Jeka menggapai tangan sang Luna lantas membawanya menghadap pada seluruh rakyat di pack nya.
"Aku Jeka sang Alpha mengumumkan kabar bahagia, setelah banyak kesedihan dan juga masalah dalam hari terkahir aku Jeka mengabarkan bahwa Luna kita sedang mengandung penerus pack." Setelah mendengar ucapan sang Alpha para Wolf mengaum dengan rasa bahagia.
"Seperti berita yang telah tersebar, anak yang dikandung Luna kita adalah anak yang langsung diberikan Dewi padanya, karena seperti yang kita tau Luna saat itu sudah tidak bisa mengandung lagi. Tapi berkat kesabaran dan cinta kami akhirnya Luna dipercaya mendapatkan seorang putra." Nampak seluruh rakyat terharu mendengarnya.
Mereka meneteskan air mata karena merasa ikut bahagia, dan mereka juga merasakan bagaimana saat itu di posisi Luna, mereka juga menyesal telah menghakimi sang Luna karena mereka ketakutan jika suatu saat pack tidak mendapati keturunan.
"Luna, apakah anda ingin mengatakan sesuatu?" Tanya Jeka.
"Ya, Alpha." Lalisa lantas berdiri lebih depan menatap ribuan Wolf yang mengisi luar mansion lantas Lalisa menghela nafas.
"Putriku Aluna telah meninggalkan kita semua, dan tidak sabar menyambut kedatangan putra sang penerus untuk itu aku ingin meminta kalian untuk berjanji padaku." Mendengar itu mereka nampak terdiam.
"Mengaum lah jika kalian setuju akan pintaku." Seketika para wolf mengaum dengan keras.
Lalisa tersenyum melihatnya lantas ia mengelus perutnya sebelum berkata. "Suatu saat jika aku dan sang Alpha telah menutup mata maka putra kami yang akan meneruskan, dan jika keadaan kerajaan kacau tolong jangan tinggalkan putraku, tetap hormati dia karena Dewi sendiri mengatakan hanya putraku yang akan melindungi pack." Seketika suasana menjadi hening.
"Apa yang kamu katakan Luna?" Tanya Jeka merasa sedikit janggal dengan perkataan sang Luna.
Lalisa menggeleng kepala ia lantas menghapus air matanya. "Hari ini adalah hari bahagiaku bersama Alpha, maka dengan rasa senang aku akan mengadakan acara berburu, siapa yang paling banyak memburu maka aku akan memberikan dia hadiah." Ucap Lalisa.
"Hadiah apa itu Luna?" Tanya salah satu Wolf.
"Aku akan mengundangnya jamuan makan bersama di mansion dan hadiah lainnya akan aku berikan saat waktu itu tiba." Mereka mengangguk bahagia sorak senang terdengar karena jarang sekali ada acara seperti itu.
Jeka tersenyum lega karena rakyat nampak antusias bahkan mereka terlihat bahagia mendengar ucapan sang Luna. "Kau tau hal terbaik untuk mereka." Lalisa terkekeh.
"Aku harus pandai dalam apapun Alpha, bahkan saat hal berbahaya seperti kemarin aku tetap harus melindungi pack." Jeka mengangguk setuju, ia lantas memeluk Lalisa dari belakang mencium tengkuknya dan menyandarkan kepalanya di bahu Lalisa.
"Hari ini sangat membahagiakan bukan?" Lalisa mengangguk mengelus tangan kekar suaminya di pagi hari ini rasanya begitu damai.
"Aku merasa lega setelah Ten mati, dia begitu penuh obsesi, saat aku melawannya kemarin sungguh aku sebenarnya takut, tapi di dalam benakku hanya ada kamu sehingga rasa takut itu hilang."
"Aku mundur namun Lily nampak enggan, ia begitu mencintai Jack dengan tulus hingga ingin mengubahnya menjadi seperti semula, aku takut bukan karena Ten tapi aku takut jika kamu tidak berubah walau rencana ku sudah sesuai."
"Aku tidak tau apa yang terjadi jika kamu tidak bisa hilangkan kutukan itu, aku akan menyesal seumur hidup karena aku..."
Jeka menutup mulut Lalisa. "Jangan bicara lagi, aku tidak pernah menyalahkan mu, moon goddess telah memberiku cobaan itu, aku seorang Alpha dan aku harus tau berapa berat memiliki beban itu hingga kutukan pun datang."
"Aku selalu kuat Luna, asal kau selalu berada di sampingku." Jerim dan yang lainnya nampak senang mendengar itu, mereka bahagia kini saatnya dua pasang wolf itu menemukan titik bahagia mereka.
Mereka pun pergi meninggalkan mereka berdua, untuk menikmati hari setelah lelah dengan berbagai masalah yang terjadi. "Eumm...nama yang cocok untuk anak kita siapa ya?" Tanya Lalisa.
"Biarkan dia lahir ke dunia dan setelah itu aku sendiri yang akan memberikan nama, ingat! Jangan berikan nama jika bukan aku karena dia putraku." Lalisa terkekeh mendengarnya.
"Terserah kau Alpha, Luna tidak bisa protes." Jeka senang mendengarnya, lantas ia memejamkan mata.
"Ayah...."
"Ayah....bangun!!"
Deg
Lalisa sedikit terkejut kala Jeka nampak tersentak dari terdiam nya membuat Lalisa membalikkan badan. "Ada apa Alpha?"
Jeka tersenyum. "Aku mendengar putra kita memanggilku, dia menyuruhku bangun, sepertinya putra kita tidak mau Ibunya kelelahan karena Ayahnya manja." Ucap Jeka mengelus perut buncit itu, sedangkan Lalisa terkekeh geli.
"Ah, kamu beruntung sekali Alpha bisa mendengar suaranya, aku sendiri tidak merasakan apapun, jadi katakan bagaimana suaranya?"
Jeka nampak memikirkan sebentar. "Lucu, putra kita sepertinya akan menjadi putra yang cerdas sepertimu." Lalisa tersenyum mengangguk lalu menyentuh perutnya. "Aku berharap dia mirip seperti kita, aku yakin dia akan menjadi wolf paling diincar, siapa yang tidak mau pada Wolf pintar dan tangguh." Jeka mengangguk.
"Hey, putra kecil jangan membuat Ibu mu bersedih lagi ya, jangan buat Ibu mu kelelahan membawa berat badanmu itu, aku ingin kamu menjaganya suatu saat jika kekuatanku sudah berkurang." Ucap Jeka.
Dughh
"Arghh...Alpha kau menyinggung dirinya lihatlah dia menendang perutku lagi!" Jeka tertawa dibuatnya lantas ia mendekatkan telinganya menempelkan tepat di perut istrinya.
"Tidak ada kehidupan tuh." Lalisa yang kesal memukul kepala suaminya.
Dughh
"Ouch sakit Luna!" Kelu Jeka dengan wajah menahan sakit.
"Menyebalkan, bagaimana bisa dia tidak hidup jika sebelumnya saja menendang ku jangan memancing amarahku Alpha, aku sedang hamil." Kesal Lalisa.
"Iya tau."
"Emm...aku sepertinya ingin daging babi hutan, bisakah Alpha membawakannya sepertinya lezat juga aku ingin makan darah ular cobra." Jeka melotot mendengarnya.
"Kau mau mati?!"
"Tidak, aku bukan memakan bisa nya tapi hanya darahnya, ayolah putramu ingin memakannya sekarang please." Ucap Lalisa dengan mata membulat lucu membuat Jeka tidak bisa menolaknya.
"Huft, baiklah karena ini keinginan putraku akan aku bawakan, sekarang beristirahat lah karena aku akan segera membawakannya untukmu." Ucap Jeka membuat Lalisa senang sekali.
"Kyaa!! terimakasih Alpha." Lalisa lantas memeluk Jeka dengan senang, setelah itu ia pun masuk ke mansion mendengarkan suaminya untuk istirahat jika menolak pasti keinginannya tidak akan terpenuhi.
Jeka menggeleng gemas melihat tingkah Lalisa yang seperti anak kecil yang menunggu mainannya datang, namun ia tidak bisa menolak pesona ibu hamil, istrinya semakin cantik dan menggemaskan.
"Aku akan selalu membuatmu bahagia Lalisa, terimakasih mau tetap berada di sampingku menjadi Luna di tempatku, menjadi Ibu dari penerus ku dan menjadi wanita yang aku cintai dan mencintaiku, aku tidak akan pernah melepas mu." Ucap Jeka dengan senyum tampannya, jika disana ada wolf wanita mungkin mereka akan meleleh dibuatnya.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WOLF (Lizkook/Jirose)
WerewolfKematian dari keturunan Black Raider akhirnya digantikan oleh anak mereka bernama Jeka sang Alpha yang murni, ia dilahirkan pasangan dari pack Black Raider dan itu sudah menjadi ketentuan kerajaannya. Jeka di kenal sebagai alpha terkejam dan paling...