"Good morning, Tae-tae"
Gadis itu mengeratkan pelukan. Bibir miliknya sempat mengecup pelan dada yang terasa bidang tersebut. Membuat erangan seorang wanita terdengar.
"Love, jika kau terus menggodaku seperti ini. Kita akan mengulang kejadian semalam,"
Mendengar suara dalam dan sentuhan menggoda dipunggungnya. Membuat Jennie tersentak. Ia membuka matanya lantas menatap nyalang, seorang wanita yang tengah menatap dengan menggoda.
"Kau?! Brengsek, apa yang kau lakukan dikamarku?!"
Lisa mengangkat sebelah alis. Menopang tubuhnya dengan satu tangan, wanita itu menatap Jennie dengan menyeringai "Nice view," Siulnya menggoda.
Jennie menatap kearah tubuhnya. Lantas cepat cepat ia mengeratkan kimono putih menutupi tubuh terbuka nya, sialan wanita itu sempat melihat tubuh bagian atas yang sedikit terbuka tadi.
"bajingan!,"
Lisa terkekeh dalam. Jennie mengernyit, meneliti setiap detail kamar yang ditempatinya. Lantas menyadari, bahwa itu bukanlah kamar hotel yang disewa untuk beberapa hari ini.
"Ini kamarku, Love." Lisa menjawab kebingungan gadis itu.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku bisa ada disini?!"
Berhubungan dengan Lisa, hal yang paling dihindari Jennie. Ia begitu membenci wanita didepannya tersebut.
"Kau tidak ingat kejadian semalam?"
Jennie terdiam. Ia mencoba mengingat, namun nihil. Inilah keburukannya, setiap ia meminum alkohol dengan kadar tinggi, Jennie tidak bisa mengingat apapun setelahnya.
Suatu kesadaran menyentak dalam pikirannya. Gadis itu berdiri. Mencoba melangkahkan kaki, dan ketika menyadari tidak ada sakit yang terasa disekitar pangkal paha dalam ia menghela nafas panjang.
Lisa tertawa kecil. Merasa lucu dengan tingkah gadis itu "Tenang, love. You still a virgin,"
Jennie menatapnya tajam. Lisa kembali melanjutkan dengan senyum menggoda "Kecuali jika kau mau melepasnya bersamaku, pagi ini."
"In your hallucination, Bastard!"
Usai mengatakan kalimat itu. Jennie cepat cepat menyambar gaun yang berada dimeja. Gaun itu berwarna biru muda, dengan tali spaghetti. Itu jelas bukan gaunnya semalam. Tapi Jennie tidak peduli, ia akan mengenakan gaun itu dan segera pergi dari sana.
Menjauhi wanita itu secepat yang ia bisa.
Menutup pintu kamar mandi dengan kencang, Jennie menyalakan shower. Membasuh tubuhnya dengan cepat, dan menghela napas panjang juga setengah mengumpat.
"Jika Taehyung tau semua ini, apa yang akan terjadi? Sial! Seharusnya semalam kau tidak melewati batas, Jennie!." Gumamnya menyesali kebodohannya yang meminum banyak alkohol semalam.
Diluar kamar mandi. Lisa menyeringai. Memperhatikan pintu yang tadi dimasuki Jennie itu.
Ponsel hitam miliknya bergetar diatas nakas. Wanita yang terbilang sangat tampan dengan manik biru gelap tersebut menerima panggilan. Tak lama, sebuah seringai terlihat.
Bertepatan dengan pintu kamar mandi yang terbuka, Lisa menutup sambungan.
Melangkah mendekati Jennie yang menatapnya dengan tajam dan waspada, wanita itu memerangkap tubuh Jennie kedalam pelukan.
"Eldest Young master Brüschweiler, apa yang kau lakukan?! lepaskan aku!" setengah menjerit, Jennie mencoba melepaskan pelukan wanita jakung itu.
Lisa mengecup pundak terbuka Jennie. Membuat gadis dipelukannya itu membeku dengan manik terbelalak, dan ketika wanita itu berbisik disamping telinganya.
Tanpa sadar, kedua tangan gadis berambut coklat gelap itu terkepal erat.
"You will be mine, love."
"For now, and will be forever Jennie Kim."
Kalimat posesif dengan penuh tekanan itu, membuat Jennie tersadar. 4 tahun berlalu, ternyata obsesi wanita itu masih bergantung pada nya. Sepenuhnya, tanpa berkurang
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Good or Bad?
Fanfiction[Beberapa part harus di privat, follow baru bisa membuka dan membacanya!] ⚠️Warning 17+, Be wise in reading stories!⚠️ Jennie terkejut ketika mendapati dirinya terbaring bersama dengan seorang wanita. Wanita yang dihindarinya selama 4 tahun belakang...