Happy reading 📖
🌞🌞🌞
Anggi menundukkan wajah, ia terus menangis terduduk di lantai, memeluk lututnya. Sudah lebih dari 15 menit Anggi menunggu dokter yang tengah menangani Winda untuk keluar memberikan kabar, tetapi dokter itu tidak kunjung keluar.
Sementara Adzam tengah membeli minum untuk menenangkan istrinya karena tidak tega melihat Anggi terus menangis hingga sesenggukan. Sembari menunggu kedatangan keluarganya yang sudah ia kabari.
"Anggi.."
Anggi mendongak, ia melihat kedua orang tua Adzam, juga Husna, dan Vita mendekat ke arahnya. Anggi segera bangkit dan memeluk tubuh Arum dengan erat.
"Ummi.. Bunda, Ummi."
Arum berusaha menenangkan menantunya yang terisak, ia tahu Anggi sangat menyayangi Winda, ia juga tahu bagaimana perasaan Anggi sekarang apalagi di hari ulang tahunnya.
"Tenangin diri kamu, nak. Ummi yakin Bunda pasti bisa sembuh, bunda kamu kan kuat." Arum mengusap punggung Anggi, memberikan ketenangan.
"Bunda.. tadi bunda mimisannya banyak banget. Kemarin juga Bunda sempat mimisan, terus nggak mau dibawa ke dokter. Anggi nggak tau, apa yang di alami Bunda selama ini. Kenapa Anggi bodoh Ummi? Anggi nggak bisa tau apa yang di alami Bunda."
"Mbak.."
Panggilan Vita membuat Anggi segera melepaskan pelukkannya, dan beralih menatap sepupunya.
"Mbak, maafin Vita." Vita menunduk dalam dengar air mata yang turut bertetesan.
"Maaf un–"
"Assalamualaikum."
Ucapan Anggi menggantung ketika Adzam datang dengan membawa sebotol air minum. "Waalaikumsalam." Jawab mereka serempak, dan Adzam mulai menyalimi tangan kefua orang tuanya.
"Nih, kamu minum dulu ya." Adzam membukakan tutup botolnya.
Anggi menggeleng kecil. "Minum dulu sayang." Balas Adzam dengan suara lembut.
"Sedikit aja.." Bujuknya sampai akhirnya Anggi mengangguk dan meneguk sedikit air putihnya.
"Tadi minta maaf untuk apa Vit?" Tanya Anggi lagi setelah meneguk air putih.
Vita masih menunduk menambah kekhawatiran dari Anggi. "Cepet Vit, ngomong."
Adzam merangkul Anggi, dielusnya bahu istrinya ia tetap berusaha menenangkan Anggi. "Sabar, Nggi."
"Vita nya lama ngomongnya." Balas Anggi tambah merengek.
"Vita kamu mau bicara apa?" Kini Zikri yang bertanya.
Vita mulai mendongakan wajahnya, sebelum berbicara ia menghela napas sejenak. "Sebenernya Bunda, Bunda mengidap penyakit kanker leukimia."
Semua orang yang mendengarnya sontak terkejut, Kaki Anggi melemas, entah mengapa menjadi tidak bisa menahan bobot tubuhnya sehingga saja hampir ambruk ke lantai. Tapi untung ada Adzam disisinya dan berhasil menahan tubuh Anggi untuk tidak menyentuh lantai.
"Kenapa kamu diem aja? Kenapa kamu tidak memberitahu kami?" Tanya Adzam dengan mata yang menyorot pada Vita.
"Bunda sendiri yang nggak mau kalian semua tau. Vita juga baru tau seminggu yang lalu, dan kanker Bunda sudah sampai stadium akhir." Jelas Vita merasa bersalah.
"Bunda bertahan sampai sekarang karena ingin merayakan ulang tahun mbak Anggi." Sambungnya.
Tangisan Anggi semakin pecah. Mendengar tangisan yang belum pernah Adzam dengan sebelumnya dari istrinya itu terkejut. Lantas ia langsung memeluk tubuh Anggi dengan erat. "Bunda jangan pergi.. Bunda Anggi masih butuh Bunda, Bunda maafin Anggi." Racau Anggi di dalam pelukan Adzam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving mas Adzam (On going)
Teen Fiction"Saya terima nikah dan kawinnya, Anggia Humaira Adipta binti Pandu Adipta almarhum, dengan maskawin tersebut di bayar tunai." Tak pernah terbayang di benak Anggia seorang fangirl, akhlak minus, di cap sebagai anak nakal. Harus menikah dengan seoran...