Irene tengah menunggu seseorang. Wanita itu duduk disebuah kursi. Tak lama seorang wanita berjalan menghampirinya.
"Miss, Mr. Kim meminta anda untuk ke ruangannya."
Irene mengangguk, kemudian mengikuti wanita itu. Ia mengarahkan Irene pada sebuah ruangan. Setelah mengetuk pintu, mereka berjalan masuk.
"Irene! Long time no see." sapa seorang pria yang duduk di sofa putih.
Irene menarik senyumnya. Ia duduk setelah dipersilahkan, wanita tadi berjalan keluar untuk mengambil minuman dan beberapa makanan ringan.
Kim Jun-myeon, pria berusia 32 tahun itu merupakan pemilik agensi yang menaungi karir modeling Jennie.
Irene mengenal pria itu, karna sebelum bekerja sebagai manager sekaligus asisten Jennie ia bekerja pada Suho. Sebagai sekretaris pengganti, selama 3 bulan. Suho pria baik dan ramah.
"Mr. Kim, maaf menemui anda secara mendadak seperti ini." Ujar Irene membuat Suho mengibaskan tangannya.
"Kau seperti klien saja! Sudah ku ingatkan, tidak perlu bicara formal atau segan padaku Irene-ah." Suho menarik senyum tipis.
"We friends, okay?" Karna usia Irene yang berbeda 4 tahun dengannya Suho menginginkan mereka berteman. Pria itu cukup menyukai sikap profesional Irene saat bekerja dan jika tidak dalam waktu bekerja, Irene bisa diajak berbincang santai.
Irene menghela nafas panjang "Baiklah, Suho. Jika begitu, aku langsung saja."
"Sebenarnya, alasan ku menemuimi untuk meminta bantuan," Ujarnya.
Suho mengangguk "Okay, dan tentang apa itu?"
Irene menggelengkan kepalanya "Seorang wanita yang belakangan cukup menyulitkan Jennie, dengan kontrak kerja."
Suho menaikkan sebelah alisnya. Nampak penasaran, karna biasanya Jennie tidak terlibat permasalahan apapun dengan brand ataupun kontrak kerjanya.
"Wanita itu, Lalisa Brüschweiler M." Sebut Irene.
***
Lisa menerima panggilan yang masuk kedalam ponselnya itu. Ia berdecak melihat nama Eunseo terpampang dilayar ponsel mahalnya.
"Kau menggangguku, Kim."
'Ini Jiyeon, Lisa. Maaf jika aku mengganggu waktumu, apa kau sedang sibuk?'
Lisa menghela nafas panjang. Eunseo pasti sudah memberitahukan mengenai Jennie pada istrinya itu. Karna temannya tidak berhasil mengorek informasi lebih lanjut, mungkin kini ia menugaskan istrinya agar bertanya padanya.
"Lumayan, soal apa ini Jiyeon?"
Lisa melepas kacamatanya. Ia menekan kedua matanya dan bersandar dikursi. Sekilas tatapannya melirik kearah jam dimeja kerjanya. Pukul 7 malam.
'Apa benar Ruby ada di Seoul, Lisa?'
"Hm, lalu?"
'Dimana dia tepatnya berada? Juyeon mengatakan, ia tidak bisa menemukan Ruby lewat Sehun. Apa kau menyembunyikannya selama ini?!'
Lisa terkekeh pelan "Jika aku menyembunyikannya, kalian pasti sekarang sudah mendengar kabar bahwa Ruby telah memiliki seorang anak dariku."
Lisa mendengar umpatan Jiyeon. Wanita itu mengomel dibalik panggilan.
'Jangan main main, Lalisa. Aku ingin tau tentang adik iparku itu, mom bahkan--'
"Kenapa kau ingin tau, Jiyeon-ah? Dia membencimu bahkan menghinamu dengan buruk 4 tahun lalu, apa setelah tau tentang keberadaannya kau akan membalaskan dendam padanya?" Tanya Lisa iseng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Good or Bad?
Fanfiction[Beberapa part harus di privat, follow baru bisa membuka dan membacanya!] ⚠️Warning 17+, Be wise in reading stories!⚠️ Jennie terkejut ketika mendapati dirinya terbaring bersama dengan seorang wanita. Wanita yang dihindarinya selama 4 tahun belakang...