25. Antara Hidup dan Mati

103 36 16
                                    

HAI SEMUA, SELAMAT WEEKEND!
MAAF BARU UP DINI HARI GINI HEHE, MAKLUM KANG MAGER NIH😁😁

JANGAN LUPAKAN TOMBOL BINTANG NYA YA CHINGU😁😁

HAPPY READING 💞💞💞


"Happy birthday Taehyun, Happy birthday Taehyun, Happy birthday, happy birthday Taehyun..... Yeaaay!!!"

Pagi itu tampak keluarga kecil terlihat sangat bahagia, mereka terlihat sedang merayakan ulang tahun dari si kecil bungsu.

Sang kakak terlihat sangat antusias dengan perayaan ulang tahun adik nya, dia bahkan sudah menyiapkan puluhan kado yang ia beli dari hasil tabungan nya selama setahun. Benar.
Kang Seona sangat bahagia dalam merayakan ulang tahun pertama bagi adiknya.

"Kamu beli hadiah sebanyak ini untuk apa Seona? Adikmu bahkan masih berusia setahun."

"Tidak apa bunda, nanti kalau sudah semakin besar Taehyun pasti juga akan suka."

"Seona tahu darimana kalau Taehyun juga akan suka dengan hadiah nya?"

"Tentu Seona tahu, Ayah! Seona kan kakaknya Taehyun, sebagai kakak yang baik tentu Seona tahu apa saja yang disukai Taehyun dan yang tidak disukai Taehyun."

"Seona nya ayah memang hebat! Taehyun pasti akan sangat menyukai hadiah darimu."

"Ayah bawa hadiah apa untuk Taehyun?" tanya Seona kecil penasaran.

"Ayah bawa gelang batu giok, asli dari China. Gelang ini bisa menghalau kekuatan buruk yang hendak melukai kita."

"Waaah cantik sekali gelang nya, ayah! Seona jadi ingin juga. Seona kan juga mau terlindungi."

"Seona sudah punya pelindung, yaitu ayah sendiri. Jadi Seona tidak perlu khawatir. Nah tugas Seona adalah melindungi adik kecil kita, Taehyun." jawab sang ayah penuh kasih sayang.

"Siap ayah!! Sampai tua nanti aku pasti akan menjaga Taehyun dengan baik!! Tidak akan ada orang jahat yang akan melukai Taehyun! SEONA JANJI!"
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ayaaah, tunggu!! Aduh!! Kakiku sakit! Ayah! Jangan tinggalkan Seona sendirian di hutan begini! Seona takut!!" Seona remaja terus berteriak memanggil ayahnya yang entah kemana, ia kehilangan jejak.

Perlahan Seona bisa merasakan ada hewan buas yang datang mendekat, meski hari masih sangat gelap, namun karena Seona sudah terbiasa dengan lingkungan hutan rimba ia menjadi jauh lebih peka.

Keringat dingin mulai bercucuran, rasa takut mulai datang. Kondisi kaki nya yang terkilir dan tanpa sosok ayah di samping nya membuat Seona jadi bergidik ngeri sendiri.

Suara nafas dari harimau itu semakin mendekat, langkah kakinya juga semakin terdengar.
Tidak butuh waktu lama bagi Seona untuk melihat langsung hewan mamalia karnivora tersebut berdiri di hadapan nya sambil menggeram.

Glek!.

Seona hanya bisa menelan air ludah nya tanpa bisa melakukan gerakan apapun. Tubuhnya mendadak beku akibat rasa takut.
Di menit berikutnya sang Harimau mencoba menerkam Seona, dan di saat yang hampir bersamaan satu tembakan datang dan mengenai harimau tersebut.

FIGHT -TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang