🌞🌞🌞Pagi-pagi sekali Anggi sudah siap dengan seragam panjangnya namun tidak dengan jilbab, rambut Anggi masih basah terlalu malas untuk memakai jilbab ketika rambut dalam keadaan basah.
Setelah sholat subuh bersama Adzam, ia tidak memutuskan untuk tidur lagi, takut jika hari sekarang seperti kemarin telat karena melanjutkan tidurnya setelah sholat subuh.
Anggi menatap lamat-lamat wajah suaminya yang tengah tertidur menggunakan baju koko serta sarung dan kopiahnya yang masih bertengger manis dikepala. Mungkin Adzam terlalu lelah akibat semalam mengantar Anggi ke mall untuk belanja keperluan rumah tangga serta keperluan pribadinya.
Bayangan wajah Adzam saat tersenyum, perlakuan tak terduga dari laki-laki itu terlintas dipikiran Anggi. Rasa yang aneh ini sangat membuatnya bingung, jujur Anggi tidak menyetujui pernikahannya, ia hanya melakukan ini demi wasiat pandu. Tapi, hati Anggi selalu berdebar perhatian Adzam yang membuatnya seperti merasakan jatuh cinta saat pertama kali.
Sudah cukup bosan menatap wajah itu, Anggi berjalan keluar kamar untuk pergi kedapur menyiapkan sarapan paginya.
Anggi menggaruk tengkuk bingung melihat bahan-bahan makanan di meja, ia bingung harus memasak apa dan Anggi juga tidak pernah masak, ia tidak bisa memasak tapi so so an menawari Adzam akan sarapan dengan apa samalem.
"Gue gak bisa masak." Beo Anggi membolak-balikkan sayur kangkung di genggaman tangannya.
Gadis itu berkacak pinggang sambil menggaruk pelipisnya. "Bundaaaaaa, Anggi nyesel gak nurut waktu bunda nyuruh masak." Rengek Anggi tertahan, memanggil bundanya berharap malaikat baik itu akan segera muncul dihadapannya.
Anggi berusaha memutar otaknya mencari cara untuk bisa menyelesaikan misi di pagi hari sebagai seorang istri. Tak lama, Anggi menjentikkan jari mendapat ide yang cemerlang.
Anggi segera merogoh saku seragamnya mengambil benda pipih berlogo apel, lalu membuka aplikasi youtube. Anggi mengetik pencarian, "Tutorial mamasak tumis kangkung," Guamam-nya dengan kedua jari jempol yang mengetuk-ngetuk pada layar ponsel.
Dengan fokus manik Anggi tidak pernah lepas dari layar ponsel yang memperlihatkan vidio cara membuat tumis kangkung. Kepalanya bermanggut-manggut kemudian menaruh ponsel itu dengan tahanan toples didepannya lalu mengikuti arahan dari vidio tersebut.
Dari mengupas bawang-bawangan, memotong bawang, memotong cabe, mencabuti daun kangkung dari batangnya, memotong batang kangkung yang masih bisa di konsumi hingga memanaskan minyak lalu menumis circle-an cabe sudah Anggi lakukan.
Anggi memasukkan sayur kangkung lalu mengaduknya hingga layu. Mulut Anggi tak henti bersuara, untuk menghilangkan rasa bosan ia bernyanyi sekaligus ber-dance sebentar-sebentar.
"Dulu, waktu bunda nikah ama papah, rasanya gini kali ya?" Ucap Anggi lalu terkekeh membayangkan betapa pusingnya Winda harus menyiapkan sarapan di pagi hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving mas Adzam (On going)
Novela Juvenil"Saya terima nikah dan kawinnya, Anggia Humaira Adipta binti Pandu Adipta almarhum, dengan maskawin tersebut di bayar tunai." Tak pernah terbayang di benak Anggia seorang fangirl, akhlak minus, di cap sebagai anak nakal. Harus menikah dengan seoran...