LMA 16

1.5K 64 1
                                    

Happy reading 📖

🌞🌞🌞

Sesuai janjinya, Adzam tengah menunggu kedatangan Anggi sambil memanaskan mobil. Tangan cowok itu sibuk berkutat dengan kanebo membersihkan kaca mobil dan bibirnya tak henti melantunkan sholawat.

Setelah menunggu 15 menit gadis itu menampakkan tubuhnya dengan tampilan berbeda.

Pemandangan yang membuat Adzam tidak bisa mengalihkan pandangannya. Berusaha mempercayai ia mengerjapkan matanya dan ternyata memang dia Anggi, istrinya.

Memakai gamis pemberiannya dan kerudung panjang menutupi dada hingga bokong seperti bukan Anggi yang biasanya. Tak henti-hentinya cowok itu memuji atas kecantikan istrinya dalam hati, dan mengucapkan rasa syukur karena telah diberikan istri secantik Anggi meskipun kadang nyebelin.

"Maaf ya lama, aku liat dulu tutorial pake kerudung ala-ala bu hajah."

Adzam menggeleng sambil menerbitkan senyuman terbaiknya, "Nggak papa, ayok kita berangkat."

Anggukan setuju diperlihatkan, kakinya kini melangkah menuju mobil dekat bagian kemudi. Sebelum gadis itu masuk ke dalam Adzam mencondongkan wajahnya, "Kamu cantik." Bisiknya

Mendengar bisikan tepat bagian kupingnya, Anggi bergedik geli. Ia tersenyun kikuk, "M-makasih." Jawabnya.

-

Mobilnya kini sudah sampai tepat di gerbang pondok pesantren Arrafah. Senyum Anggi merekah saat melihat pemandangan pesantren dari kaca mobil. Suasana kali ini berbeda, yang biasanya ia merasa jengkel berada disini justru sekarang malah kesenangan.

"Adem ya disini." Ucap Anggi setelah keluar dari mobil.

"Iya dong. Makannya saya betah banget disini, ummi ngajak ke jogja aja saya nya gak mau. Soalnya di pesantren sini lebih enak terus nyaman."

Anggi mengangguk-anggukan kepalanya mendengar cerita Adzam. Betul memang, suasana di pesantren ini terasa sangat adem meskipun berada di jakarta yang notabe nya sangat panas.

Untung saja di jam pagi seperti ini seluruh santri dan santriwati masi ada kajian islam di madrasah. Jadi, tidak ada yang melihatnya bersama Anggi menuju ke kediaman Ummi Arum serta Abi Zikri.

"Assalamualaikum, ummi."

Pintu terbuka menampakkan ummi Arum yang tersenyum senang saat melihat kedatangan Anak dan menantunya. "Waalaikumsalam, Akhirnya menantu ummi dateng juga. Husna selalu nanyain kalian, kenapa gak dateng barengan." 

Anggi terkekeh kemudian mencium punggung tangan ummi Arum diikuti Adzam setelahnya. "Maaf mi, Anggi baru ada waktu sekarang." Balasnya tidak enak.

"Nggak papa. Yang penting kan, sekarang kalian udah dateng." Ucap ummi Arum dengan sumringah, "Ayok masuk."

Mereka menuruti instruksi Arum dan segera mendaratkan bokongnya di sofa.

"Ummi, istri Adzam cantik banget ya." Adzam meringis begitu mendapat cubittan keras dipahanya. "Ummi liat, menantu ummi galak banget." Adu Adzam seperti anak tk yang mengadu kepada ibunya.

"Mas diem." Bisik Anggi pelan lalu pandangannya beralih pada wanita paruh baya itu seraya menyengir.

Ummi Arum tertawa kecil seraya menggeleng heran, seperti dibuat flashback ke masa muda dimana ia baru menikah dengan abi Zikri.

"Sebentar ya, ummi mau buat minum dulu untuk nak Anggi."

Dengan cepat Anggi menggeleng. Bukannya apa, Anggi disini sudah menjadi keluarga besar Adzam dan tidak enak jika diperlakukan seperti tamu. "Gak usah ummi. Kalau Anggi mau minum, nanti tinggal ambil sendiri aja."

Loving mas Adzam (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang