proyek, alat tulis, dan barang khas arsitek menuju lantai dua. Suasana di lantai ini lebih buruk daripada lantai pertama yang jelas jelas dihuni oleh keluarga Enderson. Dinding kusam dan lembab, ditambah begitu banyak barang usang yang masih setia pada tempatnya dan sarang laba laba yang menyelimuti menambah kesan menyeramkan bagi siapa pun yang melihatnya.

Namun hal itu sama sekali tidak berpengaruh pada Seona, perempuan berusia 24 tahun itu paling pantang ditakut takuti oleh hantu, semakin dia merasa diancam oleh keberadaan hantu semakin dia tidak mau mengalah. Baginya, selama dia masih menjadi manusia itu artinya hantu dan semacam nya bukan sesuatu yang perlu ditakuti.

"Kita sudah beda alam, beda urusan, urusan kalian dengan Tuhan, urusan ku dengan sesama makhluk yang masih hidup. Jadi, tolong jangan mengganggu, dan jangan buat aku marah." monolog Seona sembari menyalakan lampu yang ia bawa dan mulai berjalan mengitari area di lantai dua. Di tangan nya juga membawa satu senter, dan benda tajam untuk berjaga saja.

Setengah jam ia mengitari sebagian dari lantai dua, kemudian dikejutkan dengan sebuah suara yang menyapa nya.

"nona sedang apa?"

Seona terlonjak kaget dan meneh ke sumber suara sambil menyalakan senter, ternyata Bam.

"sejak kapan kamu disini?"

"pertanyaan ku belum dijawab"

"hanya mengamati" jawab Seona mulai tenang.

"nona tidak takut?"

"untuk apa?"

"kata kakek nenek daerah sekitar hotel ini berhantu, apa nona percaya yang dikatakan kakek tentang larangan keluar hotel lebih dari jam 10 malam?"

"aku tidak peduli. Tapi memang udara di luar sangat dingin, bagi yang tidak terbiasa bisa terjangkit hipotermia dadakan. Jadi larangan itu bukan hal yang aneh." jawab Seona santai sambil terus berjalan tanpa memperdulikan Bam.

"nona tidak takut hantu?" tanya Bam lagi.

"katakan apa yang ingin kamu katakan dan pergi lah" Seona mulai kesal dengan pertanyaan Bam.

"aku hanya mengingatkan nona untuk berhati hati, saran ku jangan naik ke lantai 4. Bahaya."

"lantai paling atas? Kenapa?" tanya Seona mulai penasaran.

"tidak ada apa apa, hanya saja dinding di lantai 4 belum sempurna, ditambah dengan bekas kebakaran itu, mungkin saja nona bisa tertimpa dinding yang rapuh"

"alasan konyol. Aku arsitek, tentu lebih tahu mana yang bangunan yang berbahaya mana yang tidak. Aku tahu betul, konstruksi bangunan ini tidak seburuk itu." Seona tertawa sinis.

"apapun itu, aku sudah mengingatkan. Baiklah, aku turun dulu, mungkin Taehyun lebih asyik untuk diajak bicara dibanding nona." Bam melangkah meninggalkan Seona, belum sampai tangga Bam menoleh dan berkata

"Bam Enderson, nona bisa memanggil ku Bam. Selamat malam" katanya sebelum turun ke lantai satu.

Seona hanya diam, tidak terlalu peduli. Dia sibuk melihat lihat area sekitar.

"alasan macam apa itu? Kejatuhan dinding? Konyol. Sebelum sampai kesini tentu aku sudah lebih dulu meneliti kondisi bangunan ini, semuanya aman. Hanya perlu pembenahan sedikit ekstra. Bam hanya menakut nakuti ku" kata Seona sambil melangkah menuju ke lantai tiga.

Kondisi nya sedikit lebih buruk dari lantai kedua, atap lantai tiga ini telah berlubang dan puing puing nya memenuhi lantai tiga. Langit malam dapat langsung terlihat dari lantai ini, dan udara yang dingin pun mulai menusuk. Di dorong dengan rasa penasaran, Seona naik menuju lantai empat. Meski tangga satu satunya yang menghubungkan kedua lantai ini sedikit rusak hingga membutuhkan usaha lebih keras untuk menuju ke lantai terbatas gedung ini.

Sesuai dengan perkataan Bam, dinding di lantai ini sudah tidak utuh, sama sekali tidak ada atap di sini selain langit kelam tanpa bulan dan bintang serta gemerisik daun daun yang tertiup angin.

Seona melihat ke sekeliling sambil menerka dimana letak lembah yang sering dikatakan oleh Taehyun. Lembah dengan segudang misteri di dalam nya.
Entah mengapa setelah melihat alam liar dari lantai terbatas gedung ini Seona jadi teringat pembicaraan Taehyun sebelumnya.

Pandangan Seona terkunci pada perbukitan batu yang berada tidak benar benar jauh dari tempat nya berdiri sekarang, bukit itu sedikit berbeda dengan bukti bukit lain, seperti ada cahaya dibalik bukit itu. Seona memperhatikan lebih jelas lagi bukit yang berdiri kokoh itu, dalam sekejap Seona seperti terhipnotis oleh pemandangan malam itu.

Lama dia menatap cahaya itu hingga badan nya diam mematung, matanya tak lepas dari cahaya di sebalik bukit, cahaya yang sungguh indah diantara gelap nya malam, rasanya seperti cahaya itu memanggilnya.
Tidak.
Bukan rasanya lagi, kini Seona benar benar mendengar ada yang memanggilnya.

Bukan. Bukan dari bukit itu, suara itu berasal dari lantai di bawahnya. Seona berjalan mencari sumber suara, Seona kenal suara ini.
Ibu nya.
Seona berjalan mendekati lubang yang mengarah ke lantai tiga, tepat ketika ia berada di tepi lubang kakinya seperti ditarik ke bawah dan Seona kehilangan keseimbangan.








Seona terjatuh, badannya membentur lantai tiga dengan keras. Seona kehilangan kesadaran nya seketika.
Bersamaan dengan itu, cahaya yang ia lihat tadi semakin berpendar, rupanya matahari telah terbit.


Gimana part yang ini? Udah mulai serem belum? Belum ya? Hehe, sabar, ini belum sampai konflik nya.

Sabar ya, dan jangan lupa vomment.
Terima Bam.

FIGHT -TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang