Dua minggu telah berlalu sejak pernikahan tidak terduganya dengan Lisa. Jennie kini sudah menjalani pemotretan seperti biasa.
Ia sangat bersyukur beberapa hari lalu tamu bulanannya baru saja selesai. Itu artinya, ia sama sekali tidak hamil setelah melakukannya dengan Lisa malam itu.
"Love, sudah selesai?"
Lisa muncul dipintu kamar. Ia terlihat sudah rapi mengenakan setelan jas berwarna hitam. Sedangkan Jennie sendiri mengenakan gaun maroon yang mencetak tubuhnya secara nyata.
Panjang gaun itu hanya sepahanya, menampilkan kaki jenjangnya. Lisa mendesis tidak suka.
"Ganti gaunnya sayang,"
Lisa menuju walk in closet. Meneliti setiap gaun dan mengambil gaun berwarna navy, dengan panjang melebihi paha.
"Kenakan---"
"Nope!" Sela Jennie diakhiri delikan.
"Aku mengenakan gaun ini, atau aku tidak jadi ikut."
Lisa menatapnya dalam. Jennie memang sudah mengatakan akan mencoba menerima pernikahan ini. Meski wanita itu belum mencintai atau menyayanginya sama sekali.
Selama dua minggu tinggal bersama, mereka cukup dekat. Walau kejadian dimalam setelah pernikahan tidak pernah terjadi lagi. Ya, sex. Tidak ada sex diantara mereka.
Dan malam ini, Lisa akan mengajak Jennie menghadiri pesta sebuah perusahaan dari salah satu koleganya. Pesta itu dilaksanakan disebuah hotel ternama yang terletak dipusat kota Seoul.
Cukup sulit membujuk istri sexynya itu agar bisa ikut. Lisa memerlukan waktu hampir 5 hari sebelum akhirnya Jennie menyetujuinya dengan cukup terpaksa.
"Fine, kau bisa mengenakan gaun itu." Ujar Lisa kemudian membuat senyum tipis muncul dibibir Jennie.
Lisa menyimpan gaun diranjang mereka. Kemudian mendekati Jennie, dan dengan cepat mengecup bibir wanita yang dicintainya.
"Ayo pergi, sayang."
Lisa merangkul pinggang Jennie menuju keluar kamar. Keduanya lantas menuju pintu utama mansion. Disana Seulgi berdiri menyambut keduanya dengan anggukan ringan.
"Hello, Eldest Young Master & Eldest Young Lady Brüschweiler."
Lisa menganggukkan kepalanya "Mobilku sudah siap?"
"Yes, Eldest Young Master. Kunci anda," Seulgi menyodorkan sebuah kunci mobil Bugatti atasannya tersebut.
Jennie melirik mobil yang terparkir dihalaman mansion. Wanita itu berdecak kagum melihat keindahan mobil hitam salah satu milik billionaire itu.
"Nice car, Eldest Young Master" Puji Jennie ketika memasuki mobil setelah Lisa membukakan pintu untuknya.
Lisa menyeringai lebar. Menundukkan kepalanya dan sempat mencium pipi istrinya, wanita itu menatap Jennie dalam.
"Kau belum melihat kesayanganku yang utama, love."
***
Pesta besar yang diadakan di hotel itu nampak ramai. Penjagaan ketat terlihat. Para bodyguard berpakaian hitam mengawasi disetiap penjuru.
Ini kali kedua Jennie menghadiri pesta bersama Lisa. Wanita itu melangkahkan kakinya memasuki ballroom.
"Welcome, President Brüschweiler." Sapa seorang pria nampak menatap Lisa dengan berwibawa.
"Ah Mr. Lee, selamat atas pengangkatan putramu."
"Terima kasih atas ucapan dan kehadiranmu President Brüschweiler" Lee Soo-man menatap Jennie lekat "Dan siapa wanita cantik ini?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Good or Bad?
Fanfiction[Beberapa part harus di privat, follow baru bisa membuka dan membacanya!] ⚠️Warning 17+, Be wise in reading stories!⚠️ Jennie terkejut ketika mendapati dirinya terbaring bersama dengan seorang wanita. Wanita yang dihindarinya selama 4 tahun belakang...