LMA 21

1.5K 70 0
                                    

Happy reading 📖

🌞🌞🌞

"Mas Adzam jangan pergi!!"

"Aku sayang kamu."

"Jangan pergi."

"Anggi.. bangun, Nggi."

"Mas Adzam jangan pergi!"

"Aku masih butuh kamu!"

"Saya gak pergi. Saya disini sama kamu, sekarang bahkan selamanya."

"MAS ADZAM!"

Mata Anggi terbuka sempurna, napasnya tersenggal, keringat dingin membasahi dahinya. Ia menatap Adzam yang berada didepannya terlihat sangat jelas jika Adzam khawatir.

Anggi segera menjatuhkan tubunya didalam pelukkan Adzam. Ternyata semuanya hanya mimpi, Anggi menangis didalam pelukkan hangat itu.

"Tenang, Anggi. Saya ada disini, gak kemana-mana." Adzam mengusap punggung Anggi, membiarkan kepala istrinya berada di ceruk lehernya.

"Jangan pergi..." Lirih Anggi

"Aku sayang sama kamu. Tolong untuk tetep disini sama aku, berdua. Kita jalan menuju syurga nya allah, hanya berdua."

Adzam tidak salah dengarkan? telinganya masih berfungsi dengan baik kan? Senyum manisnya mulai merekah, kalimat Anggi sangat manis membuat detak jantungnya berdegup lebih kencang.

"Saya bakalan selalu ada untuk kamu."

•••

Mata Anggi mengamati mading yang menempelkan kertas pengumuman kelulusan.

"AAAAA ANGGI!! KITA LULUS!!" Pekik Melvi senang mendapatkan namanya berada dikertas itu.

"Iya. Alhamdulilah, ya." Sahut Anggi dengan suara pelan. Bukan, karena Anggi tidak semangat mendapatkan kabar bahwa ia juga lulus. Tapi karena masih merasa lemas, Anggi hanya bersuara kecil.

Melvi mengangguk-anggukkan kepalanya. "Iya! Alhamdulilah banget!"

Melvi melompat lompat kesenangan sementar Anggi ikut tersenyum menerima kabar gembira ini. Setelah larut dalam kesenangan, Melvi menarik Anggi menuju wali kelasnya untuk neminta surat kelulusan serta hasil ujiannya.

Setelah mendapatkan amplop berwarna putih berisikan surat kelulusannya, mereka menuju kelas.

Anggi melihat isi suratnya, bersyukur karena dirinya unggul di Bahasa inggris, Bahasa Indonesia, matematika, kimia, serta biologi. Sementara Melvi unggul di, Bahasa Indonesia, bahasa inggris, seni budaya, fisika, dan matematika.

"Selamat atas kelulusannya Melvindra." Ucap Anggi sambil tersenyum

"Selamat juga Anggia." Balas Melvi kemudian memeluk Anggi dengan erat.

Mereka merenggangkan pelukannya, mengingat kejadian kemarin Melvi pernah marah pada Anggi, senyuman gadis itu meluntur. Membuat kening Anggi melipat menatapnya bingung.

"Kenapa?"

"Maafin gue ya, Nggi. Kemaren udah marah-marah gak jelas sama lo, cuekin lo sampe sakit kayak gini."

Anggi menggeleng pelan, diraihnya tangan Melvi untuk di genggam sambil terus tersenyum tulus. "Nggak papa, lo gak salah. Seharusnya gue yang minta maaf, karena hal sepenting itu gak gue ceritain ke lo."

Loving mas Adzam (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang