Bunyi detikan layar menampilkan kondisi Nancy terdengar memenuhi ruangan ketika Jennie memasuki ruang perawatan wanita itu.
Lebam diarea lehernya sudah tidak terlalu kentara. Meski dokter mengatakan kondisi Nancy masih belum ada kemajuan sama seperti awal.
Jennie duduk dikursi berdampingan dengan ranjang perawatan Nancy. Ia menggenggam tangan rapuh wanita itu.
"Hai Nancy, ini Jennie. Maaf jika aku baru berkunjung lagi. Seminggu lalu pernikahanku dan Lisa sudah dilangsungkan, aku berharap kau juga mendoakan kami. Aku terkejut ketika mendapatkan kabar jika hari itu Lucas berhasil mendapatkanmu dipondok Jackson."
"Aku menyesal tidak bisa membantu banyak saat itu." Jennie menghela nafas panjang. Ia melirik ranjang bayi yang telah kosong, lalu mengulas setitik senyum tipis.
"3 hari lalu, bayimu akhirnya berhasil keluar dari masa kritis. Meski ia tetap harus menjalankan masa inkubasi karna terlahir prematur. Kau tau, dia berjenis kelamin perempuan. Dia sangat cantik, maniknya berwarna coklat."
"Sedikit rambutnya berwarna coklat kemerahan. Dengan adanya malaikat kecil secantik itu, tidakkah kau ingin segera bangun dari tidurmu Nancy?"
Jennie termenung. Kesenyapan mendominasi ruangan itu. Menatap kembali Nancy, Jennie tersenyum kecil.
"Bangunlah secepatnya, Nancy. Bayimu membutuhkan ibunya."
Usai mengatakan itu, Jennie melepaskan tangan Nancy. Ia bangkit berdiri dan meninggalkan ruangan perawatan. Lisa menyambutnya, ia merangkul Jennie dan menatap kearah Nancy sekilas.
"Lisa, bagaimana jika Nancy tidak berhasil keluar dari komanya? Siapa yang akan mengurusi bayi itu?"
Lisa menatapnya "Nancy pernah meminta bantuanku sebelumnya, dia mengatakan jika ia hanya perlu mempertahankan bayinya hingga lahir. Jika ia tiada, Nancy telah berpesan agar bayinya tidak disangkutkan identitas dengan Nancy. Bayi itu akan diserahkan pada bibinya, yang tinggal di Seoul."
"Wanita setengah baya itu, seorang janda tanpa anak. Nancy yakin dia akan mengurus bayinya dengan baik."
Penjelasan Lisa membuat Jennie menatap lama kondisi Nancy. Ia kemudian mengajak Lisa untuk menjenguk bayi perempuan Nancy diruang inkubasi.
"Dia sangat cantik Lisa, aku berharap dimasa depan kehidupannya dapat berjalan dengan lebih baik."
Lisa mengangguki ucapannya. Usai melihat bayi Nancy, Lisa membawa Jennie untuk kembali ke mansion The Kim's. Jennie harus beristirahat dan meminum susu kehamilannya.
***
Di gedung perusahaan milik The Kim's, seminggu kemudian Daewook tengah duduk berhadapan dengan seorang pria paruh baya. Tatapan Daewook menajam.
Kepalan tangannya terlihat. Ia terlihat begitu tidak menyukai kehadiran pria didepannya tersebut.
"Kau tidak seharusnya datang, Park Seonho!"
Pria paruh baya yang dipanggil Park Seonho tersebut menatap datar Daewook. Raut penyesalan terlihat samar disorot mata tuanya.
"Ini sudah 20 tahun terlewat, Daewook-ssi. Selama itu aku sudah merasakan karmaku karna melakukan hal buruk itu pada Dara. Kini aku menyesalinya segalanya, aku hanya ingin menemui putriku sekali saja Daewook-ssi. Sebelum---"
"Putrimu?! Beraninya kau mengatakan itu! Ruby putriku, dia putriku dengan Yoorae. Kau tidak berhak sama sekali atas dirinya," Tekan Daewook dengan murka.
Nafasnya tersenggal ingin sekali ia menghajar wajah tidak tahu malu pria didepannya ini. Seonho menundukkan kepalanya, ia bahkan bersimpuh didepan Daewook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Good or Bad?
Fanfiction[Beberapa part harus di privat, follow baru bisa membuka dan membacanya!] ⚠️Warning 17+, Be wise in reading stories!⚠️ Jennie terkejut ketika mendapati dirinya terbaring bersama dengan seorang wanita. Wanita yang dihindarinya selama 4 tahun belakang...