12. Tekad

135 54 51
                                    

Happy Reading 😁💖

Jangan lupakan vomment nya, kalau semisal ada yang belum dipahami dari cerita ini bisa langsung tanya aja di kolom komentar, sebisa mungkin aku jawab. (Selama ga jatohnya spoiler wkwkwk😁😁)



"Kamu udah sadar? Gimana apa yang dirasain? Masih sakit? Yang bagian mana sakitnya? Pusing gak? Ihh jawab dong! Kok diam aja?"

"Ya ampun Soobin gimana dia bisa jawab? Kamu aja ga kasih jeda buat dia jawab. Pelan-pelan dong tanya nya, kamu tanya nya kayak gerbong kereta." tegur Bam dengan santai sambil memakan mie instan di depan tenda.

"Yak!! Bocah kecil! Jangan kurang ajar yak!! Sudahlah panggil aku ga pake hyung, sekarang malah makan mie instan ku tanpa izin. MUNTAHKAN!"

"Sini tangan mu, biar ku muntahkan di tanganmu saja."

Soobin bergidik jijik dan segera masuk ke dalam tenda bersama Kai menghindari Bam. Soobin mengecek suhu tubuh anak itu, suhunya masih agak panas, tapi sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.

"Kakak yang kemarin mana?" tanya Kai pelan.

"Seona? Ohh dia ada di tenda nya sendiri. Masih tidur, kenapa?"

"Aku mau ber terimakasih pada kakak kemarin, dia baik sekali. Seperti peri."

"Peri? Pffftt... Hahahaha tahun begini kamu masih percaya peri? Ya bocah, mana ada dia kayak peri? Kamu belum kenal aja sama Seona, aslinya dia mah galak ga ketulungan! Kamu harus hati hati sama dia."

"Enggak kok, kakak yang kemarin baik banget. Coba kalau dia ga peluk aku, badanku pasti masih sakit semua."

"Sudah-sudah, ayo keluar. Kita sarapan dulu, sebelum melanjutkan perjalanan. Lagi pula kami harus tahu siapa kamu, dan kenapa kamu bisa ada di hutan ini? Ayo keluar!" perintah Yeonjun setelah selesai memasak menu sederhana.

Semua pun berkumpul kecuali Seona, dia masih belum keluar dari tenda nya. Bam menghampiri tenda Seona dan memanggilnya dari luar. Seona pun keluar dari tenda, dia terlihat seperti sedang menutupi lehernya dengan syal. Seona bahkan pagi ini seperti berusaha menjauhi Bam, jika biasanya dia duduk di samping Bam kali ini Seona lebih memilih duduk diantara Soobin dan Kai. Berseberangan dengan Bam.

Bam menyadari hal itu, namun tidak berani menanyakan alasan nya pada Seona. Dia justru memikirkan hal itu sendiri, kenapa Seona seolah menjauhi dirinya dan menutupi leher dengan syal, padahal pagi ini tidak sedingin biasa nya.

"Kamu sakit juga? Kok pucat?" tanya Soobin sambil mengecek suhu tubuh Seona.

Seona menghindar dan mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Tidak ada yang perlu di khawatir kan.

"Terimakasih sudah membantu ku, nuna."

"Katakan siapa dirimu, dan kenapa ada di hutan ini? Bagaimana cara mu bertahan?" tanya Seona langsung tanpa basa basi.

"A-aku Hueningkai. Guruku memanggil ku Kai. Aku tinggal di panti asuhan."

"Lalu?" tanya Yeonjun.

"Kami mengadakan acara liburan, di cagar alam Kanada. Kami berencana menuju ke air terjun Virginia. Lalu karena ada suatu kasus tentang pengunjung sebelumnya yang tewas terpenggal di Lembah Nahani, kami membatalkan nya."

"Tapi kemudian, aku diajak oleh teman-teman untuk tetap berangkat, aku ikut saja. Mereka bilang kalau aku ikut dengan mereka, aku akan diakui sebagai teman. Jadi aku dan teman-teman yang lain berangkat kemari tanpa seizin guru kami."

FIGHT -TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang