LMA 33

1.2K 58 0
                                    

Happy reading 📖

🌞🌞🌞

"Mas." Anggi memanggil Adzam yang tengah memeluknya.

"Kenapa?" Sahut laki-laki itu dengan suara sedikit serak dan mata yang masih memejam.

Anggi berdehem sejenak, sedikit mendongakan kepalanya untuk melihat wajah laki-laki itu. "Mas jangan pergi tinggalin aku, ya?" Pinta Anggi, lantas kedua bola mata Adzam terbuka sempurna serta dahinya mengernyit.

"Tanpa kamu pinta seperti ini juga, saya tidak akan pernah tinggalin kamu." Ucap Adzam di detik selanjutnya ia mengecup pucuk kepala Anggi dengan lama.

"Tadi aku ketemu Sabrina." Seru Anggi.

"Sabrina? kamu bicara apa aja sama dia?" Tanya Adzam, nada suaranya terdengar sangat tidak suka ketika Anggi menyebutkan nama tersebut. Bukan berarti Adzam membenci Sabrina, teman SMA nya akan tetapi Adzam takut jika Sabrina membicarakan hal yang membuat Anggi bisa marah padanya lagi.

"Kalau misalkan sesuatu terjadi sama aku, apapun itu. Apa kamu akan menikah lagi?" Bukannya menjawab justru Anggi bertanya balik.

Adzam mengubah posisi yang tadinya dagunya di topang di kepala Anggi, kini beralih menatap wajah Anggi sangat lamat. "Saya hanya mencintai kamu, apapun yang terjadi saya tidak akan pernah meninggalkanmu ataupun menikah lagi, kecuali jika maut yang memisahkan kita."

"Dengan saya mengucapkan ikrar di depan Ummi, Abi, Bunda bahkan banyak orang lagi. Berarti saya sudah menerima segala kekurangan dan kelebihan kamu, saya akan membuat istri saya bahagia terus kalaupun menangis hanya ada tangisan kebahagiaan, saya tidak akan pernah meninggalkan istri saya apapun yang terjadi kecuali maut, saya akan selalu menjaga kamu, menyayangi kamu, membimbing kamu." Lanjut laki-laki itu seraya mengusap rambut Anggi dengan lembut.

Tatapan Adzam terlihat sangat tulus kepadanya, Anggi tidak kuat lagi menahan air matanya yang sejak tadi ingin sekali terjatuh tapi ia selalu menahannya. Namun kali ini, Anggi tidak kuasa lagi sampai akhirnya pertahanan Anggi untuk tidak menangis menjadi rapuh apalagi mendengar penuturan kalimat laki-laki itu yang sangat menyentuh hatinya.

"Hey, kok nangis?" Cepat-cepat tangan Adzam menyeka lembut air mata yang jatuh tanpa permisi itu.

Anggi tersenyum simpul, "Aku beruntung banget punya kamu." Hanya itu yang bisa Anggi katakan, karena dirinya pun tidak tahu lagi harus menjawab penuturan setulus itu dengan apa sepertinya kata-kata mutiarapun tidak akan cukup.

"Aku lebih beruntung punya kamu, sama calon jagoan atau bidadari kita." Ucap Adzam langsung mengecup kening Anggi. "Tadi Sabrina bilang apa sama kamu?"

"Dia bilang, ingin menjadi selir kamu atau istri kedua kamu. Sabrina bilang, kalau kamu masih mencintai dia."

Adzam tersenyum simpul, "Sudah tidak usah dipikirkan, kamu akan selalu percaya saya kan?"

Anggi mengangguk mantap.

"Mas,"

"Apa sayang?"

"Katanya rasulullah punya banyak istri, emang islam memperbolehkan suami mempunyai istri banyak?" Tanya Anggi

Adzam mengangguk membuat Anggi semakin mengernyit bingung. "Dalam Islam, poligami merupakan cara agar lelaki tidak terjerumus ke dalam perbuatan menyimpang, seperti berzina dan juga cara untuk menjaga kehormatan perempuan dan lelaki. Poligami juga dapat menjadi cara untuk memperbanyak keturunan atau solusi bagi pasangan suami dan istri yang sebelumnya sulit memiliki anak." Jelas Adzam

"Melakukan poligami juga tidak bisa sembarang melakukan, tidak bisa juga hanya karena mengikuti hawa nafsu. Bolehnya berpoligami adalah kepercayaan seorang muslim pada dirinya untuk bisa berlaku adil di antara para istrinya."

Loving mas Adzam (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang