17. CHAOS: Nephthys

125 43 38
                                    

Haiii,
Semoga feel tegang nya makin kerasa ya hehe

Jangan lupa vote dan comment yak, ditunggu lohhh

Selamat membaca. 😊😊





Terik matahari mulai terasa membakar kulit. Perlahan Seona mulai membuka matanya, rasa silau langsung menyapa kedua indra penglihatan. Rasa sakit di sekujur tubuhnya juga langsung menyapa, membawa Seona kepada memori mengerikan yang terjadi pada mereka kemarin malam.

Rasa takut benar-benar menguasai Seona kali ini, dia takut akan semua kemungkinan. Takut akan keselamatan ketiga temannya yang tersisa, takut akan keselamatan adiknya, takut akan mitos kebangkitan sang raja iblis, meski yang terakhir sempat terdengar mustahil di telinga Seona namun segala apa yang ia lihat dan alami langsung membuat dirinya mau tidak mau harus mempercayai hal tersebut.

Ini sudah hari ketujuh sejak Taehyun menghilang dan mereka masih tidak menemukan petunjuk apapun, baik tentang iblis itu maupun keberadaan adik nya. Bahkan mereka telah kehilangan kawan seperjuangan, malapetaka apalagi yang akan segera menyapa mereka nantinya?

Pelan namun pasti, Seona mendengar isak tangis pelan dari Soobin. Seona kemudian memaksakan diri untuk bangkit dan mencari keberadaan teman-temannya, perjalanan mereka belum berakhir. Masih dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya, Seona berdiri melihat ke sekitar. Kini dirinya berdiri di lereng bukit, tampaknya dia sempat menghantam sebuah pohon besar ketika menjatuhkan diri yang menyebabkan dirinya tersangkut hingga tidak jatuh terlalu jauh. Dengan susah payah dia berjalan menuruni lereng tersebut, mencari Soobin yang suara tangis nya masih terdengar.

Sekitar 40 meter dari posisi awal, Seona akhirnya menemukan Soobin yang kondisi nya tak kalah buruk darinya. Bahkan kepalanya sempat terantuk batu besar yang menyebabkan darah segar masih saja keluar dari pelipis nya. Sekujur tubuhnya sudah berlumur darahnya sendiri akibat tergores dahan dan ranting tajam, luka lebam ada dimana mana.

"Hyung, kamu jahat!! Kamu bilang mau bawa pulang kepala orangtua kita, lalu kenapa justru kamu duluan yang menyusul mereka?!! Aku harus bagaimana?" racau nya masih disela tangisan sedih nya.

"Kamu selalu saja ingkar janji!!! Kamu bilang semua akan baik-baik saja, lalu ini apa?"

"Hyung, kembali lah. Kali ini aku memohon. Aku janji akan jadi adik yang baik, jadi tolonglah, aku benar-benar memohon.
Jangan tinggalkan aku sendiri disini."

Soobin meringkuk, dan tangisan nya makin keras. Rasa sakit sepeninggal kedua orangtua nya saja belum sembuh, kini dia harus kehilangan kakaknya tepat di depan matanya, sementara dia tak mampu melakukan apapun. Katakan duka mana lagi yang lebih hebat dari ini?

Seona mendekati Soobin, tidak banyak yang bisa ia lakukan. Dia tahu Soobin perlu waktu untuk semua ini, dia tidak butuh kata apapun, Seona memberi kesempatan bagi Soobin untuk meluapkan kesedihannya.
Matahari kemudian semakin beranjak ke arah barat, menandakan malam akan segera datang. Kabut juga sudah semakin tebal, angin dengan hawa dingin juga sudah mulai terasa.

"Soobin, ayo. Kita cari yang lain."

"Apa yang harus dicari? Bisa saja mereka juga sudah mati. Kita tidak ada harapan apapun, nuna."

"No. Kita masih punya, ayolah. Aku paham dengan kondisi mu saat ini, tapi kamu juga harus ingat, menyerah bukanlah jawaban."


Srak, Srak, Srak.


Mereka berdua menoleh ke arah sumber suara, dan betapa terkejut nya mereka kini. Di hadapan mereka berdua berdiri dua ekor beruang grizzly dan di sisi lain ada sekelompok serigala. Dua jenis hewan liar nan buas itu menatap mereka dengan penuh rasa lapar. Mereka berdua terjebak.

FIGHT -TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang