LMA 31

1.2K 57 0
                                    

Happy reading 📖

🌞🌞🌞

Adzam menghela napas, ia ikut berbaring di samping Anggi menghadap pada punggung Anggi yang membelakanginya. Adzam memegang bahu Anggi, mengusapnya dengan lembut. "Saya bisa jelaskan semuanya, Nggi." Lirih Adzam

Anggi semakin menenggelamkan wajahnya, tangannya memegang perut, di usapnya perut itu ia meringis.

Kaki Anggi perlahan menaik menghimpit perutnya yang semakin terasa sakit, sebelah tangannya lagi meremas bantal cukup kuat.

Anggi menggigit bibirnya, menahan rasa sakit di perutnya.

"Aww sshh sakit.."

Adzam terkejut mendengar suara ringisan, serta rintihan sakit dari Anggi. Adzam beranjak untuk bangun membuka selimut yang menutupi tubuh istrinya, ia sangat cemas ketika melihat tangan Anggi yang terus memegang perutnya sambil mengerang kesakittan.

"Kamu kenapa? Perutnya kenapa? Sakit?" Adzam menarik tubuh Anggi, agar tidurnya tidak miring.

"Sakit mas.." Anggi meringis sambil menangis

Adzam mengusap perut Anggi, "Aku panggilin dokter ya."

"Mas sakit." Anggi mencengkram pergelangan tangan Adzam dengan erat.

Adzam semakin panik ketika merasa cengkraman yang begitu kuat di tangannya. "Sabar Nggi, saya panggilin dokter sekarang."

•••

Adzam menatap cemas pada Anggi yang tengah di tangani oleh Dokter. Pukul setengah empat subuh, Adzam harus memanggil dokter karena tidak tega melihat Anggi yang terus meraung kesakittan.

Untung saja, Adzam mempunyai teman seorang Dokter dan ia rela meluangkan waktunya untuk memeriksa Anggi di jam yang terbilang sangat pagi ini.

"Gimana dengan kondisi istri saya?"

"Kamu tenang saja Zam, keram perut saat hamil itu sesuatu yang wajar terjadi. Apalagi pada kehamilan pertama."

Di garuknya tengkuk yang tak gatal, Adzam menautkan alisnya bingung. Adzam tidak mengerti dengan penuturan temannya yang memakai jaz putih ber nametag Mahesa. "Hamil?" Adzam mengulang kalimat Mahesa, sambil terus mencernanya.

Dokter Mahesa mengangguk mantap, "Iya hamil, emang nya kamu nggak tahu istrimu hamil?" Mahesa bertanya lagi

Adzam menggeleng pelan, "Saya nggak tahu dia hamil." Masih dalam keterkejutannya Adzam menjawab.

Mahesa terkekeh, "Mungkin istri kamu mau kasih kamu kejutan atau juga mungkin dia belum tahu tentang kehamilannya."

Adzam tersenyum dan mengangguk, "Bisa jadi."

"Jangan biarkan istrimu stress, di kehamilan muda sangat beresiko. Kamu harus menjaga istrimu dengan baik Zam."

"Apa dampaknya berbahaya kalau istri saya mengalami stress?" Tanya Adzam mencari tahu

"Beberapa dampak stress atau emosi berlebihan saat hamil yakni meningkatkan risiko persalinan premature, menghambat pertumbuhan janin, mempengaruhi tempramen bayi, meningkatkan risiko bayi lahir berat badan rendah, meningkat bayi rentan terhadap berbagai penyakit."

Loving mas Adzam (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang