"Aku memperingatkanmu kembali, Eldest Young Master." Ujar Jennie dengan tegas.
"Jangan mencoba mencampuri urusan pekerjaanku, dan jangan menghasut brand brand itu untuk mengurangi ataupun menambahkan baik jadwal, pakaian atau apapun itu. Aku membenci tindakanmu."
Lisa bersandar ke sofa "Sebenarnya aku melakukan itu karna tidak menyukai tubuhmu terpampang bebas dimajalah majalah tersebut, Sayang."
Jennie memutar bola matanya malas "aku model, Eldest Young Master. Foto fotoku akan terpajang diberbagai majalah, kau terlalu berlebihan. Lagipula apa ruginya untukmu huh? Ini tubuhku, aku bebas---"
Ucapan Jennie terhenti setelah gadis itu menatap ekspresi dingin Lisa. Wanita itu menatapnya dengan manik yang menggelap.
"Apa kau ingin fotomu dijadikan bahan fantasi nakal para idiot, Ruby?"
Jennie menatapnya tajam "Namaku Jennie, Eldest Young Master."
"Aku tidak peduli! Bagiku kau tetap Rubyku," Sentak Lisa kemudian mendekati gadis itu.
"Dan mengenai pemotretan itu, aku tidak akan menghentikan tindakanku yang membuat para brand pakaian dalam tersebut agar menarik jadwal pemotretan denganmu Ruby."
Jemari Lisa terulur kearah rambut Jennie. Kemudian ia menghirup rambut itu sekilas "Karna aku tidak akan pernah membiarkan keindahan tubuhmu dinikmati idiot diluaran sana,"
***
Jin masih berada di Seoul. Ia tinggal tak jauh dari apartemen Taehyung. Hasil foto usg yang diberikan Taehyung padanya telah ia berikan pada ibunya.
Kini, Jin tengah duduk bersantai di sebuah kedai kopi. Ponselnya berdering, pria itu meliriknya sekilas.
"Ya, eomma?" Ujarnya setelah menerima panggilan.
'Kenapa kau lama mengangkat panggilannya, Jin? Jangan katakan---'
"Tidak eomma! Aku tidak sedang melakukan hal buruk, hanya sedang memesan kopi dan croissant." jelas Jin setelah mendengus pelan.
Diujung sana, Ibunya nampak menghela nafas lega. Ia sedikit khawatir putranya itu kembali terjerumus kedalam hal tidak baik, setelah baru saja menjalani rehabilitasi 6 bulan lalu.
'Baguslah,'
'Oh ya, eomma sudah melihat foto usg yang kau kirimkan. Lalu, bagaimana dengan Taehyung? Apa anak itu sudah setuju untuk bertanggung jawab dan menikahi Tzuyu?'
"Belum eomma. Putra kesayangan suamimu itu, masih mempertahankan hubungannya dengan gadis model yang dulu ia bawa. Ia bahkan bersikeras melanjutkan pertunangannya,"
Jin kemudian meneguk kopinya yang baru dihidangkan seorang pelayan. Pria itu tampak menyesapnya dengan santai. Pandangannya menatap kearah luar kedai.
'Anak itu! Pertunangan mereka tidak boleh terjadi, Jin. Selain karna keluarga Tzuyu yang mungkin akan segera menghancurkan bisnis kita setelah mengetahui keadaan putrinya. Eomma juga tidak terlalu menyukai Jennie, gadis itu begitu angkuh dan keras kepala. Sulit diatur.'
Jin tertawa kecil. Dalam hati ia memuji kekasih adiknya, dibanding menghadapi Jennie ibunya memilih menghindarinya. Tiap kali Jennie berkunjung, Saeri hanya akan menyapa gadis itu sekilas dan pergi menjauhinya.
Karna setiap ia melontarkan perkataan pedas, Jennie kerap membalasnya. Gadis itu juga tidak mudah menurut jika ia memerintah sesuatu, tidak seperti tindakan calon menantu ideal menurutnya.
"Kau tidak akan bisa mengendalikan Taehyung lagi, jika dia tetap memilih Jennie." Jin tersenyum miring.
'Karna itu, cari cara agar pertunangan mereka batal! Tapi jangan libatkan dirimu dengan Jennie, Jin. Atau eomma akan mengirimmu pada pusat rehabilitasi itu kembali.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Good or Bad?
Fanfic[Beberapa part harus di privat, follow baru bisa membuka dan membacanya!] ⚠️Warning 17+, Be wise in reading stories!⚠️ Jennie terkejut ketika mendapati dirinya terbaring bersama dengan seorang wanita. Wanita yang dihindarinya selama 4 tahun belakang...