24

5.6K 425 2
                                        

Daegu.

Berhari hari disibukkan dengan mengurusi keperluan untuk pernikahan putri bungsunya, Yoorae akhirnya mendapatkan waktu senggang penuh hari ini.

Wanita paruh baya itu menyesap teh yang dibawakan pelayan. Daewook tengah membaca koran didepannya. Sepasang paruh baya itu tengah bersantai dihalaman belakang mansion yang dipenuhi berbagai macam tanaman.

"Honey, apa kau sudah menghubungi Lisa pagi ini?"

Yoorae membuka obrolan usai meneguk tehnya. Daewook menyimpan koran, dan melipatnya. Anggukan ringan ia berikan pada istrinya tersebut.

"Tadi pagi, Lisa mengatakan akan membawa Ruby kembali minggu depan."

Persiapan pernikahan Jennie dan Lisa telah usai diatur Yoorae dan Jiwoon. Mereka tinggal melihat hasilnya nanti 3 hari sebelum acara dimulai.

"Mengapa lama sekali? Apa Ruby masih sibuk pemotretan?"

"Kau tau benar putrimu itu, Yoorae-ah." Ujar Daewook dengan seringai geli.

Dulu Yoorae juga pernah bekerja hanya saja bukan sebagai model. Tetapi sebagai seorang sekretaris. Yoorae begitu giat bekerja, ia kerap mengambil waktu lebih agar pekerjaannya tidak tertunda. Dan ternyata kini, menurun pada Jennie.

Yang selalu memilih menyelesaikan segala pekerjaannya terlebih dahulu sebelum mengambil cuti. Meski Suho sudah mengizinkannya.

Yoorae tertawa ringan. Jennie benar benar mirip dengannya. Sudah layaknya seperti seorang anak yang ia kandung dan lahirkan. Tawa wanita paruh baya itu perlahan terkikis.

Sebuah ingatan terlintas dibenaknya, ketika pertama kali mengangkat Jennie menjadi putri kecilnya.

Dulu, Ia bertemu seorang wanita disebuah jalanan. Saat itu, Daewook tengah membawanya berlibur untuk merayakan hari jadi pernikahan mereka sekaligus babymoon karna Yoorae mengandung calon bayi kedua.

***

'Ya, honey. Take care okay? Jangan merepotkan aunty Jiwoon ya, juga jangan membuat masalah apapun selama mom dan dad pergi Juyeon-ah.'

"Geez mom! I won't do that, berlibur saja bersama daddy. Uncle David said when you came back here, you will bring me many toys and also little sister."

Yoorae tertawa mendengar rentetan kalimat putrinya dibalik telepon. Sedangkan Daewook menggeleng pelan, ia hanya mengusung senyumnya.

Speaker ponsel Yoorae memang sengaja diaktifkan sehingga keduanya bisa mendengar suara Eunseo.

Yoorae hendak membalas ucapan putrinya ketika matanya tanpa sengaja melihat kejalanan dan membulat.

"Gosh! Daewook-ah, awas!" Seru Yoorae panik ketika mobil mereka hampir menabrak seorang wanita yang mendadak berlari melintasi jalanan.

Daewook dengan spontan membanting stir kearah samping guna menghindari wanita tadi. Mobilnya menabrak pembatas jalanan dengan cukup keras. Guncangan tersebut membuat Yoorae memekik, ia tersentak kedepan.

Beruntung bantalan penahan benturan bekerja dan menahan kepalanya agar tidak terhantam bagian depan mobil.

"Shit! Yoorae-ah, kau tidak apa apa?!" Daewook dengan panik melepaskan sabuk pengamannya.

Kepulan asap mulai terlihat dari balik mesin bagian depan mobil. Kepanikan semakin terjadi ketika Yoorae merintih memegangi perutnya.

Daewook mencoba melepaskan sabuk pengaman Yoorae. Pria itu berkeringat dingin. Ia melepaskan paksa jalinan sabuk pengaman yang kemungkinan sempat menekan perut Yoorae ketika benturan cukup keras tadi.

Destiny Good or Bad?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang