Happy reading 📖
🌞🌞🌞
Suasana pagi disekolah Cakrabuana tidak seperti biasanya. Kali ini sangat heboh, bahkan semua siswa/siswi yang penasaran turut ikut berkerumun didekat ruang BP.
Semuanya begitu terkejut mendengar berita Anggi bermalam di ruang musik bersama Adzam. Mereka semua tidak menyangka, pasalnya sejak Adzam mengajar disekolah Cakrabuana selalu memberi materi tentang zina, tidak boleh berduaan dengan lawan jenis ditempat sepi apapun itu yang berakaittan tentang agama.
Tapi sekarang lihat saja, kedua sejoli itu tengah duduk dengan wajah yang ditekuk menghadapa kepada kepala sekolah dan beberapa guru BP.
"Saya bersumpah, tidak melakukan apapun semalam dengan Gus Adzam." Ucap Anggi masih setia menunduk.
Tanpa mereka sadari Adzam mulai menggenggam tangan Anggi. Sebenarnya, Adzam ingin sekali memberitahu mereka semua kalau ia dan Anggi sudah menjadi suami istri.
Tapi sudah terlanjur janji ia tidak mungkin mengingkarinya. "Saya hanya menenangkan Anggi saja, pak. Tolong untuk percaya." Seru Adzam menatap semua orang didepannya.
"Kalian berdua terciduk sedang berpelukkan tidak ada alasan lagi untuk mengelak. Dan Gus Adzam, anda sendiri orang yang paling paham agama diantara kami semua, tapi kenapa anda melakukan hal yang akan memperjelek nama sekolah?" Pak Ridwan berdecak menatap penuh kemarahan kepada dua sejoli itu.
"Kami terkurung pak. Jangan salahin Gus Adzam dia gak salah, saya memiliki phobia gelap. Jadi semalam Gus Adzam berusaha menenangkan saya." Anggi berusaha meyakinkan mereka semua, ia benar-benar tidak ingin jika identitas nya terbongkar sekarang. Anggi belum siap.
"Jika bapak akan DO saya, tidak apa-apa. Saya terima." Dengan berat hati Anggi berucap
Adzam langsung menoleh pada gadis disampingnya yang langsung mendapatkan gelengan kecil dari Anggi.
"Baik. Karena kalian telah mempermalukan nama baik sekolah, saya akan DO kamu dan gus Adzam, dengan berat hati saya akan mengeluarkan anda sebagai guru agama di sekolah ini." Putus Pak Ridwan
"Tidak apa-apa saya dikeluarkan dari sekolah ini pak, asal jangan DO Anggi." Elak Adzam bersikukuh dengan ucapannya.
"Tidak bisa Gus. Ini sudah menjadi keputusan kami semua."
•••
Kini, Anggi berada dikelasnya dengan melengkupkan wajah dilipattan tangannya sembari menunggu kedatangan Winda dan Adzam yang masih mengurusi permasalahan ini.
Dengan rasa tak terima dan kagetnya. Winda yang tengah bekerja mendapati kabar tidak enak tentang Anggi dari sekolah memilih untuk buru-buru kesekolah, tidak memepeerdulikan pekerjaan yang akan tertunda.
Anggi dapat mendengar teman-teman kelasnya membicarakan dirinya. Risih? Jelas Anggi risih karena menjadi topik pembicaraan para siswa/siswi. Bahkan saat dirinya berada didekat mereka tetap saja membicarakannya . Seolah tidak ada Anggi disitu, Padahal mereka tau ada Anggi disitu.
"Gue pikir pake hijab akhlaknya bakalan tambah bagus. Ternyata, malah kek lonte." Celetuk salah satu siswi
"Sama! Gue pikir juga gitu. Eh taunya, malah goda Gus Adzam." Sahut temannya sambil mengangguk
"Putus dari Garta malah goda Gus."
"Padahal tuh ya, masih banyak perempuan yang lebih worth it dari Anggi mungkin akhlaknya setara. Tapi kenapa Gus Adzam malah pilih orang kayak Anggi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving mas Adzam (On going)
Teen Fiction"Saya terima nikah dan kawinnya, Anggia Humaira Adipta binti Pandu Adipta almarhum, dengan maskawin tersebut di bayar tunai." Tak pernah terbayang di benak Anggia seorang fangirl, akhlak minus, di cap sebagai anak nakal. Harus menikah dengan seoran...