Bambam nampak sedang menyusun rencana dengan matang, setelah mendengar kabar bahwa Lalisa akan melahirkan seorang anak maka itu akan menjadi ancamannya, saat mendengar anak itu adalah wolf yang langsung Dewi berikan padanya.
Itu artinya suatu saat ia akan dikalahkan oleh cahaya putih yang selama ini diramalkan penyihir.
Bambam tidak akan membuat ramalan itu terjadi. "Lalisa, kau memang pernah menjadi bagian dari hidup ku, dulu kau begitu baik padaku Kakak dan Ayah, tapi ternyata kau berkhianat! Kau juga harus mati aku akan membencimu selamanya." Ucap Bambam mengepalkan tangan.
Setelah mendengar kematian Ten dirinya menjadi tidak memiliki keluarga lagi, padahal ia hanya memiliki Ten untuk tetap bertahan tapi sama sekali tidak, bahkan Jeka dengan lancang telah membunuh orang yang disayanginya. Bambam berjanji akan membunuh Jeka jika mereka perang.
Lantas Bambam segera berdiri lalu memakai jubah nya dan berjalan dengan penuh keyakinan membuat wolf yang adalah pengikutnya menunduk hormat.
"Nyalakan api nya!"
Setelah itu Api itu berkobar dengan sangat besar membuat Bambam senang, lantas ia memejamkan mata lalu membacakan mantra yang hanya dimengerti dirinya.
Demi ruh, demi jiwa yang ada dalam diriku datanglah, sesuatu yang bangkit dalam hati dan juga ragaku memanggilmu mengunjungi tinggi dirimu aku meminta demi mu sang demon.
Wushhh
Setelah itu api pun memunculkan sebuah gambaran seperti tengkorak dengan tanduk besar panjang membuat Bambam senang karena demon telah datang padanya.
"Ada apa kau memanggilku??"
"Aku meminta kau untuk membantuku saat perang ku bersama Jeka, Alpha dari pack Black Raider!"
"Mudah, dan aku ingin tumbal dengan seribu Wolf wanita dan seratus bangsa Vampir dan satu yang lebih sulit aku meminta darah dari orang yang ingin kau kalahkan." Bambam tersenyum seringai.
"Maka bantu aku dan setelah itu aku akan menyerahkan tubuh Jeka yang telah mati."
"Tidak!"
Bambam menaikkan sebelah alisnya tidak mengerti. "Jadi, maksud mu apa?"
"Aku ingin bayi yang ada di dalam kandungan itu, setelah lahir kau harus membawa tubuh itu sebagai persembahan untukku. Jika kau tidak berhasil dan waktu hidupmu sebentar lagi maka yang akan aku jadikan tumbal adalah dirimu sendiri, apakah kau sanggup?" Bambam menghela nafas.
"Baiklah, aku akan membawakan apa yang kau inginkan." Setelah itu sang demon meminta Bambam untuk membawa para pasukannya yang akan berperang nanti.
Demon pun membacakan sesuatu setelah itu semua wolf menjerit seperti terbakar membuat Bambam menatap penuh kebingungan, tidak lama wujud mereka berubah menjadi werewolf.
"Mereka akan menjadi ganas dan kuat saat perang nanti, jadi walaupun kau melawan 10 kali lipat bala tentara kau tetap akan menang, namun satu yang harus kau ingat bahwa mereka tidak bisa menyentuh lavender jadi jika sampai ada mereka tidak akan bisa masuk ke dalam." Ucap demon membuat Bambam mengerti.
"Baiklah, aku mengerti."
Setelah itu api pun musnah dengan para bala tentaranya yang kembali menjadi seekor Wolf, Bambam lalu melepas jubahnya. "Carikan seribu Wolf wanita dan seratus bangsa vampir." Mereka mengangguk patuh, Bambam tersenyum dan duduk di kursi kebesarannya. "Aku tidak sabar melihat kehancuran mereka, lihatlah aku akan menjadi pemenangnya dan aku akan menguasai bangsa wolf hahaha..." Bambam tertawa merasa jika dirinya akan memenangkan perang ini, dan sebentar lagi ia akan berada di puncak tertingginya.
🐺🐺
Hari ini adalah hari dimana perang akan dimulai, malam dengan sinar bulan blue blood moon Lalisa melihat perutnya ini artinya hari ini putranya akan lahir.
"Alpha, perasaanku tidak enak apakah kamu yakin pergi ke medan perang?" Jeka tersenyum lantas meminta Lalisa untuk merapihkan pakaian perangnya.
"Yakinlah, dan dengar jika Jerim datang memintamu pergi maka kau harus mau, pergilah ke pack Victon minta perlindungannya, mengerti!" Lalisa mengangguk lalu ia memeluk Jeka dengan erat.
"Pulanglah dengan keadaan baik-baik saja, aku mungkin menaruh setengah harapan padamu, aku takut kecewa tapi aku yakin kamu akan aman mengingat kita sangat mengharapkan putra kita lahir ke dunia ini." Ucap Lalisa diangguki Jeka.
"Kamu tau, aku sangat mengharapkan putra kita di masa depan, dia akan menjadi penerus ku yang tidak bisa siapapun kalahkan, Lalisa terimakasih mau menjadi Luna untukku, aku tau awalnya kamu sangat keberatan apalagi keinginan kamu menjadi seorang Alpha di pack mu."
"Banyak kenangan pahit dan indah yang kita jalani, dengan banyak pertumpahan darah yang dilakukan keluarga kita sendiri."
"Aku ingin kamu tetap hidup bahagia, jadi biarkan aku menjadi seorang Alpha yang melindungi Luna nya sampai aku menutup mata." Ucap Jeka dengan mata sayu.
Lalisa menutup mulut Jeka. "Apa yang kamu bicarakan, bukankah sedari awal kamu selalu membicarakan tentang keputusan kita untuk tetap semangat, tapi kini kamu membahas mengenai kematian, apa itu baik?" Jeka menghela nafas dan melumat bibir manis Lalisa, mereka menikmatinya tanpa beban saling menyalurkan rasa cinta dan kekuatan untuk tetap berjuang bersama.
Jeka menjauhkan wajahnya. "Aku berharap kita bisa tetap bersama sampai kapanpun." Jeka lantas berjongkok lalu mengelus perut istrinya memeluk mendengarkan pergerakan yang putranya lakukan.
Dughh
"Shhh..."
Jeka terkekeh saat Lalisa merintih karena merasa kesakitan. "Kakinya ada di atas, sepertinya dia telah mengenal jalan keluarnya dimana." Lalisa menggeleng tidak percaya dengan ucapan Jeka.
"Tentu saja dia harus tau jika tidak aku akan memarahinya." Ucap Lalisa membuat Jeka gemas sendiri karena Lalisa nampaknya seperti sudah mengajari anaknya saat masih dalam kandungan.
"Ayah akan pergi melindungi kalian, jadi kamu harus baik-baik, jadilah wolf tangguh penuh kejujuran dan rasa tanggungjawab karena Ayah akan bahagia jika kamu menjadi seperti yang Ayah harapkan." Lantas Jeka mencium perut itu membuat Lalisa tersenyum haru, tidak terasa air matanya menetes membuat Jeka menyadarinya.
"Luna?"
Lalisa lalu memeluk Jeka dengan erat, lantas menangis dalam dekapan sang Alpha. "Jangan pergi..."
Jeka mengelus rambut itu. "Aku tidak bisa membahayakan pack, aku Alpha mati adalah makanan keseharian ku makanan aku berharap semoga aku tidak memakannya untuk saat ini." Lalisa nampak mengeratkan pelukannya, rasanya sakit ia tidak mau berpisah dari sang Alpha, sudah terlalu banyak cerita mereka berjalan hingga detik ini.
Tok
Tok
"Alpha, kita sudah mempersiapkan semuanya." Jeka mengangguk menjauhkan tubuh istrinya.
"Aku akan berusaha." Jeka mencium sesaat bibir itu dan melangkah menjauh.
"Alpha..." Jeka berbalik melihat Lalisa lalu ia tersenyum. "Malam ini kamu adalah seorang Ibu yang paling cantik, berjuanglah tanpa ku maafkan aku..." Ucap Jeka melangkah menjauh Lalisa lantas menangis membuat Rose yang berada di sisinya memeluk sahabatnya.
"Doakan saja semoga Alpha selamat." Lalisa mengangguk, hatinya sesak melihat kepergian suaminya.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WOLF (Lizkook/Jirose)
WerewolfKematian dari keturunan Black Raider akhirnya digantikan oleh anak mereka bernama Jeka sang Alpha yang murni, ia dilahirkan pasangan dari pack Black Raider dan itu sudah menjadi ketentuan kerajaannya. Jeka di kenal sebagai alpha terkejam dan paling...