22. Kematian

469 77 5
                                    

Jack yang memiliki kemampuan lari yang cepat akhirnya sudah sampai di pack, lantas ia berubah menjadi Jeka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jack yang memiliki kemampuan lari yang cepat akhirnya sudah sampai di pack, lantas ia berubah menjadi Jeka.

"LALISA!!" Teriak Jeka.

Jeka merasa frustrasi saat melihat bagaimana banyak mayat di depan sana ia ceroboh dengan tidak memberikan banyak pengamanan di pack.

Jeka mencari ke berbagai tempat tapi ia tidak menemukan Lalisa sama sekali tidak lama kemudian terlihat seorang Guard datang dengan luka penuh di tubuhnya.

"Alpha...Luna...Luna berada di pack The Back." Setelah itu guard itu pun tumbang membuat Jeka memerintahkan Omega untuk membantu membawanya pada tabib.

Jeka lantas berubah menjadi Jack ia lalu berlari menuju pack Victon.

Setelah sampai disana ia melihat banyak orang mengelilingi mansion milik Victon tak terkecuali disana sudah ada Ayah dari Rose.

"Alpha..." Ucap Ayah Rose.

"Dimana Lalisa?" Tanya Jeka yang sudah berubah.

"Dia ada di dalam kamar." Ucap Ayah Rose.

Jeka pun berjalan ke arah salah satu kamar terlihat begitu sunyi membuatnya merasa debaran jantungnya kian berdetak cepat.

Tak lama dilihat wanita yang ia cintai kini terbaring diatas ranjang dengan perut yang dibalut sebuah kain putih. Terlihat darah yang masih melekat di sekitarnya. Jeka mendekat lantas terjatuh dibawah ranjang ia lantas meneteskan air mata.

"Buka matamu Luna, Alpha mu sudah datang." Namun tidak ada pergerakan sama sekali.

"Katakan apa yang terjadi pada Luna!" Pekik Jeka menatap Rose dan Victon terdiam ditempat tidak mengatakan apapun.

"Luna...." Rose lantas menutup mulutnya tidak bisa menjelaskannya karena ini pasti menyakitkan.

"Bayi mu tidak bisa diselamatkan Alpha bahkan kondisi Luna sangat buruk terlebih panah yang mengenai perutnya memiliki racun yang kuat karena terdiri dari salah satu tanaman Wolfsbane." Ucap Victon.

"Tabib sudah memberikan obat terbaik namun karena racun nya sangat kuat maka Luna mungkin tidak bisa mengandung kembali." Ucap Victon dengan penuh rasa sedih.

Jeka mengepalkan tangan lantas meninju tembok hingga retak. "Argghhh...sial!!" Teriak Jeka dengan rasa marah bercampur sedih melihat kondisi sang Luna.

"Apa lagi kondisi buruknya?" Tanya Jeka.

"Luna akan terbangun saat bulan purnama ke-5 karena disaat itu para Wolf mendapatkan kekuatan mereka dengan sempurna, sedangkan sampai kini ia tidak memiliki kemampuan itu jadi Luna dinyatakan koma." Ucap Victon.

Jeka pun tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya hingga terjatuh, matanya sudah dikuasai air mata kesedihan, Luna yang ia cintai dalam keadaan menyedihkan berjuang sendiri dan akhirnya harus menderita.

"Itu semua karena aku, hiks..aku ceroboh arghhh!!" Jerim yang sudah sampai melihat sang Alpha nampak sedang bersedih ia pun berjalan.

"Alpha tenangkan dirimu yakinlah Luna akan segera membaik." Jeka tersenyum getir.

"Apa jadinya saat Luna terbangun? Ia sudah mengharapkan bayi itu bahkan dia sudah mengatakan akan merawatnya bersamaku membesarkannya menjadi seorang gadis pintar seperti orang tuanya, tapi jika dia tau anaknya telah pergi apa dia akan baik-baik saja? Ditambah dengan kemungkinan dia tidak bisa mengandung lagi, apa itu akan baik-baik saja?"

"KATAKAN JERIM!!" Teriak Jeka menarik kerah leher Jerim membuat Jerim juga kebingungan.

"CK, jangan pernah membuatku merasa ada sedikit cahaya jika tau kau sendiri sulit untuk menjawabnya sialan." Ucap Jeka.

"Pergi kalian!" Titah Jeka.

"Alpha..."

"Pergi sialan!! Tinggalkan aku dengan Luna!" Akhirnya mereka pun pergi meninggalkan Jeka bersama sang Luna.

🐺

Jeka pun mengelus lembut rambut hitam itu lalu mencium keningnya. "Bangunlah kita akan bahagia walau hanya hidup berdua, jikapun rakyat tidak menerimamu maka kita akan pergi meninggalkan setiap orang yang membenci istriku wanitaku Luna ku." Ucap Jeka.

Ia menatap perut rata itu lantas mengelusnya ada rasa sesak di dada mengingat saat itu perut itu membuncit namun kini sudah kembali seperti sebelumnya.

Jeka melihat darah itu mulai mengering dengan balutan kain putih dan rempah obat. "Dia bahagia memiliki Ibu yang berniat melindunginya." Ucap Jeka dengan senyum pedihnya.

"Ayah....tau tidak tadi aku diajak berlari dengan Ibu." Ucap seorang gadis bersurai panjang dan mata bulat indah.

"Ah jika saja Ayah ada maka ayah akan melihat bagaimana Ibu melindungi dengan caranya, dia menjadi serigala yang begitu indah dan mempesona."

"Andai aku bisa menjadi putrinya aku akan menjadi seperti Ibu, membawa keberanian untuk membela diriku Ibu sangat cantik Ayah bahkan Ibu tidak sekalipun menangis saat seseorang mencakarnya."

"Ayah aku ingin melihat kalian, tapi sepertinya Dewi tidak memperbolehkan karena seseorang menginginkan kematian ku."

Jeka lantas meneteskan air mata ia ingin menggapai gadis itu mendekapnya tetapi begitu sulit. "Ayah jangan berharap bisa menangkap ku karena Dewi sudah menungguku bersama anak lainnya."

"Jika Ibu terbangun katakan pada Ibu aku menyayanginya bahkan katakan pada Ibu jika aku akan sering memeluknya karena aku menyayanginya." Ucap gadis itu lantas cahaya menyilaukan mata Jeka hingga...

Ia terbangun dari tidurnya karena Jerim datang. "Ah maaf mengganggu tidur anda Alpha." Ucap Jerim.

Jeka menoleh mendapati dirinya yang terbaring sambil menggenggam tangan Lalisa, ia lantas menghela nafas ternyata ia ketiduran. "Jerim tetap waspada aku menginginkan Ten!" Jerim mengangguk.

"Kami sebisa mungkin akan membawanya kehadapan anda Alpha kami akan berusaha." Jeka mengangguk.

Jeka lantas menatap wajah Lalisa. "Kita akan selalu menjadi orang tua yang baik Luna, karena putri kita sendiri yang mengatakan bahwa ia bangga memiliki Ibu sepertimu, dia tidak bersedih karena dia tau yang terbaik untuk Ibunya, jika dia lahir maka kau akan mati maka dari itu ia memilih lebih baik dia yang mati sehingga Dewi membawanya pergi." Ucap Jeka mencium kening Lalisa.

Jeka pun keluar kamarnya mengingat kini ia sedang berada di pack milik Victon.

"Alpha, terimakasih sudah membantu istriku bagaimanapun jika anda tidak berkenan mungkin kondisinya akan lebih parah." Victon tersenyum. "Kita sahabat dan itu sudah menjadi tanggungjawab ku apalagi mengingat aku sudah bersumpah padamu Alpha." Jeka mengangguk.

"Lantas langkah apa yang akan diambil setelah mengetahui kondisi Luna? Apakah ada niat untuk menghabisi Ten?"

"Untuk itu aku ingin Lalisa segera pulih lebih dulu, ini awal yang mungkin sangat sulit dilalui, tapi aku juga tidak akan diam saja membiarkan Ten bebas."

"Jika Alpha memerlukan bantuan pack ku siap membantu kami akan siap menjadi perisai kami adalah wolf sejati dan sumpah ku akan aku bawa hingga titik darah penghabisan." Jeka menoleh mendapati Victon mengucapkannya dengan sungguh-sungguh.

Jeka lantas menarik Victon kedalam pelukannya. "Terimakasih sudah mau menganggap ku sahabat Alpha dan aku juga akan melakukan hal yang sama." Victon tersenyum mengangguk lantas menepuk punggung Jeka dengan haru. "Ya, seperti itulah baiknya."

TBC.

THE WOLF (Lizkook/Jirose)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang