🐺
Lalisa kini sudah ada dalam pangkuan Jeka. "Katakan apa yang terjadi sehingga kamu mendiami ku Alpha?" Tanya Lalisa dengan was-was.
"Aku kalut Luna, karena saat aku tau pamanmu yang membunuh ayah ku dengan cara licik, ia menggunakan timah perak milik manusia agar pasukannya tetap aman lalu setelah itu ia membuat cerita dimana mereka bertarung, sehingga mereka mengira Ayah ku kalah oleh pamanmu karena pertarungan antar pack." Mendengar itu Lalisa membulatkan mata.
"Mengapa? Kenapa baru kau jelaskan sekarang Alpha!" Ucap Lalisa memburu ini salah, walau ia sesayang itu pada sang paman tapi jika pamannya melakukan kesalahan maka ia tidak bisa diam saja.
"Aku takut kau pergi dan lebih memilik pamanmu." Mendengar itu Lalisa memeluk Jeka dengan erat dan lantas menangis.
"Ayahmu adalah ayah ku, dan anak mana yang diam saja jika ayah nya dibunuh, aku mendukungmu Alpha, lagian aku juga tau kebusukan Paman."
"Maksudmu?" Jeka bingung karena selama ini Lalisa tidak pernah bercerita apapun mengenai keluarganya.
"Paman itu baik sebelumnya tapi kekuasaan membuatnya buta, Paman selalu berharap menjadi Alpha dengan permulaan adalah meraih para Wolf bahkan beberapa prajurit Wolf castle mati karena ambisinya." Ucap Lalisa.
"Kemarin aku memohon agar pengampunan nya padamu karena paman tidak merugikan pack ini, tapi jika kamu bercerita mengenai kematian ayah mu maka aku mendukungmu." Ucap Lalisa membuat Jeka turut bahagia.
"Kemarin aku mendiamkan mu karena aku sedang menahan amarah ku, tapi setelah tau bagaimana kamu mendukungku maka aku akan membalasnya." Lantas Lalisa pun duduk di kursi sebelah dan menggenggam tangan kiri suaminya yang bertengger di tangan kursi.
"Aku, Luna dari pack Black Raider tidak akan membiarkan Alpha jalan sendirian, aku adalah Luna yang berjaya dan membuat kemaslahatan bagi wolf pack ini, maka aku Lalisa dan penerus ku seterusnya akan selalu memberikan keadilan tanpa memandang siapa darah yang mengalir bagi seorang penghianatan." Mendengar itu Jeka sungguh kagum bahagia sekaligus terpanah, Lalisa adalah sosok Luna yang sangat mencerminkan kedewasaan penyayang dan tegas, itulah yang Jeka cari selama ini.
"Aku mencintaimu Luna." Ucap Jeka.
"Ya, sebagai Luna aku akan membalasnya."
"Hanya karena Luna?" Tanya Jeka tidak percaya. "Aku bercanda Alpha, aku juga mencintai dan menyayangimu setulus jiwa ragaku." Namun semua mendadak hening ketika datang Beta dari Pack keluarganya.
"Salam kehormatan dari saya Alpha, dan Luna." Mendengar sapaan itu Lalisa tersenyum. "Lama tidak berjumpa paman, apakah paman ingin mengunjungi Rose, kebetulan sekali ia sedang pergi, apa paman Sudi menunggu?" Tanya Lalisa namun mimik wajah sang Beta tidak membuatnya puas.
"Maafkan paman Luna, ini hal yang sangat menyedihkan untuk paman jelaskan menyangkut pack Wolf castle." Lalisa menegang, ada apa selama ini Rose mengatakan bahwa pack nya aman tidak terjadi sesuatu hal buruk.
"Tepat 3 hari yang lalu, Alpha dan Luna pergi ke sebuah tempat yang jauh dari pack, mereka mendapati sebuah undangan mengenai perluasan wilayah dan penawaran."
"Sayangnya Alpha mendapati jika ia harus datang hanya bersama Luna, setelah itu mereka tidak pulang karena kami cemas, kami segera pergi mencarinya." Beta menahan tangis membuat Lalisa kian merasakan ada hal yang luar biasa terjadi, tapi apa.
"Hiks...Alpha dan Luna tewas dengan tubuh yang terpisah." Mendengar itu seketika Lalisa pingsan.
🐺
Lalisa pun sadar dari pingsannya lantas melihat Jeka menatap khawatir. "Apakah kau ingin sesuatu Luna?" Lalisa menggelengkan kepala.
"Beta!! Dimana paman??" Tak lama datang ayah dari Rose sahabatnya lalu menunduk pada Lalisa. "Apakah anda sudah baik-baik saja Luna? Saya menjadi tidak tega meneruskannya." Ucap Beta.
"Lanjutkan saja Beta, aku harus mengetahui semuanya, selama ini tidak pernah aku seterkejut ini." Beta mengangguk.
"Kami masih mencari siapa dalangnya, tapi hal aneh terjadi paman anda Dragon, kini mengambil alih kekuasaan pack tanpa persetujuan keluarga, jadi itu yang membuat saya bingung Luna."
"Paman dragon?" Beta mengangguk lantas Lalisa pun sekarang baru mengerti artinya ini semua sudah direncanakan dari awal, paman Dragon membuatnya sibuk disini untuk mencari tahu siapa yang meneror sehingga ia akan kebingungan dan tidak bisa memantau pack Wolf castle lagi.
"Paman, aku mengerti sekarang."
"Maksud Luna?" Tanya Beta tidak mengerti.
"Kami mendapat teror dari paman Dragon dari waktu itu, sebelumnya keadaan normal awal aku tinggal disini tapi, setelah aku menjadi Luna aku tidak meninggalkan pack, aku selalu meminta Rose memantaunya kesana, namun saat aku dan Alpha pergi mencari bukti lalu kami menemukan sebuah bukti yaitu liontin milik paman dragon."
"Ia memiliki rencana dari awal, saat kami sibuk mencari pelaku maka di pack paman akan melancarkan aksinya yaitu....membunuh orang tuaku, hiks..." Jeka mengepalkan tangan lalu memeluk sang Luna.
"Tenang, aku akan membalaskan dendam mu." Ucap Jeka dengan lembut.
"Aku, ingin bertemu dengan Ayah dan Ibu hiks..." Namun Beta menghela nafas. "Sepertinya sulit Luna, karena saat ini paman anda tidak membiarkan siapapun untuk menemui mayat dari Alpha dan Luna." Mendengar itu Lalisa mengepalkan tangan.
"Aku anaknya! Aku berhak." Lantas Lalisa berjalan melewati mereka. "Aku adalah Luna, biarkan dia marah atau menentang ku, tapi rakyatku mengenal siapa Lalisa." Ucapnya dengan tegas.
Dan benar saja kini Lalisa pergi ke pack nya disana sedang berkabung karena sang Alpha telah mati dengan Luna nya, banyak para Wolf menatapnya dengan Iba.
"Wahai rakyat pack Wolf castle aku Lalisa, putri dari Alpha Rayan akan memutuskan untuk mengunjungi makam kedua orang tuaku, aku sudah mengerti tatapan kalian karena aku bukan lagi keluarga pack ini, namun aku lahir dan dibesarkan disini, jika ayahku masih hidup ia akan menyambut ku tapi tidak, ia sudah pergi dengan tenang." Ucap Lalisa lantas masuk namun di hadang beberapa guards.
"Alpha Dragon tidak membiarkan Anda memasuki pack, karena suasana Luna." Mendengar itu Lalisa tertawa.
"Kalian berani menghalangi ku? Baiklah jangan salahkan jika para rakyat mengamuk karena mereka mendukung anak Alpha!" Mendengar itu guards melihat para wolf berdiri dibelakangnya membuat mereka membiarkan Lalisa masuk.
"Dimana orang tua ku?"
"Luna? Apa seperti ini menyambut paman mu, ah aku sudah menjadi Alpha." Ujarnya.
"Dimana orang tuaku? Aku bukan bertanya statusmu!" Tekan Lalisa. "Ouh mereka sudah mati, apakah mau menggantikan menjadi Alpha? Kau lupa kau sudah melupakannya dan memilih menjadi Luna? Baru sadar itu tidak membahagiakan?" Lantas Jeka berdiri di belakang Lalisa.
"Jangan menghasut Luna ku, apakah anda tidak punya malu?" Dragon menyeringai. "Ah kau disini rupanya mau menjenguk ayah mertua? Uch sungguh malang nasib keponakanku." Ucap Dragon dengan wajah dibuat sedih.
"Kau lebih menyedihkan, dimana orang tuaku!" Ucap Lalisa lagi. "Kau cerewet sekali keponakan, baiklah guard bawa dia menjumpai mayat orang tuanya!" Guard mengangguk lantas menunjukkan jalan.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WOLF (Lizkook/Jirose)
WerewolfKematian dari keturunan Black Raider akhirnya digantikan oleh anak mereka bernama Jeka sang Alpha yang murni, ia dilahirkan pasangan dari pack Black Raider dan itu sudah menjadi ketentuan kerajaannya. Jeka di kenal sebagai alpha terkejam dan paling...