15. Gegabah

116 45 48
                                    

"Hyung yakin? Apa benar sungai itu tambang emas?" tanya Soobin.

Yeonjun dan Seona segera kembali dari perburuan dan mengabarkan sesuatu yang mungkin bisa menjadi petunjuk bagi mereka. Menurut Yeonjun, awal dari semua misteri di lembah ini berasal dari para penambang emas yang kehilangan nyawanya. Maka sungai kecil itu bisa saja menyimpan jawaban dari semua pertanyaan.

"Sangat yakin. Lokasi sungai itu terlalu mudah untuk ditemukan. Sangat tidak mungkin para penambang tidak mampu menemukan gudang emas bagi mereka, kau tentu ingat kan? Beberapa penambang yang telah ditemukan tewas bersama orangtua kita juga ditemukan di sekitar area sungai, bisa jadi sungai inilah yang dimaksud."

"Lalu, menurut mu apa yang harus kita lakukan?" tanya Bam setelah diam memperhatikan.

"Menurut ku, kita harus memulai nya dari tambang emas. Itu sumber masalah dari semua ini bukan? Bisa saja iblis iblis itu juga berada disana."

"Jadi dengan kata lain kita akan mendatangi sarang nya para iblis itu? Bukankah itu sama saja dengan menyerahkan diri secara suka rela?" tanya Soobin, tampaknya sang adik tidak setuju.

"Menurutmu apa yang kita lakukan saat ini? Tidakkah ini juga sama seperti tindakan bunuh diri? Kita dengan gagah berani nya memasuki tempat terkutuk ini, ibarat kata kita sudah terlanjur basah. Kenapa tidak sekalian berenang dan mendapatkan ikan nya?

Kita sudah terlanjur masuk terlalu jauh, jangan sampai kita keluar dengan tangan kosong. Kalau pun yang kita hadapi nanti adalah manusia yang bersekutu dengan iblis, ya mau bagaimana lagi? Kita harus hadapi itu! Memang nya ada cara lain?"

Semua terdiam, masih memikirkan usul Yeonjun. Seona sendiri tidak seberapa setuju dengan pendapat Yeonjun, namun kalau dipikir ulang, memang awal semua keanehan di lembah ini berawal dari para penambang emas yang kehilangan nyawa mereka.

Kemudian tentang isu kebangkitan iblis, mungkin saja memang semua ini berkaitan. Jika benar begitu, maka masuk ke dalam area paling terkutuk itu adalah satu-satunya jalan. Tambang emas adalah pintu dari segala jawaban.

"Aku sependapat dengan Yeonjun. Tapi, bisakah kita saling berjanji untuk bisa lebih bekerja sama dengan lebuh baik? Maksud ku, jangan ada satupun dari kita yang bertindak gegabah.

Dan ingat, tujuan kita hanya untuk mengetahui apa yang terjadi dan menghentikan aksi orang gila yang hendak membangkitkan iblis. Jangan sampai terkecoh dengan emas."

"Kalau nona Seona setuju, aku juga setuju." timpal Bam mantap.

Soobin dan Kai mau tidak mau harus setuju, setidaknya sudah ada tiga orang yang sepakat.

"Kai, bagaimana? Kamu siap?" tanya Seona.

"S-siap! Aku juga akan berusaha, aku ingin segera keluar dari tempat ini."

"Tenang adik kecil. Kita semua akan segera keluar dari tempat sialan ini dengan selamat." kata Soobin sambil mengusap kepala Kai.

Perjalanan pun dimulai, butuh setidaknya satu setengah jam untuk sampai ke sungai yang mereka maksud.
Ketika mereka sampai, matahari sudah semakin condong ke arah barat. Menandakan bahwa mereka harus segera mendirikan tenda dan beristirahat, namun Yeonjun menolak hal itu.

"Kita harus bergerak lebih cepat. Jangan kebanyakan istirahat. Kita sudah terlalu banyak membuang waktu."

"Tapi, kita akan kesusahan mendirikan tenda kalau sudah terlanjur malam. Apalagi suhu akan semakin dingin jika malam hari. Ini tidak baik." bantah Soobin.

"Tck! Jangan terlalu cengeng! Tetap lanjutkan perjalanan, kita belum menemukan sumber tambang nya!" kata Yeonjun mulai keras kepala.

"Kita lanjutkan sebentar lagi, kalau sampai matahari benar benar terbenam kita berhenti. Yeonjun, tenangkan dirimu." kata Seona memberi jalan keluar.

FIGHT -TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang