23. Belum selesai

434 60 1
                                    

🐺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐺

Di sebuah markas seorang pria tengah membalut lukanya yang cukup parah dengan salah satu mata yang sudah ditutup dengan sebuah kain. "Anda tidak bisa melihat lagi untuk sebelah mata itu Alpha." Tangan terkepal kuat.

"Sial, bisanya aku kalah dari Alpha terkutuk itu." Ujarnya dengan penuh amarah.

"Tentu saja Kak, apalagi dia terkenal Alpha paling kuat mana mungkin kau sanggup mengalahkannya serigala Jack miliknya dikenal begitu kejam pada musuh." Ucap pria lain diserangnya.

"Jadi kau menganggap aku pecundang?"

"Bukankah kau memang kabur dari Medan perang?" Ten mengepalkan tangan memang benar tapi itu demi keselamatan bahkan Jeka juga ikut pergi dari Medan perang bukan.

Ten menghela nafas. "Kita harus memiliki strategi lebih baik, aku akan membalas penghinaan nya nyawa diganti nyawa dan mata diganti mata maka lihat saja aku akan menghancurkan tubuhnya." Ucap Ten.

"Mungkin Teny memang kalah oleh serigala Jack, tapi jika Kakak memiliki strategi baik maka Teny akan memiliki posisinya sebagai Alpha ditakuti." Ten menoleh.

"Maksud mu Bam?"

Bambam tersenyum. "Kau tidak sebodoh itu Kak, aku yakin kau mengerti maksudku?" Ten mengerutkan kening jujur tidak memahami maksud adiknya.

Bambam berdecak kesal lantas ia membisikkan sesuatu. "Brilian, itu ide yang bagus, baguslah aku sudah memiliki rencana baru maka mulai besok mari melakukannya dari awal." Ucap Ten dengan seringai puas.

Sedangkan di lain tempat lebih tepatnya pack Black Raider Jeka nampak mengepalkan tangan setelah mengetahui bahwa anak buahnya belum ada yang berhasil membawa hasil memuaskan, Ten berhasil bersembunyi dengan baik.

"Ini tidak bisa dibiarkan jika tetap diam selama Luna masih terbaring aku akan menjadi seorang Alpha paling menyedihkan!" Ucap Jeka meremas tangannya dengan keras.

Jerim mengangguk. "Kami sudah mencari hingga ke wilayah yang pelosok tetap saja tidak menemukan hasil, mungkinkah mereka bersembunyi di rawa kegelapan?"

Jeka seketika berdiri dari duduknya. "Mereka pasti bekerja sama dengan penyihir untuk memanipulasi tempat persembunyian, apa mungkin kita memerlukan Penyihir yang sama?"

Jerim pun menunduk. "Mohon maaf Alpha, ketetapan pack tidak membenarkan kita bekerja sama dengan penyihir dari rawa hitam, itu menentang adat milik turun temurun pack." Jeka menghela nafas.

"Baiklah, kalau begitu tetaplah awasi luar sana jangan sampai dia menginjakkan kaki tanpa kita ketahui!" Jerim menunduk dan segera berubah menjadi serigala Jerry dan pergi meninggalkan pack untuk memantau.

Jeka kini berjalan mendekati Lalisa yang terbaring dengan begitu damai, wajah yang polos dengan warna cerah yang sudah mulai berwarna itu membuat Jeka tidak tega.

THE WOLF (Lizkook/Jirose)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang