29. Moon goddess

480 67 0
                                    

Seketika Lily berubah menjadi Lalisa begitupun Jack yang berubah menjadi Jeka, sosok yang membuat Lalisa tunduk patuh hanya padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seketika Lily berubah menjadi Lalisa begitupun Jack yang berubah menjadi Jeka, sosok yang membuat Lalisa tunduk patuh hanya padanya.

"Maaf...." Gumam Lalisa di dengar Jeka.

Jeka tersenyum mendengarnya, ia memeluk Lalisa dengan erat. "Aku mengerti mengapa kamu melakukan itu, kamu begitu mencintai rakyatku dan asal kamu tau lebih baik aku pergi dan menjadi wolf biasa dari pada menjadi Alpha yang kehilangan sang Luna." Ucap Jeka dengan sorot mata penuh cinta. Lalisa yang melihatnya merasa bodoh telah bertindak demikian.

"Terimakasih masih mau menolongku menghindari kutukan ini Luna." Ucap Jeka.

"Tentu Alpha, aku sangat senang menjadi bagian dari hal ini, aku begitu senang akhirnya Alpha kembali seperti semula." Jeka mengangguk senang lantas mencium kening Lalisa, dan tidak berlangsung lama sebuah cahaya menyinari Medan perang itu.

Syuttt

Seorang Dewi turun dengan sangat mempesona, wajah yang cantik dengan rambut tergerai indah pakaiannya yang membentang luas sehingga membuat cahaya itu tersebar ke area sana. Lalisa dan Juga Jeka yang melihatnya nampak tidak bisa berkata, itu adalah moon goddess Dewi kehidupan.

"Aku turut bahagia atas kemenangan kalian, Lalisa...kau Luna yang sangat baik dan bertanggungjawab juga Jeka kau Alpha yang tangguh kekuatanmu adalah kekuatan yang di kirim Dewa kehidupan setelah kau memberikan kami sesuatu berharga dalam sejarah ini maka aku Dewi kehidupan akan memberikan kalian sesuatu yang telah kalian nantikan." Lalisa maupun Jeka seketika terdiam mendengarnya.

"Maksud Dewi?"

Dewi kehidupan tersenyum, lantas ia mengarahkan telapak tangannya hingga sebuah cahaya menerpa bagian tubuh Lalisa hingga Lalisa sendiri terkejut ketika perutnya kian membuncit.

"Astaga..."

Dewi kehidupan tersenyum melihat itu. "Aku, menitipkan kehidupan untuk kalian jaga, dia akan menjadi anak terkuat kelak, bahkan kekuatannya akan mengalahkan Ayah dan Ibu nya, dia akan menjadi anak yang hebat namun aku tidak memberikan seluruh kekuatan hanya satu kelemahannya yaitu cinta, suatu saat dia akan kalah akan cinta jadi berilah cinta agar saat besar dirinya tidak akan menjadi wolf yang sombong akan kekuatannya." Lalisa menggenggam tangan Jeka begitupun sebaliknya.

"Kalian sudah terlalu lama bersabar, maka aku berikan kalian hadiah lewat seorang putra yang kalian impikan." Lalisa meneteskan air mata mendengarnya.

"Terimakasih Dewi hiks...aku sangat bahagia." Ucap Lalisa mengelus perutnya dengan lengan gemetar.

"Hmm, baiklah aku tidak bisa berlama jaga anak itu hingga dia tumbuh dengan sehat suatu saat dia akan menjadi kejayaan bagi pack kalian." Lalisa dan Jeka mengangguk lantas Dewi pun pergi menghilang bersama redupnya cahaya yang hilang.

"Luna...kita akan memiliki penerus." Lalisa mengangguk ia juga tidak menyangka diberikan kesempatan untuk bisa kembali menjadi seorang Ibu, rasa sedih bercampur bahagia kian terasa dalam benaknya ia tidak pernah menyesal akan kepergian putrinya bagaimanapun putrinya yang memberikannya kehidupan yang lebih baik.

"Aluna terimakasih sayang..." Ujar Lalisa sambil menatap langit yang kian lebih terang dari sebelumnya.

"Ayo kita pulang!" Lalisa mengangguk lantas mereka pun pulang ke pack, dan besok Jeka akan mengumumkan tentang kehamilan istrinya.

"Kita akan merasakan kembali menjadi orang tua, walau saat itu tidak tetapi aku yakin yang sekarang akan lebih membahagiakan apalagi anak kita adalah pemberian langsung oleh sang Dewi.

"Iya Alpha, aku sangat bahagia bisa mendapatkan anak yang langsung diberi oleh sang Dewi, kita sangat diberkati." Jeka mengangguk setuju.

Esoknya...

Lalisa merasa pagi nya terusik, karena merasa geli pada bagian perutnya, saat ia membuka mata matanya terkejut saat sebuah lengan mengelus lembut perutnya yang membuncit.

"Ishh, kamu menyebalkan Alpha tidurku menjadi terganggu!" Jeka terkekeh gemas, mencium Lalisa lantas kembali memeluk istrinya.

"Aku sangat menantikan putra kita Luna, aku tidak sabar perkiraan mu kapan ia akan melihat dunia?" Tanya Jeka dengan tidak sabar membuat Lalisa gemas sendiri.

"Bulan purnama nanti putra kita akan lahir ehh bukankah super blue blood moon ya? Artinya nanti bangsa vampir akan memiliki nafsu yang tinggi untuk membunuh bangsa lain, apakah mereka akan mencium bau anak kita juga??" Jeka nampak memikirkannya.

"Kau tenang saja Luna, putra kita tidak akan terluka karena aku yakin putra kita yang diberikan Dewi akan menjadi putra yang tangguh." Lalisa mengangguk setuju, bagaimanapun ia harus melindungi putranya.

Dughhh

"Aishhh....dia menendang." Ucap Lalisa sedikit meringis.

"Ah anak Ayah ternyata kuat ya." Ucap Jeka sambil mengelus perut itu, saat tangannya ditempelkan benar saja ia merasakan tendangannya.

"Ishh kamu jahil banget sih, lihat perut aku sakit." Kesal Lalisa membuat Jeka merasa gemas sendiri lalu dengan jahil kembali ia mengelusnya hingga tendangan kembali di rasakan oleh Lalisa.

Dughh

"Alpha!!"

Jeka tertawa lalu ia pun menatap perut itu. "Jangan nakal ya anak Ayah, kasihan Ibu kamu kesakitan nanti jika sudah besar mau nendang apapun bebas kok, tapi disini harus baik-baik!" Setelah itu tidak ada tendangan apapun membuat Lalisa lega.

"Gimana, gak sakit lagi kan?" Lalisa menatap Jeka dengan kesal.

"Iyalah, jangan elus lagi atau nanti dia nendang perutku lagi, itu sakit Alpha." Jeka mengangguk lantas mencium perut itu sebelum beranjak pergi, sedangkan Lalisa nampak malas untuk duduk saja, setelah perang itu ia menjadi lelah dan ingin selalu berdekatan dengan ranjang.

Jeka yang telah selesai dengan pakaiannya menatap Lalisa, mencium kening itu. "Kenapa belum bersiap, tidak lupakan hari ini kita akan mengumumkan tentang kehamilan mu?" Lalisa mengangguk lantas duduk dengan rasa malasnya.

"Gendong?? Aku sangat lemas Alpha." Jeka terkekeh geli lalu segera menggendong Lalisa ke kamar mandi.

"Jika ada sesuatu yang kamu inginkan bicaralah, aku akan segera membawakannya." Lalisa mengangguk mengerti lantas ia segera membersihkan diri.

Cklek

"Kejutan!!!" Teriak Rose dengan bahagia, setelah mendengar semalam jika Lalisa mendapatkan anak dari sang Dewi kehidupan Rose sangat bahagia apalagi mengingat bagaimana kisah mereka yang penuh dengan kesulitan.

Lalisa tersenyum melihat Rose membawakan bunga beserta ucapan selamat untuknya. "Selamat Luna, akhirnya kau akan menjadi Ibu aku sangat bahagia setelah Jerim mengatakan hal itu." Jerim yang disebelahnya menarik pinggang Rose lantas berbisik.

"Panggil aku Beta baby!" Rose menatap kesal, apaan itu baginya Jerim adalah suami nya tidak ada panggilan hormat untuk itu.

"Kau terlalu banyak maunya!" Kesal Rose.

"Kalian sendiri kapan akan menyusul, bukankah kalian sudah resmi?" Rose mengangguk dan tersenyum.

"Kami akan menunggu kepercayaan moon goddess pada kami, seperti dirimu walau awalnya kau sudah divonis tidak akan bisa memiliki keturunan lagi, tapi Moon goddess sendiri yang memberikanmu langsung seorang putra, jadi aku pun akan bersabar sepertimu." Lalisa mengangguk mengerti, memeluk Rose yang selama ini jarang bertemu.

TBC.

THE WOLF (Lizkook/Jirose)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang