14. Amarah terpendam Jeka

630 81 3
                                    

🐺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐺

Selama ini Lalisa merasakan perubahan yang ditunjukkan oleh Jeka membuatnya bingung, Lantas ia mendekat ingin mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Alpha? Apakah kamu menyembunyikan sesuatu padaku?" Tanya Lalisa sambil duduk bersebelahan dengan suaminya.

Jeka menoleh mendapati Lalisa menduduki kursinya. Lantas Jeka menjauhinya tanpa berkata apapun membuat Lalisa sungguh tidak mengerti karena kemarin Jeka baik-baik saja.

Tak terasa air mata Lalisa menetes membasahi pakaiannya di abaikan seperti ini, ia tidak mengerti dengan perasaan ini sungguh sakit.

Namun Jerim berjalan di depannya membuat Lalisa menghentikannya. "Beta!!" Lantas Jerim menoleh mendapati sang Luna yang mendekat.

"Salam Luna, apa yang bisa saya bantu?" Lalisa menghela nafas.

"Kamu adalah kepercayaan suamiku, bisakah kau mengatakan alasan perubahan Alpha akhir-akhir ini?" Jerim menggeleng. "Saya tidak berhak untuk itu, saya tidak berani." Ucap Jerim menunduk.

"Jelaskan padaku Beta!" Titah Lalisa dengan kesal.

"Anda bisa bertanya langsung pada Alpha, karena anda lebih berhak, saya permisi." Jerim lantas pamit pergi membuat Lalisa kecewa tidak mendapat jawabannya.

"Muka murung mu membuat kau semakin cantik saja Luna, ada apa?" Tanya Rose membuat Lalisa kesal.

"Muka murung mana ada yang cantik, kau mengejekku Rose?" Rose terkekeh dan menggeleng. "Tidak, kau memang selalu cantik Luna, sekarang kenapa seperti itu?" Lantas Lalisa menghela nafas.

"Apakah Jeka sudah tidak menginginkan ku? Setiap saat dia selalu menjauhiku, aku selalu bertanya alasannya tapi jawabannya tidak aku dapati." Ucap Lalisa kecewa.

"Mungkin kau harus bersabar Luna, setiap orang berbeda-beda dan mungkin Alpha membutuhkan waktu untuk bercerita." Ucap Rose. "Iya, tapi sampai kapan? Sudah lama aku menunggunya berbicara tapi ia selalu menghindar jika aku mendekat." Ucap Lalisa jujur.

"Hmm, aku pun tidak bisa menduganya, bagaimana jika pergi berburu?" Lalisa mengangguk, sudah lama ia tidak melakukannya akhirnya ia pun dan Rose pergi hanya membawa anak panah.

"Itu tidak seru, berburu dengan tangan kosong sangat mudah Luna, ini akan menyenangkan." Mendengar itu lantas Rose segera berubah menjadi serigala Rere.

Srakk

"Baiklah." Lalisa lantas membuang panahnya dan berubah menjadi serigala Lily dan berlari mengejar Rere yang sudah menjauh dengan kecepatan larinya menyusuri hutan.

"Rere aku menantang mu untuk berkeliling mencari buruan, jika sudah mari menghitung?" Rere mengaum.

"Baiklah, apa kau pikir aku akan kalah Lily? Tidak!" Lantas Rere segera berlari ke arah kiri dan masuk kedalam hutan yang lebih dalam, Lily yang tidak mau kalah berlari ke arah kanan dan masuk ke dalam hutan gelap.

THE WOLF (Lizkook/Jirose)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang