26. Korban Terakhir

100 33 32
                                    

HAI HAIIII🤗👋👋

SEMOGA DAPET FEEL NYA YA,
KALAU BELUM DAPAT HARAP DIMAAFKAN YA HEHE😁😁
OH YAA, NANTI MUNGKIN ADA PENGGAMBARAN YANG AGAK SEREM JADI MOHON BIJAK DALAM MEMBACA YA.



APAPUN ITU, JANGAN LUPA UNTUK VOTMEN YAA! TERIMA KASIH!!

HAPPY READING CHINGU! 💞💞💞







Hari ke 19 (malam hari)


Soobin dan Kai terbangun dari tidur nya, yang sebenarnya mereka sendiri tidak sadar apakah mereka hanya tertidur atau pingsan karena kelelahan dan kurang nutrisi.
Semenjak mereka berada di dalam goa, sangat sedikit yang bisa mereka makan, bukan karena tidak mau berburu, namun hujam badai yang terus menerus terjadi menyebabkan tidak ada satupun dari mereka berani keluar.

Ditambah, semalaman mereka terus berusaha menghancurkan batu batu yang menutup pintu goa, kemudian merangkak memasuki lorong sempit meninggalkan teman seperjuangan mereka sendiri, Kang Seona.

Kai yang sudah terbangun lebih dulu kembali hanya bisa menatap kosong lorong yang barusan ia lewati. Bayangan akan kondisi Seona terakhir masih saja menghantui pikirannya, bagaimana tidak? Seona adalah orang pertama yang mengulurkan tangan untuk membantu nya, tidak cukup sekali bahkan berkali-kali, dan kini dirinya justru melarikan diri dan meninggalkan Seona yang sudah pasti tenggelam ditelan banjir.

Genangan air tersebut kini bahkan sudah tidak jauh dari tempat nya bersandar.
Benar.
Selain mereka mencari jalan keluar dari bukit ini dan menuju altar pemujaan, mereka sebenarnya juga sedang melarikan diri dari genangan banjir yang terus saja bertambah dan mulai menggenangi lorong yang mereka lewati.

Naas nya, mereka terpojok sekarang. Tidak ada jalan lain, lorong tersebut buntu. Ujung lorong ini ditutup dengan dinding batu yang datar, Kai merasa bahwa ini adalah akhir dari segalanya, mau berlari sejauh apapun takdir kematian nya memang sudah dekat, dan mungkin ini adalah waktunya.

"Kai, jangan melamun!! Ayo bantu aku!" kata Soobin yang sudah bersiap dengan palu yang ia bawa, dengan sisa tenaga yang ia miliki, Soobin terus memukul dinding batu tersebut, berharap akan pecah dan menghasilkan jalan lain.

"Untuk apa? Ini sudah berakhir hyung. Ini balasan karena kita meninggalkan teman teman kita. Dari Yeonjun hyung sampai Seona nuna, kita tak mungkin bisa lari lagi." ucap Kai penuh rasa pasrah.

"Kai, buang jauh-jauh pikiran negatif mu itu!! Kalau memang kamu merasa bersalah atas kematian mereka, maka membalas pelaku kejahatan adalah jawabannya! Bukan menyerah!"

"Aku juga berpikir seperti itu awalnya. Tapi lihat lah sekarang hyung! Kita terjebak!! Di depan sana ada banjir yang siap menenggelamkan kita! Sementara disini hanya ada jalan buntu!!" teriak Kai frustasi.

"Kai. Tenanglah! Pikirkan hal yang positif. Banjir nya masih jauh, kita masih ada waktu untuk berusaha. Ayolah, Kai. Bukankah hanya kita berdua harapan Seona nuna? Apa kau ingin mengecewakan nuna?"

Kai menggeleng sambil terus terisak, sungguh kondisi mental Kai saat ini benar-benar buruk. Terbiasa hidup di panti asuhan dan tanpa kasih sayang, kemudian dipertemukan dengan orang sebaik Seona meski dengan keadaan yang mengerikan, lalu dengan tragis nya ia harus menyaksikan akhir hidup Seona tanpa bisa berbuat apa-apa.
Bukankah itu terasa sangat menyakitkan?

Soobin memahami kondisi Kai saat ini, dan mulai mendekati Kai dan memeluknya erat, membiarkan Kai menangis pilu di dalam dekapan Soobin.
Kemudian tanpa sengaja punggung Kai menyentuh sisi lain dari lorong tersebut, dan sepersekian detik kemudian terdengar suara gemuruh kecil, dari dinding batu tersebut.

FIGHT -TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang